3 Minggu 'Jual Beli' Tembakan, Beginilah Kondisi Jalur Gaza setelah Perang Hamas dan Israel
Israel dan Hamas terus jual beli tembakan di jalur gaza. Saling tembak dan tak mau mengalah. Beginilah kondisi jalur gaza tersebut
TRIBUNPEKANBARU.COM- Setelah 3 minggu terakhir terus melakukan saling tembak antara Hamas dan Israel, Jalur gaza kian membara.
Keduanya tak mau kalah dengan saling jual beli tembakan dan jalur gaza menjadi lokasi yang sangat berbahaya.
Lantas bagaimana kondisi jalur gaza setelah kedua tak mau saling kalah.
Seperti dilaporkan tank dan pesawat tempur Israel terus mengebom pos-pos Hamas pada Jumat (28/8/2020), sedangkan kelompok radikal itu membalasnya dengan serangan roket.
• Indonesia Buat Jet Tempur F-16 Bisa Menembak Tanpa Melihat, Dipersenjatai Peluru Pintar
• Wanita Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Dalam Selimut, Diduga Karena Cinta Segitiga
• Full Album Woro Widowati, Kumpulan Lagu Cover Terbaik Woro Widowati (video)
Jual-beli serangan itu sudah berlangsung selama 3 minggu terakhir, dan tidak menunjukkan adanya indikasi penghentian serangan meski sudah ditengahi negara-negara lain.
Jurnalis AFP di lokasi melaporkan, sirene peringatan terdengar sebelum fajar di dekat perbatasan Israel, ketika serangan udara terjadi dan Hamas menembakkan 6 roket sebagai pembalasan.
Kelompok radikal Palestina yang menguasai Gaza sejak 2007 itu mengatakan, roket tersebut adalah "respons langsung terhadap eskalasi oleh penjajah Israel".
Israel melancarkan gelombang serangan baru sebagai pembalasan, yang menargetkan "target militer Hamas lainnya" di Gaza, termasuk "lokasi pembuatan senjata," kata pernyataan militer Israel yang dikutip AFP.
Israel juga sudah membombardir Gaza dengan bom hampir setiap hari sejak 6 Agustus, sebagai tanggapan atas balon-balon pembakar dan roket-roket yang diluncurkan melintasi perbatasan.
Balon-balon itu memicu lebih dari 400 kebakaran di Israel selatan, menurut data pemadam kebakaran setempat.
Balon api banyak dianggap sebagai upaya Hamas untuk meningkatkan persyaratan gencatan senjata informal, di mana Israel berkomitmen melonggarkan blokade 13 tahun dengan imbalan ketenangan di perbatasan.
Namun sejauh ini yang dilakukan Israel adalah memperketat blokade.
Israel juga melarang nelayan Gaza melaut dan mencegah barang-barangnya melintasi wilayah itu. Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza akhirnya ditutup karena kekurangan bahan bakar.
Delegasi Mesir sudah bolak-balik coba menengahi pertikaian kedua kubu.
Upaya itu juga diikuti utusan Qatar untuk Gaza, Mohammed El Emadi, yang terbaru mengirimkan bantuan sebesar 30 juta dollar AS (Rp 439,1 miliar, kurs Rp 14.600/dollar AS) pada Selasa (25/8/2020) sebelum mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Israel di Tel Aviv.
