Bangunan Raksasa Nan Mewah Ini, Jadi Hotel Hantu Terbesar di Dunia, Begini Kisahnya
Hotel Ryugyong di Pyongyang, Ibukota Korea Utara adalah hotel tak berpenghuni terbesar di dunia. Dibangun sejak tahun 1987.
Penulis: aries | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hotel Ryugyong di Pyongyang, Ibukota Korea Utara adalah hotel tak berpenghuni terbesar di dunia.
Bangunan pencakar langit itu dibangun pada tahun 1987.
Gedung berbentuk piramida itu memiliki ketinggian lebih dari 1.000 kaki.
Dirancang untuk menampung setidaknya 3.000 kamar, serta lima restoran berputar dengan pemandangan panorama.
Namun sayang, bangunan yang juga menjadi gedung tertinggi di Kota Pyongyang itu samasekali tidak pernah beroperasi dari awal dibangun hingga saat ini.
Hotel Ryugyong - dinamai menurut nama sejarah Pyongyang yang berarti "ibu kota pohon willow" - seharusnya dibuka pada tahun 1989.
Namun, harapan itu pupus. Hotel itu tidak pernah digunakan hingga hari ini.
Alhasil, Hotel Ryugyong pun kerap disebut sebagai hotel hantu.
Pembangunan konstruksi bangunan itu sendiri baru selesai pada tahun 1992.

Setelah beberapa kali terhenti dalam proses pengerjaan.
Namun, usai pengerjaan konstruksi, pembangunan Hotel Ryugyong kembali mandeg.
Alhasil, bangunan itu tampak berdiri telanjang tanpa jendela.
yang terlihat hanya lubang-lubang yang memisahkan antar masing-masing lantai.
Dan dari kejauhan, Hotel Ryugyong terlihat seperti monster di kala itu.
Pada tahun 2008, setelah jeda selama 16 tahun, konstruksi itu kembali dilanjutkan,
Penuntasan bangunan itu sebagai bagian dari kesepakatan dengan Orascom, konglomerat Mesir yang dikontrak untuk membangun jaringan 3G Korea Utara.
Derek tua berkarat yang telah berdiri di atas gedung selama dua dekade akhirnya disingkirkan.
Pekerja yang dibantu oleh para insinyur Mesir memasang panel kaca dan logam pada struktur beton dengan biaya $ 180 juta.
Melapisinya sepenuhnya dan memberikan tampilan yang halus pada bangunan.
Hotel ini telah dibalut logam dan kaca, dan kemudian dilengkapi dengan lampu LED untuk mengubahnya menjadi tontonan malam yang penuh warna.
Proyek yang selesai pada 2011 itu memicu spekulasi tentang pembukaan hotel.
Pada akhir 2012, grup hotel mewah Jerman Kempinski mengumumkan bahwa sebagian Ryugyong akan dibuka di bawah manajemennya pada pertengahan 2013,
Tetapi, niat itu kemudian dibatalkan beberapa bulan kemudian, manajemen Kempinski menyatakan secara ekonomis sulit bagi mereka untuk mengembangan hotel tersebut.
Namun dibalik pembatalan kerjasama itu, muncul desas-desus bahwa bangunan itu secara struktural tidak sehat karena teknik konstruksi yang buruk dan penggunaan material yang tidak maksimal.
Alhasil, Hotel Hotel Ryugyong Masih tertutup hingga hari ini, Hotel Ryugyong tetap menjadi gedung tak berpenghuni tertinggi di dunia.
Bersaing dengan Korea Selatan
Hotel Ryugyong adalah produk dari persaingan Perang Dingin antara Korea Selatan yang didukung AS dan Korea Utara yang didukung Soviet.
Korea Utara sendiri terdorong untuk membangun bangunan itu,
karena merasa "panas" dengan sebuah perusahaan Korea Selatan yang hotel tertinggi di dunia, Westin Stamford di Singapura pada tahun 80-an tersebut.
Selain itu, ibu kota Korea Selatan, Seoul, juga bersiap-siap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1988.

Sebagai bagian dari tanggapan politik Korea Utara terhadap pencapaian Korea Selatan,
Pyongyang menyelenggarakan Festival Pemuda dan Pelajar Sedunia tahun 1989, semacam Olimpiade versi sosialis.
Dan seiring dengan acara itu, Korea Utara pun merancang rencana membangun hotel terbesar dan tertinggi di dunia.
Namun karena masalah teknik, Hotel Ryugyong belum selesai tepat waktu untuk festival.
Sebab, Pemerintah Korea Utara telah menggelontorkan miliaran dolar untuk Festival Pemuda dan Pelajar Sedunia.
Mereka membangun stadion baru, memperluas bandara Pyongyang, dan membuka jalan baru.
Tentu saja, obsesi itu membebani ekonomi negara itu,
Sementara runtuhnya Uni Soviet membuatnya kehilangan bantuan dan investasi penting.
Korea Utara pun perlahan tapi pasti mengalami krisis ekonomi.
Dan akhirnya, pembangunan Hotel Ryugyong Meskipun pun dihentikan.
Kini, meski fisik bangunan itu sudah tuntas, namun tak pernah sekalipun dioperasikan.
Penyebabnya, ternyata tak ada fasilitas apa pun yang ada di dalam Hotel Ryugyong tersebut.
Dan akhirnya, Hotel Ryugyong pun menjadi hotel hantu . ( Tribunpekanbaru.com )