Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Uji Klinis Belum Selesai, Amerika Serikat Setujui Vaksin Virus Corona, Apa Dampaknya?

Amerika Serikat mengambil kebijakan yang tak biasa.Mereka izinkan penggunaan vaksin sebelum uji klini selesai. Bagaimana dampaknya

Editor: Budi Rahmat
Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi vaksin corona 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat mengambil keputusan yang tidak populer dengan memberikan izin terkait penggunaan vaksin virus corona meskipun belum lolos uji klinis.

Kebijakan yang diambil karena kebutuhan vaksin yang darurat untuk penanganan pasien virus corona.

Namun apa damapknya dengan keputusan tersebut. Sebab uji kinis vaksin yang diciptakan itu belum selesai

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) kemungkinan akan memberikan persetujuan darurat untuk calon vaksin corona, meski uji klinisnya belum selesai.

ILUSTRASI - Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
ILUSTRASI - Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (illustrator_scmp)

Dianggap Bunga Tidur, Ternyata Inilah Makna Mimpi Berselingkuh, Termasuk dengan Mantan

Ada Logo RANS Raffi Ahmad dan Nagita Slavina di Badan Pesawat, Dirut Garuda Sebut Soal Surprise

Ramalan Zodiak Senin 31 Agustus 2020, Taurus Jangan Tertipu Janji Palsu, Leo Jangan Berlebihan

Hal itu disampaikannya pada Minggu (30/8/2020) dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

Permintaan persetujuan yang tidak biasa seperti itu harus datang dari pengembang vaksin, kata Stephen Hahn.

"Jika mereka melakukannya sebelum akhir Fase III" yang melibatkan pengujian ke manusia dalam skala besar, "kami mungkin menganggapnya layak. Kami juga mungkin menganggapnya tidak layak, dan akan membuat keputusan kemudian."

Akan tetapi Hahn bersikeras dia tidak bertindak di bawah tekanan Presiden Donald Trump, yang berulang kali berjanji vaksin akan siap sebelum pemilu AS 3 November.

"Ini akan (berdasarkan) sains, ilmu kedokteran, keputusan data," ucap Hahn. "Ini tidak akan menjadi keputusan politik."

Sebanyak tiga produsen obat-obatan di negara Barat melakukan uji klinis Fase III mereka dengan lancar, dan melibatkan puluhan ribu peserta.

Ketiganya adalah AstraZeneca yang bermitra dengan Universitas Oxford di Inggris; Moderna yang menggandeng Institut Kesehatan Nasional AS; dan aliansi Pfizer/BioNTech.

Di uji coba ini, sulit diprediksi kapan hasil mutlaknnya akan muncul.

Setengah dari peserta uji coba disuntik vaksin eksperimental, sedangkan separuh lainnya diberi plasebo, menurut laporan dari kantor berita AFP Senin (31/8/2020).

Dalam prosedur normal, pengelola tes harus menunggu mungkin berbulan-bulan, untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan secara statistik pada tingkat infeksi kedua kelompok.

Hahn juga mengatakan, otorisasi darurat belum tentu bisa mencakup distribusi ke semua orang, yang kemungkinan diprioritaskan untuk kelompok tertentu yang berisiko tinggi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved