Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Sukses Kopassus dan Raider Kostrad Berhasil Bebaskan Sandera Ekspedisi Lorentz 95 di Papua

Kisah heroik dan keberhasilan pasukan elit TNI AD, Kopassus di Papua menunjukkan kemampuan perang Kopassus ke dunia.

Editor: Ilham Yafiz
Istimewa / Puspen TNI
Atraksi pasukan Kopassus pada upacara peringatan HUT Kopassus ke-67 tahun 2019 silam. 

Tim ini juga dipimpin oleh Kapten Agus Rochim.

Mereka berjalan menyusuri sungai Kilmik.

Namun akibat medan yang tidak tidak bisa lagi ditembus, akhirnya tim bermalam dan membuat bivak di pinggir sungai.

Keesokan harinya tim bergerak kembali ke posisi awal lalu berbelok ke arah kanan di cabang sungai Kilmik dengan harapan menemukan jejak para sandera di tempat baru.

Tim Pendawa bersenjata standar senapan serbu FNC, Steyr, Minimi tiga unit (tiap satu regu), serta GLM. Persenjataan yang sebenarnya lebih dari cukup untuk melawan GPK-OPM.

Tanggal 14 mereka bermalam lagi dan membiat bivak baru.

Malamnya briefing dilakukan oleh Komandan Kompi.

Diputuskan mulai tanggal 15 tim dibagi dua.

Separuh di bawah pimpinan Agus Rochim, separuh lagi di bawah pimpinan Sertu Pariki tinggal di Basis Operasi Depan (BOD).

Anjingnya Tak Henti Mengonggong, Pemilik Penasaran, Setelah Tahu Wujudnya Warga pun Geger

Guru Seksi Kirim Foto Bugil ke Murid, Lakukan Hubungan Seksual di Sekolah, Berakhir di Pengadilan

Pukul 13.00 siang tim mendapat informasi dari jajaran Kopassus bahwa di situ terdapat banyak jejak.

Kompi Yonif Linud 330 Kostrad sebenarnya melakukan penyusuran di ring terluar, termasuk yang dilakukan oleh Tim Pendawa I.

Mereka menyusuri sungai mengingat lebatnya hutan yang masih perawan teramat sulit untuk ditembus.

Pukul 14.00 tim bergerak kembali ke pos di BOD. Pada saat itulah, mulai terdengar samar-samar suara orang dalam jarak tidak terlalu jauh.

Tim Pendawa segera merespon dengan melakuan penyisiran di sekitar lokasi yang dicurigai.

Satu setengah jam kemudian tepatnya pukul 15.30 ternyata ada seseorang berteriak, “Army!”

Rupanya, itulah teriakan Adinda Saraswati, salah satu anggota tim peneliti.

Sembilan orang peneliti turun dari tebing di pinggir sungai Kilmik.

Sersan Duha segera menyambut, dia orang pertama yang menyelamatkan Adinda, untuk kemudian diestafetkan ke prajurit lain untuk dievakuasi ke BOD.

Peristiwa itu terjadi tanggal 15 Mei 1996, tepat pukul 15.30 (atau 3.30 sore hari).

Sesuai tertulis dalam buku di atas, pada hari itu sekitar pukul 14.00 para sandera terus berjalan.

Setelah berjalan berputar-putar di antara kerapatan dan kelebatan pohon, tim peneliti mendapat perintah dari kelompok GPK-OPM untuk turun menuju sungai.

Namun tak berapa lama terdengar deru helikopter. Tim peneliti menduga ABRI sudah mulai mendekat.

Tapi bagi GPK-OPM, kehadiran ABRI yang mereka sebut Sanbo itu, membuat kepanikan dan tak jarang mereka menjadi beringas.

Itu pula yang terjadi saat itu. Salah satu personel GPK-OPM bermata satu mendadak kalap dan mengayunkan kapak ke punggung Navy Panekanan.

Navy roboh diiringi teriakan histeris Adinda Saraswati. Para peneliti segera berlari menuruni lereng.

Tak lama setelah itu kelompok GPK-OPM yang lain dengan senjata kapak, parang, dan panah menyerang Matheis dengan senjata-senjata tajam itu.

Matheis hanya mampu berteriak, “toloong.. toloongg,”. Navy dan Matheis akhirnya gugur di tangan keganasan para GPK OPM.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Ngeri, Misi 130 Hari Kopassus dan Kostrad Tahun 1996, Penyanderaan Mapenduma Berakhir, https://jambi.tribunnews.com/2020/09/02/ngeri-misi-130-hari-kopassus-dan-kostrad-tahun-1996-penyanderaan-mapenduma-berakhir?page=all.

Editor: duanto

Mohammed bin Salman

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved