Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mantan Menhan Timor Leste Jawab Cuitan Denny Siregar Soal Timor Leste Negara Termiskin di Dunia

Julio Tomas Pinto yang merupakan Menteri Pertahanan Republik Demokratik Timor Leste periode 2005-2012 dan 2012-2015

Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Guruh Budi Wibowo
Twitter/@JulioPinto72
Mantan Menhan Timor Leste jawab cuitan Denny Siregar 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mantan Menteri Pertahanan Timor Leste, Dr. Julio Tomas Pinto membantah dengan bijak cuitan Denny Siregar di Twitter yang menuliskan soal Timor Leste negara termiskin di dunia. 

Sambil memposting link berita online, Denny Siregar menuliskan di Twitter jika Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia.

@Dennysiregar7
· Sep 3
Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia.

Kalian sih percaya gombalan Australi. Makan tuh, mereka habis manis sepah dibuang 

Dalam cuitannya, Julio Tomas Pinto yang merupakan Menteri Pertahanan Republik Demokratik Timor Leste periode 2005-2012 dan 2012-2015 menyatakan jika Timor Leste merdeka berdasarkan kehendak rakyat. 

Hal itu dibuktikan dengan hasil referemdum yang diadakan di Timor Timur pada 30 Agustus 1999.

Dalam hasil referemdum tersebut 78,5 persen rakyat Timor Leste ingin merdeka dari Pemerintah Indonesia.

Minta Maaf mas
@Dennysiregar7
, Timor-Leste sdh merdeka berdsrkan kehendak rakyat dgn 78,5 persen melalui referemdum. TL tidak dan tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Terima Kasih.

Untuk diketahui, Mantan Menhan Timor Leste ini pernah melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Indonesia

Sebelumnya, ia menyelesaikan S-1 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Di media sosial, ia juga aktif berbahasa Indonesia. 

Mantan Menhan Timor Leste menyebut nasi padang dalam cuitannya
Mantan Menhan Timor Leste menyebut nasi padang dalam cuitannya (Twitter)

Sebelumnya, berkembang isu rakyat Timor Leste ingin kembali ke NKRI.

Isu liar itu berkembang di media sosial tanpa mnecantumkan narasumber yang jelas.

Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari laporan United National Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.

Hal itu sangat jomplang dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Laman Heritage bahkan menyebutkan skor kebebasan ekonomi Timor Leste adalah 45,9.

Skor tersebut menjadikan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut menduduki peringkat 171 negara di dunia dalam indeks 2020.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Timor Leste diungkap sebagai sebabnya, lantaran lemah meski ada peningkatan sejak tahun 2009.

Tak hanya itu saja, perekonomian negara tersebut hanya bergantung pada pengeluaran pemerintah.

Sedang dana masuknya hanya diperoleh dari Dana Perminyakan saja.

Dengan kata lain seperti apa yang diungkap dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Timor Leste paling lambat dibanding dengan negara Asia Tenggara lainnya.

Oleh sebab itu, negara dengan nama resmi Republica Democratica de Timor Leste masuk dalam daftar negara paling miskin di dunia.

Angka PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai 2.356 dollar AS atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020.

Capaian itu masih di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu sebesar 4.174,9 dollar AS atau sekitar Rp 60 juta.

Sejumlah sektor ekonomi Timor Leste sebenarnya masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, terutama barang-barang impor.

Timor Leste sendiri masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.

Pada tahun 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) yang banyak dikerjasamakan dengan Australia.

Sementara itu, mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona (Covid-19) dan kondisi politik yang belum stabil.

Pemerintah Timor Leste sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19.

Hambatan lain untuk kebebasan ekonominya adalah korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved