Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tangis Ibu

Tangis Ibu Pelaku Mutilasi HRD Tak Terbendung, Sebut Laeli Ati Berubah Sejak Kenal Fajri

Seperti yang diketahui kabar Laeli Atik yang menjadi pelaku mutilasi Manajer HRD kini sudah sampai ke telinga keluarganya.

Editor: Muhammad Ridho
Youtube/Kompas TV
Ibu kandung Laeli Atik Supriyatin (27) alias LAS, Masliha mengaku mengetahui kejahatan sang putri dari media televisi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seperti yang diketahui kabar Laeli Atik yang menjadi pelaku mutilasi Manajer HRD kini sudah sampai ke telinga keluarganya.

Terkait hal tersebut sang ibu mengakuanaknya berubah sejak kenal Fajri yang juga menjadi tersangka.

Diketahui anaknya tersebut sudah lama tak pulang ke rumah, namun kini malah membawa berita sedih hingga membuat kedua orangtuanya menangis.

Hati orangtua mana yang tidak hancur, ketika mengetahui sang anak yang sudah lama tidak pulang ke rumah, ternyata terlibat dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi.

Inilah yang dialami oleh pasangan suami isteri asal Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Mamuri (61) dan Masliha (58).

Pasangan suami isteri yang berprofesi sebagai petani ini, merupakan orangtua kandung dari salah satu pelaku pembunuhan disertai mutilasi di Kalibata City Jakarta, yaitu Laeli Atik Supriyatin (26).

Saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya pada Minggu (20/9/2020), Masliha sedang beristihat di ruang tengah dengan suaminya.

Raut kesedihan masih nampak jelas di wajah ibu dari tujuh anak ini, namun Masliha tetap berusaha untuk menutupinya dengan memberikan senyuman dan sesekali diimbangi tawa ringan.

tribunnews

Terutama, saat ia bercerita tentang sang puteri yaitu Laeli, yang notabennya merupakan anak yang baik, penurut, dan sayang kepada orangtua, serta saudara-saudaranya.

Masliha bercerita, ia pertama kali mengetahui kabar mengenai kasus pembunuhan yang melibatkan Laeli dari anaknya yang lain (Kakak Laeli).

Seketika Masliha langsung menangis, karena sangat terpukul dan tidak menyangka, anak perempuannya yang sejak dulu penurut, tidak neko-neko, dari SD tidak pernah merepotkan karena tergolong siswa yang cerdas dan berprestasi.

"Saya sampai tidak mau menonton televisi lagi untuk saat ini.

Karena setiap kali melihat dan ada berita tentang anak saya, rasanya masih sesak, sedih, perih, dan tidak menyangka.

Saya juga masih sering menangis, begitu juga dengan suami saya," tutur Masliha, pada Tribunjateng.com, Minggu (20/9/2020).

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved