Pilkada Serentak 2020 di Riau
Nomor Urut Keberuntungan Bawa Hoki Calon pada Pilkada Serentak 2020, Pengamat: Tidak Ada Korelasinya
"Artinya Nomor Urut bukan menjadi faktor calon untuk menang, bukan jadi penentu kemenangan,"ujarnya.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pengamat Politik Universitas Riau Tito Handoko mengatakan, biasanya momen pencabutan Nomor Urut dalam kondisi normal itu biasa dijadikan sebagai ajang show of force, akan tetapi dalam kondisi saat ini (covid) momen itu tidak dapat dijadikan ajang itu lagi.
"Nomor Urut sifatnya hanya angka psikologis, tidak ada korelasi langsung antara Nomor Urut dengan kemenangan seorang paslon,"ujar Tito Handoko.
Angka psikologis itu sering dikaitkan dengan sejarah pemilu dan pilkada-pilkada sebelumnya, karena sifatnya sebagai angka psikologis memang mudah untuk mengaitkannya dengan kejadian-kejadian politik sebelumnya.
"Banyak paslon yang kemudian menarik kejadian-kejadian masa lalu itu sebagai pemantik semangat tim nya untuk bekerja dan melakukan konsolidasi,"ujar Tito.
Kemudian lanjut Tito Handoko, Nomor Urut juga mudah untuk dibuat dalam simbol-simbol politik tertentu sebagai "kode" paslon tersebut.
"Artinya Nomor Urut bukan menjadi faktor calon untuk menang, bukan jadi penentu kemenangan,"ujarnya.
Nomor Urut calon akan ditetapkan 24 September 2020, sebagian calon mengaggap Nomor Urut sangat penting karena dari Nomor Urut adalah keberuntungan.

Namun sebagian calon tidak merasa perlu Nomor Urut.
Bakal Cawabup Bagus Santoso menuturkan, Pilkada adalah ajang adu gagasan, Menang atau kalah, kata dia, bukan tergantung Nomor Urut, justeru faktor kecerdasan, kedekatan dan kekompakan Paslon dengan masyarakat serta kerja tim pemenangan di lapangan menjadi sangat penting menentukan kemenangan kandidat.
"Dan Ingat faktor utama kemenangan yang pasti hanya satu pintu yaitu Kuasa dan Ridho Allah SWT, sang Maha penentu segalanya,"ujar Bagus Santoso.
Dikatakan Bakal Wabup Bagus Santoso yang berpasangan dengan Bakal Cabup Kasmarni diusung lima parpol besar PAN, Gerindera, Nasdem, Demokrat dan PBB, Nomor Urut tidak menjadi jaminan bagi salah satu calon untuk memenangi kontestasi.
Ada nomor yang dianggap sial bagi golongan lain tapi dijadikan nomor keberuntungan bagi kelompok lainnya.
Menurut Bagus Santoso, menjadikan nomor sebagai angka keberuntungan, apalagi mistik sudah bukan zamannya lagi.
Sikap politik dan rasional jauh lebih dibutuhkan.
Sebab, kemenangan bergantung pada adu konsep dan gagasan membangun daerah antar pasangan calon dan partai politik pengusung.