Chevron 'Haramkan' Pegawainya Unduh WeChat, Segera Hapus Sebelum 27 September
Chevron, dalam e-mail ke karyawan, mengidentifikasi WeChat sebagai "aplikasi yang tidak patuh"
TRIBUNPEKANBARU.COM - WeChat yang merupakan aplikasi buatan China 'diharamkan' oleh Chevron untuk seluruh karyawannya.
Perusahaan yang dikenal bergerak dalam eksplorasi minyak tersebut meminta seluruh karyawannya menghapus aplikasi tersebut sesegera mungkin.
Chevron Corp meminta karyawan mereka secara global untuk menghapus aplikasi WeChat besutan Tencent Holdings dari semua perangkat kerja.
Kebijakan raksasa minyak Amerika Serikat (AS) ini menyusul perintah eksekutif Pemerintahan Donald Trump untuk melarang aplikasi media sosial tersebut, Bloomberg News melaporkan pada Rabu (23/9/2020).

Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Senin, pihaknya akan menentang keputusan hakim tersebut.
WeChat adalah aplikasi seluler all-in-one yang menggabungkan perpesanan, media sosial, fungsi pembayaran, dan layanan lainnya.
Aplikasi ini diunduh lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia.
Chevron, dalam e-mail ke karyawan, mengidentifikasi WeChat sebagai "aplikasi yang tidak patuh" dan meminta mereka yang memiliki aplikasi di perangkat kerja mereka untuk menghapusnya sebelum 27 September.
Kalau tidak, mereka akan menghadapi pemutusan sambungan dari jaringan perusahaan, menurut laporan Bloomberg News seperti Reuters lansir.
Chevron dan Tencent, yang membantah aplikasinya menimbulkan risiko keamanan nasional, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Aplikasi China diangap mata-mata
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan pada hari Senin malam bahwa AS tengah mempertimbangkan melarang aplikasi media sosial China termasuk Tik Tok beroperasi di negaranya.
"Saya tidak ingin mendahului presiden, tetapi itu sesuatu yang kita lihat," ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News seperti dilansir Reuters, Selasa (7/7).
Anggota parlemen AS telah meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional atas penanganan data pengguna TikTok, menyatakan bahwa mereka khawatir tentang undang-undang Tiongkok yang mewajibkan perusahaan domestik untuk mendukung dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Aplikasi ini, yang tidak tersedia di China, telah berusaha untuk menjauhkan diri dari akar bahasa China untuk menarik perhatian khalayak global dan telah menekankan kemandiriannya dari China.