Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kekuatan KKB OPM di Intan Jaya Papua Terdeteksi, Beranggotakan Puluhan Orang

Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut, aparat TNI dan Polri telah memiliki data mengenai KKB yang beraksi di Intan Jaya.

Facebook TPNPB
KKB OPM Papua 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kekuatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka atau KKB OPM di Intan Jaya terdeteksi oleh Polri.

KKB OPM yang bercokol di Intan Jaya berjumlah puluhan orang. 

Namun mereka hanya memiliki senjata api belasan pucuk saja.

Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut, aparat TNI dan Polri telah memiliki data mengenai KKB yang beraksi di Intan Jaya.

Nama Sabinus Waker disebut Paulus sebagai pemimpin KKB di Intan Jaya setelah pimpinan sebelumnya, Ayub Waker meninggal dunia pada 13 September 2019 karena sakit.

Paulus mengatakan, aparat sudah mengetahui jumlah anggota KKB OPM di Intan Jaya dan kini menguasai Distrik Hutadipa.

"Mereka sebenarnya tidak banyak, mereka itu sekitar 50-an orang, panglima kodapnya sudah meninggal dunia, yaitu Ayub Waker.

Tapi sekarang (Kodap VIII) dikomandoi oleh wakilnya, Sabinus Waker," ujar Paulus, di Jayapura, Kamis (24/9/2020).

tangkap kkb
tangkap kkb (kompas.com)

Tidak hanya jumlah anggota, Paulus menyatakan, aparat keamanan juga telah mengetahui berapa banyak senjata api yang dimiliki kelompok tersebut.

Sebagian besar senjata yang dimiliki KKB berasar dari hasil rampasan anggota TNI-Polri.

"Sabinus Waker itu memiliki kekuatan 50 orang dengan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari strayer hasil rampasan pada 2015, kemudian ada rampasan 2019 dan 2020, jumlahnya 17 pucuk," kata Paulus.

Jumlah anggota KKB di Intan Jaya bisa saja bertambah karena saat ini ada beberapa kelompok lain dari kabupaten sekitar sedang berjalan menuju kelompok Sabinus Waker.

Mengenai pernyataan KKB menjadikan Intan Jaya sebagai wilayah perang terbuka dengan TNI-Polri, Paulus menilai itu dikarenakan faktor kondisi geografis.

Menurut dia, kondisi geografis di Intan Jaya umumnya sangat pipih di mana kawasan pemukiman, perkantoran dan jalan seluruhnya diapit oleh pegunungan. Kondisi tersebut juga berlaku di Sugapa.

"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan. Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.

Dengan kondisi geografis seperti itu, KKB dengan mudahnya berulah dan melarikan diri.

Ditambah dengan minimnya infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya yang menbuat koordinasi antar aparat keamanan sulit dilakukan.

Paulus menyebut selama 2020, KKB sudah cukup sering berulah di Intan Jaya.

"Di 2020 cukup banyak kejadian di Intan Jaya, ada 17 kejadian, mulai dari 14 Januari sampai 23 September 2020," kata dia.

Dari 17 aksi KKB jumlah korban sebanyak enam orang luka-luka dan 6 orang tewas.

Terdapat juga kerugian meteril akibat ulah KKB di Intan Jaya. Setidaknya KKB OPM pernah melakukan pembakaran terhadap 2 eskavator dan 1 warung.

Pimpinan KKB OPM tewas

Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB OPM Papua pimpinan Hengki Wuamang kehilangan sosok pemimpin usai Hengki Wuamang tewas ditembak aparat gabungan TNI dan Polri.

Mereka bak anak ayam kehilangan induk usai Hengki Wuamang tewas.

Sebelum bubar dari tempat persembunyian mereka di Distrik Tembagapura, mereka terlihat berkumpul.

Kemungkinan mereka sedang berduka atas tewasnya pemimpin mereka.

Melansir dari Antara, informasi ini berdasarkan keterangan Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua, AKBP IGG Era Adhinata.

Era menyebut sebagian besar KKBPapuayang selama beberapa bulan bercokol di wilayah Distrik Tembagapura telah bubar dan kembali ke wilayah mereka masing-masing.

"Setelah meninggalnya salah satu pimpinan KKB Papua Kali Kopi atas nama Hengky Wanmang, dari hasil monitoring kami diketahui sebagian besar KKB Papua yang masuk ke wilayah Distrik Tembagapura sudah kembali ke wilayah mereka.

Kelompok yang kembali itu yakni Kelompok Lekagak Telenggen dan lainnya" kata AKBP Era Adhinata di Timika, Senin.

Pihak kepolisian hingga kini masih terus memonitoring apakah masih ada KKB Papua yang bercokol di wilayah Distrik Tembagapura, seperti di Kampung Baluni dan Jagamin, kawasan Aroanop, termasuk Kampung Waa-Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang berdekatan dengan Kota Tembagapura.

"Kami masih terus melakukan monitoring. Yang jelas sebagian besar sudah balik ke wilayahnya, yang sekarang tertinggal di sana yaitu KKB Papua yang memang ada di wilayah Mimika," ujar Era Adhinata.

Untuk mengecek kepastian situasi keamanan di wilayah Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak benar-benar sudah steril dari keberadaan KKB Papua maka unit-unit intelijen akan dikerahkan ke lokasi-lokasi itu dalam waktu dekat, katanya.

Jika memang kondisi keamanan di wilayah itu benar-benar sudah siap, maka aparat bersama Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia akan mempersiapkan rencana mengembalikan seribuan warga tiga kampung itu yang sementara ini mengungsi ke Timika sejak awal Maret.

"Tentu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia karena saat masyarakat turun dari Tembagapura ke Timika atas permintaan mereka sendiri mengingat situasi keamanan pada saat itu memang tidak aman" jelas Era.

Lebih dari seribuan warga Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak diungsikan sementara waktu ke Timika sejak awal Maret lalu saat beberapa kelompok KKB Papua dibawah komandan operasi Lekagak Telenggen memasuki wilayah Distrik Tembagapura pada Februari.

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw beberapa waktu lalu menyebut rombongan besar KKB Papua termonitor masuk ke wilayah Distrik Tembagapura pada 14 Februari 2020.

Rombongan besar KKB Papua itu merupakan gabungan dari empat kelompok itu dipimpin oleh Lekagak Telenggen selaku komandan operasi.

Lekagak Telenggen sendiri diketahui merupakan pimpinan KKB Papua Yambi yang bermarkas di Kabupaten Puncak Jaya.

Ikut dalam rombongan besar itu, KKB Papua Yambi, KKB Papua Ilaga pimpinan Militer Murib, KKB Papua Tembagapura pimpinan Seltius Waker dan KKB Papua Ugimba pimpinan Guspi Waker.

Kelompok-kelompok ini kemudian bergabung dengan KKB yang ada di wilayah Mimika yang dikenal sebagai KKB Papua Kali Kopi pimpinan Joni Botak dan Hengky Wanmang.

Hengky Wanmang sendiri akhirnya tewas saat tim gabungan TNI-Polri menggerebek markasnya di kawasan Kali Kopi, Mimika pada 16 Agustus lalu.

Setelah memasuki kawasan Distrik Tembagapura, gabungan KKB Papua itu kemudian melakukan sejumlah teror penembakan dan gangguan keamanan khususnya di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia baik di Tembagapura, bahkan melakukan penyerangan ke pusat perkantoran Freeport di Kuala Kencana yang menewaskan seorang pekerja berkewarganegaraan Selandia Baru, Graeme Thomas Wall pada 30 Maret lalu.

TNI-Polri Serbu 3 Markas KKB Papua Sekaligus

Diberitakan sebelumnya, TNI-Polri melakukan penyerbuan ke markas KKB Papua yang biasa beroperasi di kawasan Kali Kopi, Kabupaten Mimika.

Tak tanggung-tanggung, TNI-Polri langsung menyerbu tiga lokasi yang menjadi markas KKB Papua di sana.

Dalam penyerbuan yang dilakukan pada Minggu (16/8/2020) itu, TNI-Polri berhasil menembak mati satu pentolan KKB Papua yang selama ini berperan jadi "penyelenggara perang".

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Papua Ungkap Kekuatan KKB di Intan Jaya dan Jumlah Senjatanya".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved