Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bakal Dapat Bantuan Enam Unit Alat PCR dari Pemerintah Pusat , Tim Dari BNPB Sudah Turun ke Riau

Menindaklanjuti pengiriman bantuan alat PCR, tim dari BNPB melakukan pemeriksaan kesiapan laboratorium biomolekuler di Riau, Selasa (29/9/202)

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau masih menunggu kiriman alat Polymerase Chain Reaction (PCR) dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menindaklanjuti pengiriman bantuan alat PCR tersebut, tim dari BNPB melakukan pemeriksaan kesiapan laboratorium biomolekuler di Riau, Selasa (29/9/2020).

Setidaknya ada tiga Labor yang dicek kesiapanya oleh tim dari BNPB. Yakni Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad, kemudian RSUD Siak dan RSUD Dumai.

Tiga Labor di Riau ini digadang-gadangkan akan mendapatkan bantuan alat PCR dari pemerintah pusat.

MAKIN PARAH, Total Ada Tambahan 1.400 Kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru Selama Dua Pekan PSBM

Pesuruh Menang Pilkada Lawan Atasannya, Awalnya Dipasang untuk Gantikan Kotak Kosong

Hadapi Perkara Dugaan Korupsi Rp 3,4 Miliar Wabup Bengkalis Nonaktif, Kejati Riau Kerahkan 9 JPU

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (29/9/2020) mengatakan, alat PCR yang diperbantukan bagi Riau sebanyak 6 unit.

Alat tersebut akan ditempat di tiga daerah untuk menampung hasil swab di daerah terdekat. Tiga daerah tersebut adalah Kota Pekanbaru, Dumai dan Kabupaten Siak.

“Kita masih menunggu kiriman alat PCR dari pusat, ada 6 unit," kata Mimi.

Dari enam unit alat PCR tersebut, dua unit akan ditempatkan di RSUD Arifin Ahmad. Ini untuk memperkuat kapasitas uji swab sampel dari Pekanbaru.

Kemudian dua alat lagi akan ditempatkan di Siak untuk mengakomodir kiriman sampel dari Bengkalis, Siak, Pelalawan.

Sedangkan dua unit lagi akan ditempatkan di Dumai, mengakomodir Dumai, Rupat dan Duri.

"Harapan kita kalau semua Labor ini sudah beroperasi tidak ada penumpukan sampel di Labor RSUD Arifin Ahmad. Sehingga hasilnya bisa cepat diketahui danb jumlah sampel yang diuji pun bisa kita tingkatkan," ujarnya.

Selain rencana bantuan dari BNPB, sejauh ini ada beberapa Pemerintah kabupaten kota di Riau yang berinisiatif mengajukan sendiri pengadaan PCR.

Namun semuanya masih dalam proses pengadaan dan belum ada satupun alat PCR yang masuk ke daerah yang mengadakan pengadaan PCR.

“PCR harus ada persiapan dulu, kalau kita maunya cepat datangnya. Daerah yang punya PCR sendiri masih berproses, Inhil berproses, Dumai berproses, Pekanbaru berproses, Kampar berproses, di Rohil kabarnya mau mengadakan, Siak berproses, tapi belum ada yang operasional,” ujarnya.

Sejauh ini seluruh Kabupaten/Kota, masih mengirimkan hasil swab ke laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad, dan rumah sakit swasta yang memiliki alat PCR yang berada di Pekanbaru.

Untuk saat ini sudah ribuan swab masuk ke lab biomolekuler RSUD Arifin Ahmad

“Untuk menunggu hasil swab yang masuk memang tidak langsung keluar, harus menunggu beberapa hari."

" Dengan adanya nanti alat PCR bantuan BNPB kita sudah siap, termasuk tenaga medisnya. Dan mereka (BNPB) sudah mengecek kesiapan kita untuk pengoperasian PCR,” kata Dirut RSUD dr Nuzely.

Pekanbaru Penyumbang Terbanyak Kasus Covid-19 di Riau

Pekanbaru masih menjadi penyumbang kasus pasien positif Covid-19 di Riau. Data dari Satgas Covid-19 Riau, tercatat ada penambahan 236 kasus baru pasien Positif Covid-19 di Riau pada Selasa (29/9/2020).

Penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 tersebut tersebar di delapan kabupaten kota di Riau.

Namun Kota Pekanbaru masih menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Riau. Dari penambahan 236 kasus tersebut, 109 diantaranya ditemukan di Pekanbaru.

Sejumlah pihak pun menyoroti efektivitas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).

Sebab meski sudah diberlakukan PSNM, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Pekanbaru terus meningkat.

Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (29/9/2020) menjelaskan, berhasil tidaknya PSBM dalam menekan angka kasus positif Covid-19 di Pekanbaru dapat dilihat setelah dua minggu.

Atau 14 hari setelah dijalankannya PSBM.

"Nah dari situ nanti baru bisa dilihat penurunan angka penambahan kasus positif apakah menurun atau tidak."

" Jadi bukan hari ini selesai PSBM langsung bisa disimpulkan, hasilnya dua minggu lagi bisa dilihat," katanya.

Jika nanti ternyata kasus positif Covid-19 masih terus meningkat, maka perlu dilakukan evaluasi.

Sebab bisa saja pelaksanaan PSBM di lapangan belum sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan. Sehingga PSBM tidak berdampak terhadap pengurangan kasus Covid-19.

"Jadi kalau misalnya kita melaksanakan PSBM sekarang kita lihat dulu lah, kontrol dilapangan ada atau tidak. Kalau hanya sekedar PSBM secara biasa tapi di lapangan tidak dilakukan pengawasan sama saja tidak,” kata Mimi.

Selain itu, kata Mimi juga mengingatkan sesuai dengan arahan Gubernur Riau, pemberlakuan PSBM juga diikuti oleh tindakan di lapangan yang dijalankan oleh tim Satgas Kabupaten Kota.

Jika hanya menerapkan PSBM secara tertulis tanpa tindakan maka, tidak akan berjalan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah.

“Kan itu yang perlu, himbauan sudah, kebijakan sudah, sekarang bagaimana melakukan pengawasan, kontrol, yustisi dilapangan kan itu."

" Penerapan itu yang harus dilapangan, coba lihat malam masih banyak tidak, ada tidak yang mengawasinya, ada yang tidak melakukan kontrol disitu. Inilah yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kasus pasien positif Covid-19 Di Riau bertambah 236 orang pada Selasa (29/9/2020).

Dengan adanya penambahan 236 kasus baru tersebut maka secara kumulatif total kasis positif Covid-19 di Riau hingga saat ini mencapai 7.271 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (29/9/2020) mengatakan, dari tambahan 236 kasus hari ini, tersebar di 8 daerah.

Pekanbaru masih mendominasi kasus tambahan covid-19 di Riau. Yakni sebanyak 109 orang.

"Hari ini ada tambahan kasus 236 orang. Terbanyak Pekanbaru 109 kasus," katanya.

Selain Pekanbaru, kasus terkonfirmasi covid-19 terbanyak berikutnya Dumai 48 orang, Pelalawan 26 orang, Kampar 21 orang, Rokan Hilir 16 orang, Siak 13 orang, Kuantan Singingi 2 orang, Bengkalis 1 orang.

"Untuk sebaran kasus terkonfirmasi Covid-19 ada di 8 daerah," ujar Mimi.

Ada pun untuk jumlah pasien Covid-19 dinyatakan sudah sembuh hari ini bertambah 155 orang.

Yakni, Pekanbaru 84 orang, Siak 3 orang, Indragiri Hilir 1 orang, Rokan Hulu 3 orang, Kampar 33 orang, Pelalawan 1 orang.

Indragiri Hulu 3 orang, Rokan Hilir 8 orang, Dumai 5 orang, Kepulauan Meranti 6 orang, Kuantan Singingi 2 orang, Bengkalis 6 orang.

Selain itu dilaporkan juga kabar duka, dimana terdapat sebanyak 4 pasien dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19.

Sementara untuk rincian dari total komulatif terkonfirmasi 7.271 kasus, isolasi mandiri 2.568 orang, rawat di rumah sakit 949 orang, sembuh 3.603 orang dan 151 meninggal dunia.

Kemudian suspek yang melakukan isolasi mandiri berjumlah 9.823 orang, isolasi di rumah sakit berjumlah 187 orang.

Selesai isolasi berjumlah 21.126 orang, meninggal berjumlah 87 orang.

"Total suspek berjumlah 30.531 orang. Sementara untuk spesimen diperiksa berjumlah 1.590 sampel dan jumlah orang di periksa berjumlah 998 orang," kata Mimi.

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved