KISAH Tenaga Medis yang Dilumuri Kotoran Manusia: Juga Diancam Lewat SMS Gara-gara Ini
Ia mengaku memaklumi keluhan tenaga medis tersebut dan akan memproses laporan tersebut serta memeriksa beberap saksi.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Viral di media sosial bahwa tenaga medis mendapatkan perlakuan tak menyenangkan.
Peristiwa itu terjadi di Jawa Timur.
Terkait hal itu , Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur angkat bicara.
Pemerintah membenarkan kejadian tenaga medis yang dilumuri kotoran oleh keluarga pasien Covid-19.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (29/9/2020) lalu di Rusun Bandarejo, Kecamatan Sememi, Surabaya.
Akibat kejadian tersebut, alat pelindung diri (APD) yang dikenakan petugas medis menjadi kotor.
Kemudian, foto kotornya APD tenaga medis ini menjadi viral di media sosial.
Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara membenarkan peristiwa tersebut.
• CEK Kode Redeem Free Fire (FF) untuk Bulan Oktober 2020: Ada Diamond hingga Urban Weapon Ranger
• Cara Cek Jaringan Internet di HP & Laptop: Segera Periksa Kecepatan Jaringan Kamu Pakai Aplikasi Ini
• Netizen Malah Ramai-ramai Berharap Hal Terburuk pada Donald Trump, Pihak Twitter Turun Tangan

Ia mengatakan, hal itu terjadi saat petugas melakukan tracing terhadap salah satu warga rusun.
Awalnya, pada tanggal 23 September, Pemkot menggelar swab test di rusun tersebut.
Dari hasil swab yang keluar pada Senin (28/9/2020), pasien dengan inisial Mr X dinyatakan positif Covid-19.
Lalu, petugas Puskesmas melakukan pelacakan kepada pasien Mr X.
Lantaran pasien Mr X ini memiliki penyakit bawaan atau komorbid, ia harus dibawa ke rumah sakit rujukan.
• Intip, Gaji Jenderal Polisi dan Tunjangannya Capai Puluhan Juta, Tapi Dilarang Melakukan Hal Ini!
• 2 Link Streaming RCTI, Juventus vs Napoli, Siaran Langsung Liga Italia, Senin 5 Oktober 2020 (Video)
• Arti Bokis, PHP dan Caper Artinya Apa Ada di Sini, Cek Bahasa Gaul 2020 Terupdate dan Videonya

Namun sayangnya keluarga pasien Mr X menolak, terutama istri dan anak keduanya.
Febri mengatakan Pemkot pun akhirnya melakukan mediasi antara Satgas, pihak Kecamatan dengan anak pertama pasien tersebut.