Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

INI Negara Paling Berbahaya Bagi Wanita, Gadis 19 Diperkosa Ramai-ramai Hingga Tewas

seorang wanita berusia 18 tahun diperkosa ramai-ramai di negara bagian Uttar Pradesh India pada akhir bulan lalu

Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Rinal Maradjo
Kompas.com
ILLUSTRASI - korban perkosaan 

TRIBUNPEKANBARU.COM, NEW DELHI - Gelombang aksi terjadi di India pada Sabtu (3/10/2020).

Aksi merupakan protes atas lambatnya penanganan aparat polisi atas tewasnya seorang gadis yang diperkosa secara beramai-ramai di negara bagian Uttar Pradesh Utara pada akhir bulan September 2020.

Polisi federal India sendiri berjanji akan menyelidiki dugaan pemerkosaan terhadap seorang wanita dari suku Dalit di negara bagian Uttar Pradesh Utara.

Wanita yang baru beranjak dewasa itu sendiri tewas meregang nyawa,

ia tak kuat menanggung luka-luka di sekujur tubuhnya dan akhirnya meninggal dunia. 

Dilansir Tribunpekanbaru.com dari reuters pada Minggu (4/10/2020),

disebutkan bahwa, tewasnya gadis muda tersebut telah memicu gelombang protes oleh partai politik oposisi dan publik di New Delhi serta di sejumlah negara bagian lainnya di India.

India sendiri merupakan salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi wanita,

Di negara ini, pemerkosaan terjadi rata-rata setiap 15 menit.

Pada bulan Desember 2012, pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pria terhadap seorang wanita berusia 23 juga tahun memicu kemarahan nasional.

Namun, sayangnya, pemerintah India terkesan lamban

Dan kurang memperhatikan kasus pemerkosaan terhadap wanita di negara ini.

Kepala Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath membantah, pemerintah lamban dalam menangani kasus pemerkosaan di negara itu.

Kepala menteri yang berasal dari partai yang dipimpin oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi itu mengatakan,

proses penyelidikan terus dilakukan untuk membuka tabir kasus pemerkosaan itu.

"Saya telah meminta polisi federal, Biro Investigasi Pusat, untuk menyelidiki dugaan pemerkosaan, yang terjadi di distrik Hathras," kata Yogi.

Kritik terhadap pemerintah India sendiri makin menguat tatkala pemerintah tidak mengizinkan media dan partai oposisi untuk berbicara dengan keluarga wanita yang meninggal itu.

Apalagi, setelah keluarga korban mengatakan tubuh korban pemerkosaan itu telah dikremasi oleh polisi tanpa persetujuan mereka.

Pada hari Sabtu (4/10/2020), ratusan petugas polisi membarikade jalan raya yang menghubungkan ibu kota New Delhi ke Hathras.

Hal itu dilakukan untuk memlokade gelombang pengunjuk rasa menuju New Delhi.

Selain itu, penutupan juga dilakukan untuk menghambat akses beberapa tokoh oposisi untuk menemui keluarga korban.

Meski jalan dari New Delhi menuju Hathras ditutup, gelombang protes di negara bagian lain tetap berjalan.

Di kota Kolkata dan Bhubaneswar bagian timur India, para pengunjuk rasa memenuhi alun-alun kota.

Partai politik dan organisasi wanita berbaris untuk memprotes insiden tersebut dan menuntut keadilan bagi wanita tersebut. ( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved