Terkenal Kejam dan Sadis, Kim Jong Un Berhati Hello Kity,Teteskan Air Mata Curhat Kesulitan Korut
Kim nampak emosional dalam pidatonya ketika dia mulai membahas mengenai kesulitan yang tengah dihadapi Korea Utara sepanjang tahun ini
TRIBUNPEKANBARU.COM, PYONGYANG - Berbadan besar dan terkenal kejam dan sadis, ternyata ada sosok lembut di dalam hati Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kim Jong Un meneteskan air mata ketika mulai menceritakan segala kesulitan yang dialami negara sepanjang tahun ini.
Menangisnya Kim Jong Un itu terjadi saat dia berpidato dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongtang.
Kim nampak emosional dalam pidatonya ketika dia mulai membahas mengenai kesulitan yang tengah dihadapi Korea Utara sepanjang tahun ini.
• Hari Ini, Angka Penambahan dan Pasien Covid-19 Sembuh di Kota Dumai Jumlahnya Sama
• Siak Ulang Tahun ke-21, Pjs Bupati Bagi-bagi Masker di Kandis Sosialisasikan Protokol Kesehatan
• Puluhan Warga China Nekat Menyusup ke Malaysia, Diduga Curi Ikan Langsung Ditahan Otoritas Malaysia
Selain karena sanksi internasional akibat uji coba senjata, Pyongtang juga didera oleh banjir, terjangan topan, hingga dampak Virus Corona.
"Berapa orang yang sudah bertahan dan menderita dengan kondisi sulit saat ini?” tanya Kim Jong Un dalam pidatonya, di mana dia mulai menangis.
Kim menyatakan, adalah tentara Korut yang dia sebut patriotik sudah bergerak cepat dalam mencegah penyebaran corona maupun pemulihan akibat bencana alam.
"Perjuangan mereka tak bisa dibalas hanya dengan air mata terima kasih. Saya menyesal dan sakit karena tak bisa bersama mereka di malam penuh kemenangan ini," kata dia.
Generasi ketiga dari Dinasti Kim itu menyatakan, kesigapan pasukannya membuat hingga saat ini, Korut belum menemukan satu kasus Virus Corona.
Dia lalu menawarkan kata-kata lebih bersahabat kepada Korea Selatan, di mana dia berharap bisa "menggenggam tangan" tetangga jika pandemi berakhir.

Dilansir Bloomberg Sabtu (10/10/2020), Kim menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus meningkatkan kemampuan tempur mereka.
Mnegenakan setelah abu-abu, pria yang dijuluki "Pria Roket" oleh Presiden AS Donald Trump itu berujar peningkatan itu demi mencegah adanya ancaman.
"Termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh," jelas pemimpin Korut sejak 2011 tersebut.
Berbicara kepada kerumunan dari balkon, Kim menuturkan Korea Utara bukanlah negara pertama kali menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik.
"Tetapi jika ada negara yang berusaha menyerang kami, maka saya akan mengerahkan senjata terhebat kami dan menghukum mereka," janjinya.
Kim, peneliti senior di Center for a New American Security di Seoul berkata, pidato Kim kali ini terasa lebih menyejukkan.
"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.
Selain dimeriahkan oleh defile pasukan, parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh itu juga menjadi ajang perkenalan senjata baru.
Salah satunya adalah rudal balistik antar benua (ICBM) terbaru Korut, yang disebut merupakan senjata terbesar yang dibuat oleh negara itu.
Acuannya adalah ketika diperkenalkan di Lapangan Kim Il Sung, ICBM yang belum diketahui namanya itu diangkut dengan kendaraan 22 roda.
Sebagai perbandingan, Hwasong-15 yang adalah ICBM terhebat Korut dan sanggap menempuh jarak 12.000 km, dibawa di kendaraan dengan 18 roda.
Lolos Upaya Pembunuhan pada 2018

Kim Jong Un disebut sempat lolos upaya pembunuhan oleh seorang pengkhianat pada tahun 2018 lalu.
Klaim itu disampaikan oleh seorang mantan perwira militer Jepang, di mana si calon pembunuh berjumlah empat orang dan ditemukan negara tetangga, Korea Selatan.
Kepada majalah Shukan Gendai, mantan Kepala Staf Gabungan Pasukan Pertahanan Diri Jepang Laksamana Katsutoshi Kawano menceritakan kisah dramatis itu.
Dia menuturkan, insiden tersebut terkubur dari media, di tengah kabar gesekan kapal perang Korsel dan pesawat patroli "Negeri Sakura".
Laksamana Kawano mengungkapkan, Korea Selatan mengarahkan kapal perusak mereka ke area Wonsan-Kalma, menyusul kabar dari intelijen di kota perbatasan Kaesong.
Kawasan Wonsan-Kalma, rumah bagi pantai yang baru saja dibangun, disebut adalah tempat favorit Kim sebelum pandemi virus corona menghantam.
"Upaya bagi pengkhianat Korea Utara untuk membunuh Pemimpin Kim Jong Un di area Wonsan-Kalma mengalami kegagalan," jelas Kawano.
Dilansir The Sun Kamis (24/9/2020), karena upaya itu gagal, maka keempat pelaku yang tersisa berusaha kabur ke Jepang lewat laut.
Tetapi usaha kabur mereka tercium oleh militer Korsel, di mana empat pelaku itu diangkut dalam kejadian yang terjadi pada Desember 2018.
Diwartakan Daily Star, diyakini pemimpin tertinggi Korut sejak 2011 tersebut begitu takut jika ada yang mencoba membunuh dirinya.
Karena itu sejak menggantikan ayahnya, Kim Jong Il, dia memerintahkan serangkaian pembersihan dengan mengeksekusi bahkan kerabatnya sendiri.
Salah satunya adalah pada 2017, ketika diduga dia menginstruksikan untuk melenyapkan kakak tirinya sendiri, Kim Jong Nam, di 2018.
Kim Jong Nam tewas di bandara Malaysia pada 14 Februari 2017, ketika dia hendak mengejar penerbangan menuju Makau mengunjungi keluarganya.
Sumber dari Korea Selatan mengungkapkan, dari tubuhnya ditemukan VX, racun saraf yang disebut salah satu mematikan di dunia.
(Sumber:kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ceritakan Kesulitan Korea Utara, Kim Jong Un Menangis"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Disebut Lolos Upaya Pembunuhan oleh Pengkhianat Korut pada 2018"