Istri Sholehah, Ini Ciri-ciri Istri yang Dirindukan Surga & 10 Ciri-ciri Istri Durhaka kepada Suami
Bagi para wanita, ketahuilah ciri-ciri istri sholehah dan Ciri-ciri Istri yang Dirindukan Surga serta Ciri-ciri Istri Durhaka kepada Suami
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Apa yang diberikan Suami jauh dari apa yang ia harapkan.
Ia tidak puas dengan apa yang diberikan Suami, meskipun Suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan Istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada Suaminya.
Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat Suaminya.
Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan.
Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang Istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan Suami.
Ia tidak akan membebani Suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan Suami.
Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan Suami.
Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur,
insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan Suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah.
Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari Suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat Suaminya.
Andaikata seorang Suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang Istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang Suami, maka si Istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari Suaminya.
Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari Suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan Suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka.
Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada Suami-Suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari Suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka.
Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan, masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti Suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan Suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang Suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri, jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari Suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah Suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya Suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang Istri.
Yang jadi masalah adalah jika seorang Istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan Suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat.
Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang Istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin Suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang Istri.
Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika Suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya.
Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi Suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta.
Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang Istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada Suami yang jarang berada di rumah.
Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya Istri terhadap Suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan Istri lain ketimbang dirinya.
Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji.
Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan Istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan Suami.
Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan Istri kepada dirinya.
10. Kurang menjaga perasaan Suami
Kepekaan Suami maupun Istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan.
Seorang Istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan Suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan.
Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam,dan menyejukkan ketika dipandang Suaminya.(tausiah-islamiah.blogspot.co.id)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Inilah 10 Perilaku Istri Durhaka Kepada Suami,No 4 Paling Banyak Dilakukan Para Istri.
Ciri-ciri Istri yang Dirindukan Surga
Wanita sholehah adalah wanita yang diidamkan lelaki dan istri yang dirindukan surga dan ada empat ciri-ciri istri yang dirindukan surga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.
Surga, siapa yang tidak ingin masuk Surga, tentu tidak ada, khusus untuk seorang istri, ada empat ciri-ciri istri yang dirindukan Surga.
Saat Rasulullah SAW Isra' Mi'raj, beliau diperkenankan oleh Allah SWT melihat Surga, beliau melihat banyak penghuni Surga adalah wanita.
Ketika beliau diperkenankan melihat Neraka, ternyata lebih banyak penghuni Neraka adalah wanita.
Sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW kenapa itu bisa terjadi?
Rasulullah SAW menjelaskan kepada sahabat, ada dua sebabnya kenapa wanita banyak masuk neraka :
1. Wanita tidak bisa tahan mulutnya untuk menyebut kejelekan orang.
2. Dia tidak taat dan tidak mensyukuri suaminya.
Lantas, siapa wanita yang dirindukan Surga, ada empat cirinya:
1. Wanita yang memelihara sholatnya
Sholat yang dimaksud dalah sholat wajib lima waktu, namun sebagai seorang hamba seorang istri juga disunnahkan melaksanakan sholat sunnah, baik sholat malam maupun sholat rwatib.
2. Wanita yang memelihara puasanya
Puasa yang dimaksud adalah puasa Ramadhan dan termasuk puasa sunnah.
Puasa, selain baik untuk kesehatan lambung, juga bagus untuk menjaga tubuh istri tetap ideal.
3. Wanita yang mentaati suaminya
Mentaati suami maksudnya, tidak semua permintaan suami ditaati, hanya yang sesuai dengan syariat Islam saja, namun ketika sudah bertentangan dan syariat Islam, tidak perlu diikuti.
4. Wanita yang menjaga harga dirinya
Satu di antara cara istri menjaga harga dirinya adalah dengan menutup auratnya, karena aurat perempuan adalah harga dirinya.
Menutup aurat ini tidak saja dengan menutup seluruh badan dengan pakaian, namun juga tidak memakai pakaian yang ketat hingga memperlihatkan bentuk tubuhnya.
Pakailah pakaian yang menutup aurat dan longgar dan bahannya dari yang tidak najis.
Jika wanita sudah memiliki ciri yang empat itu, wanita dipersilahkan masuk Surga dari pintu mana yang ia suka.
Untuk lebih jelasnya bagaimana menjalankan yang empat itu, silahkan simak ceramah Ustadz Das'af Latif dari awal hingga akhir.
Untuk mencapai yang 4 tersebut, wanita yang dirindukan Surga harus melaksanakan 13 amalan yakni:
- Menjaga sholat 5 waktu
Sholat lima waktu adalah kewajiban, baik wanita maupun laki-laki. Orang islam wajib melaksanakan sholat lima waktu. Dan amalan sholat inilah yang kelak akan dihisab pertama di hari akhir. Dari hadist diatas, cukup jelas bahwa wanita menjadi makhluk yang dirindukan Surga apabila sholat lima waktu selalu dilakukan dengan hati yang ikhlas.
- Berpuasa di bulan Ramadhan
Berpuasa juga merupakan satu dari rukun Islam. Berpuasa wajib bagi laki-laki dan juga wanita. Walaupun wanita mungkin tidak bisa menjalani ibadah puasa secara penuh di bulan Ramadhan, namun mereka masih diberi kesempatan di luar Ramadhan untuk membayar hutang puasa tersebut. Itulah salah satu keutamaan untuk wanita dalam berpuasa.
- Menghindari zina
Zina adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam. Zina adalah sebuah dosa besar. Wanita yang berzina akan sulit untuk masuk Surga. Sebaliknya, wanita yang bisa menghindari zina adalah ciri dari wanita yang dirindukan Surga.
- Taat pada suami
Suami yang agamanya bagus akan selalu menuntun keluarganya untuk menuju kebaikan. Wanita yang baik dan dirindukan Surga adalah wanita yang bisa mengikuti dan taat dengan suami tersebut. Jika sudah taat pada ajaran suami, tentu saja tidak akan sulit bagi wanita untuk masuk Surga.
Selain keempat kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah tersebut, ada beberapa kriteria wanita yang dirindukan Surga yang tertulis juga dalam Al Qur’an dan beberapa hadist lainnya, diantaranya:
- Wanita yang sabar
Dalam surat Al Ahzab (33): 35, Allah berfirman: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar , laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut ( nama ) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Dai ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang Allah sebutkan untuk mereka yang ingin mendapat ampunan dan pahala yang besar, salah satunya laki-laki dan wanita yang sabar. Dari penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa sabar akan menghantarkan kita pada ampunan Allah. Dan dari ampunan itulah kita akan bisa mendapatkan rahmat-Nya berupa Surga.
- Mendidik anak perempuan dengan baik
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan dengan sesuatu, kemudian dia tetap berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut bisa menjadi penghalang baginya dari api Neraka.”
Dari hadist tersebut, mendidik anak perempuan dengan sebaik-baiknya adalah penghalang bagi seseorang untuk masuk Neraka. Terutama ibu yang adalah wanita.
- Sabar menerima penyakit
Penyakit adalah sebuah cobaan yang akan bisa mengangkat derajad kita asalkan kita mau bersabar. Baik laki-laki maupun wanita, bisa bersabar dalam menerima penyakit tentu akan ada ganjaran yang besar dari Allah. Hal ini diperkuat dengan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Abi Rabbah ra, yang berbunyi:
Ibnu Abbas ra. pernah bercerita kepadaku , “Ada seorang wanita yang datang ke Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Nabi, aku menderita penyakit sejenis ayan, bila penyakit itu kumat aku tidak sadar sampai membuka auratku, berdoalah kepada Allah agar menyembuhkanku.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Bila kamu mau bersabar maka bagimu Surga, tetapi bila tidak maka aku bisa mendoakanmu kepada Allah.’ Wanita tadi menjawab . ‘Baiklah aku bersabar, tetapi doakan agar aku tak sampai membuka aurat.’ Maka, Rasulullah SAW pun mendo’akannya.”
- Selalu mencari ridha suami
Mencari ridha suami adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah untuk para wanita. Dan inilah salah satu karakteristik wanita yang selalu dirindukan Surga. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa wanita penghuni Surga adalah wanita yang selalu bisa meminta ridha suaminya (meminta maaf) saat suaminya sedang marah atau saat ia sedang marah kepada suaminya.
- Tidak pernah menyakiti orang lain
Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa wanita yang hanya mampu sholat lima waktu dan bersedekah dengan sepotong keju namun tidak pernah menyakiti hati siapapun itu adalah penghuni Surga. Tidak demikian dengan wanita yang rajin beribadah siang dan malam namun sering menyakiti tetangganya dengan lisan. Maka wanita yang seperti ini adalah penghuni Neraka.
- Menyayangi binatang
Binatang jugalah makhluk ciptaan Allah. Wanita yang bisa menyayangi binatang dan tidak berbuat aniaya terhadap binatang, pasti mendapat ganjaran tersendiri dari Allah SWT. Dan ganjaran tersebut adalah Surga. Seperti sebuah kisah tentang seorang wanita yang memberi minum anjing yang sedang kehausan. Maka wanita tersebut taubatnya diterima oleh Allah.
- Amar ma’ruf nahi munkar
Dalam surah at – Taubah (9): 71, Allah menjelaskan bahwa siapa saja yang menjadi penolong bagi orang lain dengan menyuruh mengerjakan hal yang ma’ruf serta mencegah yang munkar, baik laku-laku maupun wanita, mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Dari penjelasan tersebut, wanita yang amar ma’ruf dan nahi munkar adalah calon penghuni Surga.
- Melahirkan keturunan
Wanita yang melahirkan dan bisa mendidik anak-anaknya hingga menjadi anak-anak yang salih dan salihah akan diberikan kedudukan istimewa di dalam Islam. Begitulah penjelasan Rasulullah SAW. Bahkan, wanita yang meninggal ketika sedang melahirkan akan dianggap sebagai mati syahid dan mendapat balasan Surga.
- Berbakti kepada kedua orang tua
Orang tua adalah dua orang yang wajib untuk dihormati. Baik laki-laki maupun wanita wajib berbakti kepada orang tuanya. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah amalah yang fardu kifayah. Wanita yang berhasil berbuat baik dan berbakti pada orang tua tentulah menjadi wanita penghuni Surga yang ridihai oleh Allah.
Kisah Fatimah Az Zahra Putri Rasulullah Muhammad SAW
a. Fatimah Az Zahra pada Usia 6-7 tahun
Fatimah selalu menemani, membantu, dan melindungi ayahnya setelah menerima Islam. Fatimah dikisahkan melihat `Uqbah ibn Abi Mu`ayt menaruh isi perut binatang di punggung Rasulullah saat sedang sujud. Sambil menangis, Fatimah lari dan membersihkan kotoran tersebut dari punggung Rasulullah. Dia kemudian berkata tak perlu menangis karena Allah SWT akan memenangkan Islam dari musuhnya.
b. Fatimah Az Zahra pada Usia 10 tahun
Pada usia beranjak remaja, Fatimah memiliki kesabaran luar biasa di tengah tekanan Quraisy pada periode Mihna. Dia telah kehilangan tiga saudara perempuan, laki-laki, dan harus melihat ayahnya terus disiksa. Kesabaran yang seolah tidak pernah habis ini menjadi karakter Fatimah bahkan setelah ia menikah dan hidup miskin bersama Ali.
c. Fatimah Az Zahra pada Usia 13 tahun
Ketika remaja, Fatimah melihat orang tuanya diisolasi di Shi’b Abi Talib yang seperti penjara di tengah gurun pasir. Selama tiga tahun, Fatimah dan orang tuanya hanya bisa makan daun-daunan bersama para muslim dalam penjara tersebut. Di usia 16 tahun, Fatimah kaget saat tahu kondisi ibunya hingga meninggal 2-3 bulan kemudian usai periode penjara.
d. Fatimah Az Zahra pada Usia 18 tahun
Fatimah harus menyaksikan ayahnya hijrah lebih dulu ke Madinah meninggalkannya sendirian di Makkah. Pertimbangannya, membawa Fatimah membuat rombongan hijrah makin besar hingga mudah diketahui Quraisy. Hal ini berisiko buruk bagi keselamatan Nabi Muhammad SAW dan Fatimah, sehingga dia pergi bersama rombongan berikutnya.
Di usia 18 tahun, Fatimah juga menyaksikan ayahnya memiliki pendamping lain sepeninggal Khadijah. Tawaran pernikahan mulai diterima Fatimah dari para sahabat Nabi Muhammad SAW. Pilihan Rasulullah SAW jatuh pada Ali yang melamarnya lewat pelindung tubuh saat perang seharga 250 dirham. Uang tersebut untuk membeli mas kawin dan keperluan pernikahan lainnya.
e. Fatimah Az Zahra Menjalani Pernikahan dan Hidup Seadanya
Pasangan Ali dan Fatimah hidup seadanya, dengan pekerjaan sebagai pembawa air serta pembuat roti. Suatu hari, Ali mengeluh punggungnya sakit sedangkan Fatimah merasakan hal yang sama pada tangannya. Keduanya kemudian pergi ke rumah Nabi Muhammad SAW untuk meminta seorang budak. Rasulullah SAW menolak permintaan tersebut dan mendatangi rumah keduanya.
Saat itu Ali membukakan pintu sedangkan Fatimah masih di tempat tidur. Nabi Muhammad SAW kemudian duduk di antara mereka dan menyarankan membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali menjelang tidur. Nabi Muhammad SAW mengatakan, kebutuhan mereka akan terpenuhi atas izin Allah SWT. Ali kemudian mengatakan, kekuatan mereka meningkat hingga tak perlu lagi budak atas izin Allah SWT.
f. Fatimah Az Zahra pada Usia 28 tahun
Menjelang usia 28 tahun berbagai pengalaman hidup memperkuat karakter Fatimah sebagai pribadi yang dewasa, sabar, dan bijak. Dia sempat bertengkar dengan Ali, karena suaminya ditawari menikah lagi dengan Juwayriyah binti Abu Jahal. Ali mengatakan tidak menerima tawaran tersebut, sehingga pasangan ini rukun dan menyelesaikan masalahnya.
Di usia ini, Fatimah juga harus menghadapi kehilangan Rasulullah SAW. Fatimah tahu karena Rasulullah tak lagi mencium keningnya seperti biasa karena kondisi yang makin menurun.
Saat itu, Fatimah harus mendekatkan telinganya pada Nabi Muhammad SAW untuk mendengar yang dikatakan. Nabi dikisahkan mengatakan waktu meninggal dan Fatimah akan menyusul dalam waktu tidak lama. Fatimah juga dijanjikan Surga bersama Khadijah, Asiyah, dan Maryam.
(Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/istri-sholehah-ini-ciri-ciri-istri-yang-dirindukan-surga-10-ciri-ciri-istri-durhaka-kepada-suami.jpg)