KISAH Guru Cantik di Pekanbaru Ini Pernah Dirayu Siswanya, Ada yang Tanya Soal Pribadi dan Caper
Kisah Guru Cantik di Pekanbaru, sering dirayu siswa, siswa tanya soal hal pribadi, dan trik para Guru Cantik ini menghadapi siswa yang cari perhatian
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Bagi Yocha, tantangan menjadi guru muda itu, selain menghadapi rayuan siswa, juga menghadapi kecenderungan siswa yang kurang hormat atau memandang guru yang lebih tua lebih ditakuti.
Kadang juga menghadapi pandangan sebelah mata dari guru senior maupun siswa sendiri.
"Walaupun begitu, menjadi guru muda itu asik, karena mampu secara cepat memahami kondisi siswa, dan siswa lebih mudah saya dekati dengan adaptasi dan cara berkomunikasi yang tidak terlalu monoton atau formal, sehingga siswa lebih nyaman berinteraksi dan bersosialisasi.
Selain itu, pola pengajaran pun lebih inovatif dan aktif, sehingga mampu mengimbangi kebosanan siswa ketika proses belajar mengajar," jelas Yocha.
Sebagai guru dan masih muda, ia juga harus melek teknologi dan akrab dengan internet.
Selain untuk memantau perkembangan dunia, juga memantau perkembangan bahan ajar agar bisa berinovasi dan up to date.
"Saya juga sering membaca buku melalui smartphone, karena keterbatasan bahan bacaan cetak.
Kadang juga menganalisa dan menelaah teknik mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas," tutur Yocha.
Tidak Saya Masukan ke Hati
Sebagai guru muda dan cantik, Ninna (ig: @niinna03) juga menghadapi berbagai fenomena dalam menjalani profesinya.
Baik itu dirayu siswa maupun akrab dengan internet untuk mengawasi siswa dan meng-update ilmu mengajar.
"Namanya juga siswa, anak muda yang sedang puber, melihat gurunya cantik, ya pasti dirayu.
Tapi saya tidak masukan ke hati dan saya anggap mereka adalah adik saya, dan saya mengarahkan mereka.
Kadang mereka juga menjahili saya, ya saya anggap adik saya saja yang menjahili," ungkap Ninna.
Fenomena lainnya yang dihadapi Ninna adalah tantangan menjadi guru muda.
Sebagai guru muda ia harus sabar, karena dalam proses kegiatan belajar semua siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, dan ia harus bisa sabar dan melakukan pendekatan dengan setiap karakter yang berbeda tersebut.
Perkembangan teknologi kadang membuat siswa sibuk dengan smartphone, sehingga terkadang malas dalam belajar.
Sebagai guru ia harus bisa mengarahkannya.
"Saya suka dengan anak-anak. Jadi saya enjoy saja dalam proses belajar dan pastinya dengan lingkungan sekolah.
Saya juga juga harus akrab dengan internet untuk kebutuhan mengajar.
Bagi saya, ilmu itu bukan hanya di satu buku tetapi banyak ilmu yang bisa diambil dari mana saja, satu di antaranya dari internet," jelas Ninna.
Tanggapi Rayuan dengan Gurauan
Sebagai guru muda dan cantik, mengajar pula di sekolah menengah atas, membuat guru muda harus menghadapi hal.
Mulai dari rayuan siswa hingga tantangan menjadi guru profesional dan melek teknologi.
Seorang guru muda dan cantik, Risna (ig: @risnawati_21) pernah dirayu siswanya, walau ia tak pernah membayangkan akan digoda oleh siswa.
"Dirayu sudah pasti karena umur saya yang masih muda, apalagi saya belum nikah. Membayangkan bakal digodain siswa saya tak pernah.
Kalau digoda, saya bawa bergurau saja, kalau dibl kelas bisa bikin suasana kelas lebih menyenangkan," ungkap Risna.
Sejalan dengan itu, bagi Risna, tantangan menjadi guru muda adalah harus memiliki kesabaran dan komitmen yang tinggi dalam membangun image di depan siswa.
Hal ini agar siswa tidak menyepelehkan guru muda, karena sisqa beranggapan guru muda bisa dibandingkan dengan umur mereka.
"Namun, menjadi guru muda itu juga asik, karena siswa bisa bergaul dengan saya.
Siswa menganggap saya seperti teman ataupun sahabat atau kakak mereka.
Jadi, siswa tidak sungkan untuk curhat dan menjadikan saya sebagai sahabat.
Ini terjadi karena siswa berfikir saya pernah mengalami masalah seperti mereka dan mereka tak segan buat minta pendapat atau saran kepada saya," jelas Risna.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kata Risna, ia juga sering bahkan setiap hari menggunakan internet.
Internet sudah menjadi kebutuhan, karena kadang siswa tidak terlalu suka membaca buku atau punya buku, dan anak SMA sekarang ada tugas pasti langsung cari di internet.
Ia sebagai guru juga tak boleh ketinggalan zaman karena penggunaan internet zaman sekarang sudah lumrah.
"Saya menggunakan internet untuk mendapatkan referensi mengajar. Ketika buku tak ada, maka saya menjelaskan materi kepada siswa melalui smartphone.
Kadang saya mengajar juga saya selingi dengan penampilan video atau gambar menggunakan proyektor," tutur Risna. (Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi)

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											