Emmanuel Macron Sebut Islam Sebagai Teroris, Recep Tayyip Erdogan: Akal Sehatnya Hilang
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan kesehatan mental Macron, sementara Muslim di beberapa negara menuntut boikot terhadap Prancis
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ditambah lagi dengan sejumlah orang-orang di negara-negara mayoritas Muslim melakukan protes di jalan.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan bahwa umat muslim selalu menjadi korban utama dari kebencian.
“Muslim adalah korban utama dari 'kultus kebencian', diberdayakan oleh rezim kolonial & diekspor oleh klien mereka sendiri,”
“Menghina 1.9 milar Muslim & kesucian mereka untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis seperti itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara oportunistik. Itu hanya menyulut ekstremisme," katanya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Senin (26/10/2020) memanggil duta besar Prancis di Islamabad untuk memintai penjelasan tentang pernyataan Macron.
"Benih kebencian yang ditanam hari ini akan mempolarisasi masyarakat dan memiliki konsekuensi serius," kata Menteri Luar Negeri, Shah Mehmood Qureshi dalam sebuah pernyataan.
Langkah tersebut dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menulis surat kepada kepala Facebook Mark Zuckerberg.
Dalam surat itu, Ia meminta Facebook tentang pelarangan konten Islamofobia, serupa dengan tindakan platform tersebut terhadap penyangkal Holocaust.
Qureshi mengatakan, Pakistan telah mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperhatikan dan mengambil tindakan terhadap narasi berbasis kebencian terhadap Islam.
Sementara itu, warga Suriah menggelar unjuk rasa pada hari Minggu (25/10/2020), di mana mereka membakar gambar Macron.
Sekitar 70 orang melakukan protes di ibu kota Libya, Tripoli, kata seorang koresponden AFP.
Beberapa dari mereka membakar bendera Prancis dan mencap foto presiden Prancis.
“Sebagai Muslim, adalah kewajiban kami untuk menghormati semua nabi, jadi kami mengharapkan hal yang sama dari semua agama lain,” kata Fatima Mahmud (56), menjelang protes di Tripoli.
“Menuduh Islam dan Muslim tidak akan menjaga perdamaian sosial di Prancis,” sambungnya.
Di Deir al-Balah di Jalur Gaza, warga Palestina membakar poster Macron, menyebut pernyataannya sebagai serangan dan penghinaan terhadap Islam.