Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kecaman kepada Presiden Prancis Macron Meluas, MUI Angkat Bicara: Serukan Hal Ini!

Majelis Ulama Indonesia(MUI) langsung bereaksi komentar Macron terkait pemenggalan seorang guru karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad

AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbuntut panjang.

Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia(MUI) langsung bereaksi komentar Macron terkait pemenggalan seorang guru karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas yang ia pimpin.

Macron menyebut 'sang guru dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'. Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Muhyiddin Junaidi mengecam keras pernyataan tersebut.

Menurut Muhyiddin, pernyataan Macron ini telah membangkitkan gerakan Islamophobia.

"MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia.

Bahkan kecaman beliau terhadap pelaku pembunuhan atas wartawan Tabloid Charlie Hebdo telah menempatkan Macron sebagai pemimpin Eropa yang mendukung tumbuh suburnya gerakan Islamophobia," ujar Muhyiddin melalui keterangan tertulis, Senin (26/10).

Muhyiddin menyebut, Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama kepada Islam. 

Baca juga: Sudah Surati Seluruh Gubernur, Pemerintah Umumkan TIDAK ADA Kenaikan Upah Minimum 2021

Baca juga: Jalan Purwodadi Makan Korban Ibu Hamil, Warganet Pekanbaru Beberkan Jalan Rusak Parah Lainnya

Baca juga: KRONOLOGI Pria Jatuh dari Flyover Kelok Sembilan: Mengaku Mahasiswa & Sempat Pukul Kepala Sendiri

Dirinya menilai kebebasan tanpa batas dan melawan norma justru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan.

"MUI meminta kepada Menlu agar segera memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi dan penjelasan komprehensif terkait sikap Pernyataan Presiden Macron," tegas Muhyiddin.

Muhyiddin mengatakan masyarakat muslim dunia sangat geram dan menyesalkan sikap Macron.

Apalagi pengungkitan kasus Charlie Hebdo di tengah pandemi Covid-19. Menurut Muhyiddin Prancis harusnya belajar banyak dari negara Jerman.

Kanselir Jerman Angela Merkel dinilainya cukup dewasa dalam bersikap dan menghargai perbedaan sudut pandang di negara yang heterogen.

Baca juga: Umumkan Sudah Akad, Dul Jaelani Pamer Video Mersa: Tissa Biani Habis Keramas Pagi

Baca juga: Operasi Zebra Hari Ini: Perbedaan Surat Tilang Slip Biru dan Merah, Mana yang Lebih Efektif?

"Ternyata pernyataan Macron tentang Islam dan umat Islam sebagai main trigger di banyak kasus kekerasan di dunia, terutama jika umat islam mayoritas.

Ini sangat berbahaya seakan menyamakan Islam agama kekerasan dan intoleran," kata Muhyiddin.

Padahal, menurut Muhyiddin, pertumbuhan muslim di kalangan warga Prancis terus bertambah tiap tahunnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved