RESMI DICABUT, Status Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau Berakhir Hari Ini

Pencabutan status siaga Karhutla ini diumumkan langsung oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, Selasa (27/10/2020)

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Pencabutan status siaga Karhutla ini diumumkan oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution dalam rapat koordinasi yang berlangsung di ruang Melati Kantor Gubernur Riau, Selasa (27/10/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau resmi dicabut.

Pencabutan status siaga Karhutla ini diumumkan langsung oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution dalam rapat koordinasi yang berlangsung di ruang Melati Kantor Gubernur Riau, Selasa (27/10/2020).

"Dengan mengucapkan alhamdulillah, status siaga darurat bencana Karhutla di provinsi Riau tahun 2020 saya nyatakan berakhir," kata Edy saat memimpin Rakor pencabutan status siaga darurat bencana Karhutla di Provinsi Riau.

Baca juga: Pindah Memilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Inhu 2020, Ini Syaratnya

Baca juga: Ada yang Libatkan Anak-anak dan Lansia, Bawaslu Hanya Keluarkan Teguran Lisan Sebulan Masa Kampanye

Baca juga: Model Lebih Keren dan Stylish, Mitsubishi Hadirkan Xpander Black Edition

Seperti diketahui status siaga darurat Karhutla Riau ditetapkan sejak 11 Februari 2020 lalu dan berakhir 31 Oktober 2020 besok.

"Alhamdulillah, sampai sekarang bulan Oktober kita masih terbebas dari asap. Ini semua berkat kerjasama kita semua stokeholder, dan dukungan pemerintah pusat," ungkap Edy Nasution lagi.

Dengan begitu, Wagubri berharap berdasarkan data yang disampaikan BMKG, bahwa bulan Oktober sudah masuk musim hujan.

Dan November sudah puncak hujan tidak ada kebakaran hutan dan lahan di Riau.

"Provinsi Riau menjadi percontohan dalam penanganan Karhutla nasional," katanya.

Mantan Damrem 031 Wirabima ini mengungkapkan, bahwa apa yang sudah diraih oleh Riau dalam penanganan Karhutla tahun ini tidak terlepas dari kerjasama semua pihak.

Mulai dari tingkat provinsi hingga ke kabupaten kota serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.

"Berbagai upaya kita lakukan selama status ini kita berlakukan. Mulai dari patroli darat dan udara, sosialisasi, kemudian pemadaman melalui darat dan udara yang dilakukan secara terpadu.”

“ Termasuk penegakan hukum, dengan ditetapkannya 65 tersangka pelaku Karhutla selama tahun 2020 ini," katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, Pemprov Riau pertama di Indonesia yang menetapan status siaga Karhutla setelah mendapat arahan dari Priseden.

"Sudah 264 hari kita menetapan status siaga tingkat provinsi. Status ini ditetapkan pada 11 Februari lalu, dimana setelah beberapa hari Riau mendapat arahan dari Pak Presiden," katanya.

Menurut Edwar, pihaknya bersama TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD Kabupaten/Kota, KLHK telah berupa bersama melakukan pencegahan dan penanggulangan Karhutla 2020.

"Dari pekerjaan itu pada tahun 2020, Riau dapat menekan Karhutla. Itu dapat di lihat turunkan luas Karhutla tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Ini berkat kerjasama semua," ujarnya.

Kemudian ISPU, lanjut Edwar, tahun ini di Riau tidak ada berbahaya maupun tidak sehat, semua hijau dan biru.

"Alhamdulillah tahun ini kita pencegahan Karhutla. Dan Riau berhasil melakukan upaya pencegahan sehingga tahun 2020 ini Riau bebas asap," katanya.

Edwar mengungkapkan, sepanjang status siaga darurat diberlakukan, luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 1.587, 66 hektare dengan jumlah hotspot sebanyak 2.730 titik.

"Jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan jumlah luas lahan yang terbakar cukup signifikan. Bahkan penurunannya sampai 83,62 persen," kata Edwar.

Edwar menyebut luas lahan yang terbakar di periode yang sama dengan tahun 2019 lalu adalah seluas 9.706,73 hektare.

Edwar merincikan dari 1.587,66 hektare luas lahan terbakar di Riau sepanjang tahun 2020 tersebut, paling luas ada di Kabupaten Inhil seluas 479,5 hektare.

Kemudian di Bengkalis 382,1 hektare, Siak 174,56 hektare, Pelalawan 142,6 hektare dan di Dumai 138,95 hektare.

Kemudian Inhu 70,35 hektare, Rohil 60,15 hektare, Meranti 44,2 hektare, Kampar 37,09 hektare, Rohul 32 hektare, Pekanbaru 24,66 hektare dan di Kuansing 1,5 hektare.

Luas Lahan Terbakar Turun 83,62 Persen

Selama 264 hari provinsi Riau berstatus siaga darurat Karhutla.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dipastikan tidak akan memperpanjang status tersebut.

Sebab saat ini Riau sudah mulai masuk musim hujan. Sehingga potensi Karhutla pun diprediksi minim terjadi.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar selaku Komandan Satgas (Dansatgas) Penanganan Karhutla Riau secara resmi akan mencabut status tersebut, Selasa (27/10/2020) besok di Ruang Rapat Kenanga, Kantor Gubernur Riau, pukul 10.00 WIB.

Pencabutan status siaga darurat Karhutla akan diumumkan dalam rapat koordinasi yang melibatkan berbagai unsur.

Mulai dari unsur TNI, Polri, Kejaksaan, Mangala Agni, KLHK, BPBD, Manggala Agni, Satpol PP serta BMKG stasiun Pekanbaru.

Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger saat menghadiri rapat koordinasi Karhutla di kantor P3E Sumatera di Jalan Subrantas Panam, Senin (26/10/2020).

Sepanjang status siaga darurat diberlakukan, luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 1.587, 66 hektare dengan jumlah hotspot sebanyak 2.730 titik.

"Jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan jumlah luas lahan yang terbakar cukup signifikan.”

“ Bahkan penurunannya sampai 83,62 persen," kata Edwar.

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved