Didesak Mundur Usai Raja Tolak Kondisi Darurat, PM Muhyiddin Banjir Support dari Partai Koalisi
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadapi tuntutan untuk mengundurkan diri pada hari Senin (26/10/2020)
Desakan itu muncul setelah Raja Malaysia menolak permintaannya menyatakan keadaan darurat dalam memerangi pandemi Covid-19.
Sebelumnya Muhyiddin telah meminta raja menyatakan negara dalam keadaan darurat akibat lonjakan baru infeksi Virus Corona di Malaysia.
Munculnya kasus Covid-19 baru menghantam perekonomian negeri jiran tersebut.
Namun sejumlah kritikus menuduhkan menggunakan kesempatan itu untuk menangguhkan sidang parlemen dalam menguji dukungan mayoritas tipis yang ia dapatkan dari parlemen.
Penolakan Raja Al-Sultan Abdullah menunjukkan kekuasaan Muhyiddin mulai terkikis, setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan ia mendapat dukungan mayoritas di parlemen.
Termasuk dari pembelot dari pendukung Muhyiddin, untuk membentuk pemerintahan baru.
Menolak permintaan Muhyiddin pada hari Minggu, raja juga meminta politisi untuk mengakhiri politik yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah.
Raja menilai pemerintah telah menangani pandemi Covid-19 dengan baik.
Raja juga menekankan pentingnya anggaran 2021 yang dijadwalkan akan ditetapkan di depan parlemen pada 6 November 2020.
Tetapi para pemimpin partai lain dalam koalisi Muhyiddin dan oposisi mengkritik langkahnya untuk mencari kekuatan darurat dan memintanya untuk mundur setelah tawaran itu gagal.
“Syukurlah, Yang Mulia Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang dapat menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis,” kata Ahmad Puad Zarkashi dalam sebuah posting di Facebook.
Zarkashi adalah pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) - partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa.
Anggota parlemen oposisi, Wong Chen, mengatakan proposal "jahat" Muhyiddin telah ditolak oleh raja, dan bahwa perdana menteri harus mengundurkan diri atau memecat menteri yang mengusulkan keadaan darurat.
Negara Asia Tenggara itu jatuh ke dalam ketidakstabilan politik pada akhir Februari setelah pengunduran diri perdana menteri sebelumnya.
Politisi veteran Mahathir Mohamad, setelah koalisinya pecah, dan mantan sekutunya Muhyiddin membentuk aliansi baru dengan UMNO untuk menjadi perdana menteri.