Diminta Telanjang, Sejumlah Penumpang Wanita Alami Pelecehan Seksual di Bandara Qatar
Qatar menyatakan akan menyelidiki tuduhan bahwa sejumlah perempuan yang menjadi penumpang di 10 penerbangan telah melalui penggeledahan yang invasif
Banyak perempuan menjadi stres setelahnya dan menerima dukungan kesehatan dari pemerintah Australia, kata saksi mata.
Pada hari Senin, Menteri Luar negeri Australia menyebut sejumlah laporan mengindikasikan bahwa perlakuan yang diterima para perempuan
"di luar keadaan ketika perempuan dapat memberikan persetujuan tanpa paksaan".
Namun, pemerintah menolak untuk melabelinya sebagai serangan seksual sembari menunggu perincian dari pejabat Qatar. Politikus oposisi di Australia telah menyebutnya serangan seksual.
'Saya tidak percaya ini bisa terjadi'
Australia telah menyerahkan masalah ini ke polisi federal, tetapi mengatakan akan menunggu kabar dari pejabat Qatar sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
Sekretaris Departemen Luar Negeri Australia Frances Adamson mengatakan pada sidang Senat yang sama pada hari Rabu bahwa seorang pejabat diplomatik Australia sedang dalam penerbangan menuju ke Sydney.
Ia tidak menjalani pemeriksaan, tetapi segera melaporkannya kembali ke kementerian.
"Saya tidak percaya ini bisa terjadi," kata Adamson kepada Senat.
Ia menambahkan, "Ini bukan- berdasarkan standar apa pun - perilaku normal dan pihak Qatar menyadari bahwa, setelah terkejut olehnya, mereka tidak ingin hal ini terjadi lagi."
Dalam pernyataannya, Qatar berkata mereka berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pelancong yang transit di negaranya.
Bandara Internasional Hamad di Doha tetap buka sebagai pusat transit yang penting bagi perjalanan internasional di tengah pandemi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penumpang Perempuan Diminta Telanjang di Bandara, Qatar Minta Maaf dan Janji Selidiki", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/10/28/135539070/penumpang-perempuan-diminta-telanjang-di-bandara-qatar-minta-maaf-dan?page=all#page2.
Editor : Miranti Kencana Wirawan