Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Niat Selamatkan Tempat Sandar Kapal, Nelayan di Bengkalis Sukses Kembangkan Ekowisata Mangrove

Ekowisata yang terletak sekitar empat ratus meter dari jalan utama lintas Siak - Sungai Pakning, Bengkalis ini dahulunya tempat sandar kapal nelayan

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Gubernur Riau dan Pj Bupati Bengkalis Syahrial Abdi saat meresmikan dan melihat Ekowisata Mangrove Desa Pangkalan Jambi, Minggu (28/9/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Ekowisata Mangrove yang diresmikan Gubernur Riau Syamsuar beberapa waktu lalu ternyata memiliki latar belakang kisah yang menarik.

Ekowisata yang terletak sekitar empat ratus meter dari jalan utama lintas Siak - Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis ini dahulunya hanya tempat sandar kapal nelayan Desa Pangkalan Jambi.

Awalnya lokasi yang saat ini sudah ditumbuhi ribuan pohon mangrove ini hanya tepian pantai yang setiap tahun habis tergerus oleh abrasi.

Penanaman mangrove saat itu hanya untuk mencegah terjangan abrasi agar kelompok nelayan sekitar masih tetap memiliki tempat sandar kapal mereka untuk melaut.

Baca juga: Menelisik Perkembangan Siak Sri Indrapura, Berjalannya Estafet Kepemimpinan di Negeri Istana

Baca juga: Produk Ditolak, Perancis Desak Timur Tengah Akhiri Boikot, Buntut Protes Pernyataan Presiden Macron

Baca juga: Kepleset Sebut Nama Trump Jadi George, Joe Biden Diolok-olok Rivalnya Sesama Kandidat Presiden AS

Alpan, satu daintara perintis ekowisata dan sekarang dipercaya sebagai Ketua Umum Kelompok Mangrove Pangkalan Jambi ini membuka cerita perjuangannya.

Bersama sebelas orang rekan satu kelompok nelayan Pangkalan Jambi.

Sejak tahun 2004 lalu dirinya bersama kelompok nelayan sudah memanam mangrove di sana, namun selalu gagal.

Mangrove yang ditanam yang baru berukuran kecil ini habis tergerus ombak pantai selat Bengkalis.

"Jangankan dikunjungi orang seperti sekarang, dahulunya hanya tempat sandar kapal aja, karena kami takut kehilangan tempat sandar makanya kami tergerak untuk menanam bakau saat itu," cerita Alpan.

Awal menanam mangrove di lokasi ini dilakukan secara swadaya dengan membeli bibit mangrove dengan uang sumbangan anggota kelompok nelayannya.

Ketika menanam mangrove dari ratusan mangrove yang ditanam yang hidup paling banyak sekitar satu atau dua batang aja.

"Kita saat itu hampir frustasi dengan usaha yang kita lakukan, setiap tahun menanam hanya sebagian kecil yang berhasil tumbuh," Kata Alpan.

Asa tanaman mangrove untuk mempertahankan daratan Desa Pangkalan Jambi dari abrasi ini mulai terbuka.

Ketika kelompok nelayan ini mendapat bantuan CSR dari Pertamina RU II Dumai yang beroperasi di Sungai Pakning.

Saat itu Pertamina memberikan bantuan nelayan melalui program CSR secara pertahap.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved