Produk Ditolak, Perancis Desak Timur Tengah Akhiri Boikot, Buntut Protes Pernyataan Presiden Macron
Perancis mendesak negara-negara Timur Tengah untuk mengakhiri seruan boikot mereka terhadap barang-barang produksi Perancis
Komentar tersebut mendorong Perancis memanggil duta besarnya untuk Turki untuk melakukan konsultasi pada Sabtu (24/10/2020).
Boikot Terhadap Produk Perancis
Beberapa rak supermarket telah dilucuti dari produk Perancis di Yordania, Qatar, dan Kuwait.
Misalnya, produk perawatan rambut dan kecantikan lainnya buatan Perancis sudah tidak dipajang lagi di rak toko.
Di Kuwait, serikat pengecer besar telah memerintahkan pemboikotan barang-barang Perancis.
Serikat Masyarakat Koperasi Konsumen nonpemerintah mengatakan telah mengeluarkan arahan sebagai tanggapan atas "penghinaan berulang" terhadap Nabi Muhammad.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri Perancis mengakui tindakan tersebut, dengan menulis, "Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan.”
“Serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal."
Secara online, seruan untuk boikot serupa di negara-negara Arab lainnya, seperti Arab Saudi, telah beredar.
Tagar yang menyerukan boikot jaringan supermarket Perancis, Carrefour, adalah topik paling trending kedua di Arab Saudi, ekonomi terbesar di dunia Arab.
Sementara itu, protes kecil anti-Perancis diadakan di Libya, Gaza, dan Suriah utara, tempat milisi yang didukung Turki melakukan kontrol.
Pembelaan kuat Macron terhadap sekularisme Perancis dan kritik terhadap Islam radikal setelah pembunuhan Paty, telah membuat marah beberapa orang di dunia Muslim.
Erdogan dari Turki bertanya dalam pidatonya, "Apa masalah individu yang disebut Macron dengan Islam dan dengan Muslim?"
Sementara itu, pemimpin Pakistan Imran Khan menuduh pemimpin Perancis itu "menyerang Islam, jelas-jelas tanpa memahaminya".
"Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," cuitnya.