SEJARAH Sumpah Pemuda: Sosok Pemuda Asal Sawahlunto Sumatera Barat Ini Jadi Sorotan Kala Itu
Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda, yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka.
Kongres Pemuda I memang belum berhasil menyatukan kelompok pemuda dalam satu organisasi.
Namun, konsep mengenai persatuan Indonesia semakin benderang.
Kongres Pemuda I belum bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti.
Akan tetapi, pidato Mohammad Yamin menimbulkan gejolak semangat yang baru.
Sebelum melakukan pertemuan akbar kedua, para pemuda kembali berupaya menyatukan sejumlah organisasi untuk fusi dalam satu wadah.
Perhimpunan Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPKI) menyepakati hal itu.
Kemudian, banyak organisasi pemuda yang memilih untuk fusi dalam satu wadah.
Namun, Mohammad Yamin menolak dilakukannya fusi organisasi pemuda. Yamin lebih memilih dibentuknya federasi dari perkumpulan-perkumpulan yang ada.
Sebab, perkumpulan masing-masing daerah lebih bisa bergerak bebas tanpa adanya sebuah aturan yang melekat.
Hingga dilakukannya Kongres Pemuda II dibuka pada 27 Oktober 1928 di Jakarta, Yamin yang menjabat sebagai Sekretaris Kongres belum menyetujui dibentuknya fusi.
Meski begitu, Yamin tetap memiliki semangat akan persatuan Indonesia.
Dia tetap berharap semangat persatuan tetap ada namun tak menghilangkan kekhasan tiap daerah.
Yamin juga tak ingin Kongres Pemuda II berakhir tanpa hasil.
Setidaknya, harus ada kemauan dan kesepakatan bersama yang dibacakan peserta kongres.
Baca juga: Soekarno Menyebutnya Guru, Tan Malaka Bapak Republik Indonesia, Gugur di Senapan Tentara Indonesia
Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas.