KKB Papua Lancarkan Aksi Meresahkan di Intan Jaya, Papua, Berikut Daftar Aksi Meresahkan KKB
Sejumlah aksi meresahkan kembali terjadi di Papua yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya.
Almanek selamat meski menderita empat luka tembak, sedangkan Heniko meninggal dengan tiga luka tembak.
Kelompok ini juga menembak seorang petani bernama Yunus Sani yang sedang melintasi Kampung Magataga, Distrik Wandai, 29 Mei 2020.
Baca juga:
Zaskia Sungkar Belikan Irwansyah Sepeda Harga Ratusan Juta, Shireen Sungkar: Bener-bener lu Berdua
Kisah 3 Sahabat yang Tenggelam di Mata Air Sedalam 1,5 Meter, Warga Temukan 3 Ketapel di Lokasi
Nilai Ekspor dan Impor Riau Naik Periode September 2020, Capai 1.20 Miliar Dolar
Yunus tewas di tempat dalam insiden ini
KKB Papua juga terlibat dalam insiden penembakan seorang warga bernama Laode Zainudin di Kampung Bilogai pada 15 Agustus 2020.
Korban yang merupakan pedagang itu ditembak dengan senjata laras pendek saat berjualan di kiosnya. Akibatnya, korban mengalami luka tembak cukup parah di bagian bahu.
”Kemungkinan besar kelompok ini akan kembali beraksi. Karena itu, diperlukan upaya patroli bersama TNI untuk mengantisipasi aksi mereka,” tutur Wayan.
Komandan Korem 171/Praja Vira Tama Brigadir Jenderal TNI Iwan Setiawan saat dihubungi menegaskan, dirinya telah menginstruksikan anggotanya untuk mengejar para pelaku penembakan itu.”Terdapat satu kompi pasukan TNI Angkatan Darat atau sekitar 100 personel di Intan Jaya.
Kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menghentikan aksi kelompok tersebut,” ucapnya.
2. Tebas lengan tukang ojek
Tiga hari setelah penyerangan dua pengemudi ojek, KKB Papua kembali menyerang pengemudi ojek lain pada Kamis (17/9/2020) pukul 10.50 WIT.
Melansir dari instagram @puspentni, korban bernama Badawi umur 51 tahun beralamat di Kompleks masjid Kampung Yokatapa.
Korban dibacok dengan menggunakan senjata tajam (Parang) yang menyebabkan tangan sebelah kiri putus. Karena kehabisan darah akhirnya Korban meninggal dunia di tempat.
Korban kemudian dievakuasi oleh masyarakat setempat bersama Aparat TNI-POLRI ke Puskesmas Bilogai menggunakan kendaraan roda empat milik Pasturan.
Di Puskesmas Bilogai, Korban ditangani oleh Tim medis dipimpin dr. Mirza.
Badawi akhirnya meninggal karena kehabisan darah. Aksi penyerangan diduga dilakukan bukan tanpa sebab.