Ingin Tahu Pengumuman Resmi Pemenang Pemilihan Presiden AS? Berikut Jadwalnya
Warga Amerika Serikat berbondong-bondong menyalurkan suaranya untuk menentukan masa depan mereka dengan memilih presiden
TRIBUNPEKANBARU.COM, WASHINGTON - Proses pemilihan Presiden Amerika Serikat masih berlangsung.
Warga Amerika Serikat berbondong-bondong menyalurkan suaranya untuk menentukan masa depan mereka dengan memilih presiden, Selasa (3/11/2020).
Dua kandidat Donald Trump dan Joe Biden sama-sama kembali ke pertarungan di pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Meski ini adalah pertemuan langsung pertama mereka di ajang pemilihan presiden, keduanya adalah figur lawas di Gedung Putih.
Baca juga: Diduga Penanganan Terlambat, Warga Kuansing yang Meninggal Akibat Demam Berdarah Dalam Kondisi Hamil
Baca juga: Abaikan Protokol Kesehatan,Ratusan Pelamar CPNS Berjubel di RSJ Urus Surat Kesehatan Jasmani Rohani
Baca juga: UPDATE HASIL Perhitungan Suara Pilpres AS Siang Ini: Biden Perkasa, Trump Keok
Donald Trump adalah Presiden AS saat ini yang mengincar masa jabatan kedua.
Sedangkan Joe Biden dulu adalah Wakil Presiden Barack Obama selama 2 periode.
Berikut adalah jadwal pilpres Amerika (jadwal pilpres AS), dilansir dari Wikipedia dan Reuters.
3 November: Hari pemilihan
Masih dalam kondisi pandemi Virus Corona, pemungutan suara kali ini dilakukan melalui surat atau mail-in voting.
Ada kemungkinan butuh waktu berhari-hari untuk menghitung jumlah suara, karena saking luasnya wilayah Amerika dan banyaknya penduduk.
Pemungutan suara ditutup secara bertahap mulai dari negara bagian New Hampshire pada Rabu (3/11/2020) pukul 12.30 WIB.
Diikuti Zona Waktu Timur seperti Indiana dan Kentucky pada Kamis (4/11/2020) pagi jam 6.00 WIB.
Penutupan terus dilakukan secara bertahap hingga pukul 11.00 siang WIB di Idaho, Oregon, California, Washington, dan kemudian Alaska pada 12.00 WIB.
Kemudian penghitungan suara dilakukan Kamis mulai pukul 21.00 WIB.
Penerimaan surat suara surat suara juga akan diterima secara bertahap oleh panitia di masing-masing negara bagian.
Tenggat waktu paling awal adalah 6 November di Kansas, Kentucky, Massachusetts, North Carolina, Pennsylvania, dan Virginia.
Tenggat waktu terakhir penerimaan surat suara adalah di California pada 20 November.
14 Desember: Suara Dewan Elektoral
Pada Senin (14/12/2020) anggota Dewan Elektoral atau Electoral College akan memberikan suara mereka untuk memilih presiden.
Di sistem pilpres AS, pemenang di tiap popular vote (suara publik) berhak mendapat suara elektoral di negara bagian tersebut.
Capres butuh minimal 270 suara elektoral untuk memenangkan kursi kepresidenan.
6 Januari 2021: Pertemuan Kongres
Kongres bertemu pukul 1 siang waktu setempat di Washington untuk menghitung suara elektoral dan mengumumkan pemenang.
20 Januari 2021: Hari pelantikan
Presiden dan wakilnya dilantik di Gedung Capitol, Washington.
Trump atau Biden?
Donald Trump dan penantangnya dari Demokrat, Joe Biden berjuang mencapai Gedung Putih dengan pemungutan suara bertahap di seluruh AS pada Selasa (3/11/2020).
Media AS memproyeksikan hasil pertama kemenangan untuk petahana Partai Republik sejauh ini di Indiana, Kentucky, Oklahoma, Tennessee dan Virginia Barat.
Melansir AFP, semua negara bagian itu juga dimenangkan Trump sebelumnya pada tahun 2016.
Sementara penantangnya, Joe Biden telah mengantongi kemenangan dari negara bagian asalnya di Delaware.
Juga Maryland, Massachussetts, Vermont, Virginia, New Jersey, serta 3 suara elektoral yang diberikan pada ibu kota AS, Washington DC.
Sejauh ini, Biden memiliki 57 suara elektoral dan Trump 42. Mereka harus mencapai angka 270 untuk bisa lolos.
Para pengamat memperkirakan persaingan sengit yang diperebutkan Gedung Putih akan turun ke beberapa negara medan pertempuran utama.
Berikut adalah daftar negara bagian yang dimenangkan oleh masing-masing kandidat.
Serta jumlah suara elektoral yang sesuai, berdasarkan proyeksi media AS termasuk CNN, Fox News, MSNBC, ABC, CBS dan the New York Times.
Donald Trump (42)
Indiana (11)
Kentucky (8)
Oklahoma (7)
Tennessee (11)
West Virginia (5)
Joe Biden (57)
Delaware (3)
District of Columbia (3)
Maryland (10)
Massachusetts (11)
New Jersey (14)
Vermont (3)
Virginia (13)
Donald Trump Kemungkinan Protes Hasil Suara
Donald Trump telah berulang kali menuduh surat suara yang masuk menjadi sasaran penipuan.
Sehingga, dia mungkin tidak akan menerima hasil pemilu dan Mahkamah Agung lah yang harus memutuskan pemenangnya.
"Anda ingin cepat dan jelas dalam mengirimkan ucapan selamat, terutama kepada sekutu penting tersebut," kata seorang penasihat kebijakan luar negeri seorang pemimpin Eropa utara kepada Reuters.
Dia menambahkan, “Tapi kali ini berisiko. Anda tidak ingin melakukan kesalahan, atau bergerak terlalu cepat. Kami mungkin akan duduk mengamati keadaan untuk beberapa saat setelah hari pemilihan."
Penasihat kebijakan luar negeri tersebut mengingat kondisi pemilihan AS pada tahun 2000, di mana sejumlah pemimpin -termasuk presiden Jerman dan Prancis.
Perdana menteri Selandia Baru dan partai-partai yang berkuasa di Afrika Selatan, Korea Selatan dan Jepang - mengirimkan ucapan selamat kepada George W. Bush setelah Jaringan TV AS mengumumkannya sebagai pemenang.
Namun, lima pekan kemudian, Mahkamah Agung memutuskan bahwa pihak yang keluar sebagai pemenang adalah Al Gore.
Sementara itu, beberapa pemimpin menarik ucapan selamatnya. Yang lainnya diam saja.
Pada pelaksanaan Pemilu 2016 antara Trump dan Hillary Clinton.
Kedua belah pihak menghasilkan suara yang sama ketatnya, di mana Clinton memenangkan suara populer tetapi Trump mendapatkan dukungan dari Electoral College.
Tahun ini, Jean-Claude Juncker, mantan presiden Komisi Eropa, mengatakan sangat penting untuk tidak mengirimkan ucapan selamat terlalu cepat.
"Hati-hati adalah ibu dari kotak porselen transatlantik," katanya dalam sebuah wawancara dengan ARD-TV Jerman, menggunakan kiasan Jerman untuk menyampaikan betapa hubungan Uni Eropa dengan Amerika Serikat perlu ditangani dengan sangat hati-hati.
Penasihat utama pemimpin Eropa lainnya menggambarkan situasi ini sebagai hal yang "rumit" dengan mengatakan hal itu tergantung pada seberapa jelas hasilnya, dan apakah kedua kandidat menerimanya. Sebab, keduanya bisa mengklaim kemenangan.
Di Kanada, yang memiliki banyak hubungan perbatasan dan perdagangan dengan Amerika Serikat, ada rencana untuk mengirimkan pernyataan ucapan selamat hanya setelah ada kejelasan siapa pihak yang keluar sebagai pemenang.
“Kami tidak memiliki definisi tentang apa itu, tapi menurut saya itu berarti konsesi dari salah satu dari dua kandidat utama,” kata seorang sumber di Ottawa.
“Kalau tidak ada kelonggaran, banyak yang harus kita pikirkan. Kami akan mengawasi dengan cermat dan menilai hari demi hari, jika memang hasil itu tidak jelas atau diperebutkan."
Mantan duta besar Inggris untuk Washington, Kim Darroch, mengatakan dia berharap mantan bosnya, Perdana Menteri Boris Johnson, tidak akan membuat kesalahan.
"Saya tidak percaya mereka akan terseret untuk mengomentari hasil pemilu yang disengketakan," katanya kepada podcast World Review.
"Saya berharap mereka hanya akan diam dan menunggu acara berlangsung hingga selesai."
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Proyeksi Media AS, Biden Unggul di 6 Negara Bagian, Trump 5"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilpres Amerika: Jadwal, Pengumuman, dan Waktu Pelantikan Presiden"