Emmanuel Macron Kini Ngeles, Sebut Tak Musuhi Islam, Berdalih Pernyataanya Dipelintir Media
Presiden Prancis Emmanuel Macron mulai ngeles. Ia mengatakan, saat ini negaranya sedang memerangi separatisme Islam, bukan Islam
Penulis: M Iqbal | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, PARIS - Usai memantik protes dari berbagai belahan dunia, terkait pernyataan tendensiusnya terhadap Islam.
Kini, Presiden Perancis Emmanuel Macron mulai 'ngeles'.
Ia mengatakan, saat ini negaranya sedang memerangi "separatisme Islam, bukan Islam",
Pernyataan itu dikeluarkan Emmanuel Macron guna menanggapi artikel Financial Times yang dia klaim salah mengutipnya.
Dalam sebuah surat kepada klarifikasi yang dikirimkan Macron ke redaksi Financial Times pada Rabu (4/11),
Macron mengatakan surat kabar Inggris itu telah menuduhnya "menstigmatisasi Muslim Prancis untuk tujuan menumbuhkan iklim ketakutan dan kecurigaan terhadap mereka".
"Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengklaim bahwa Prancis, atau pemerintahnya, mendorong rasisme terhadap Muslim," kata Macron seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Straits Times pada Kamis (5/11)..
Sebelumnya, sebuah artikel opini yang ditulis oleh koresponden Financial Times yang diterbitkan pada hari Selasa (3/11),
menuduh bahwa kecaman Macron atas separatisme Islam berisiko menebar ancaman bagi Muslim Prancis.
Belakangan, artikel tersebut dihapus dari situs web koran tersebut,
Dan diganti dengan pemberitahuan yang mengatakan bahwa artikel itu "mengandung kesalahan faktual".
Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri memicu protes di seluruh dunia Muslim setelah pembunuhan Samuel Paty, seorang guru yang mempertontonkan kartun Nabi Muhammad SAW di kelasnya
Padahal, di kelas tersebut terdapat sejumlah siswa muslim.
Dalam penjelasannya di hadapan murid-murid sekolah tersebut, Samuel Paty mengatakan Prancis tidak akan pernah menolak undang-undang yang mengizinkan karikatur penghujatan.
Sementara itu, di dalam Islam, penggambaran sosok Nabi Muhammad SAW sangat dilarang.