Minta Warga Tetap Waspada, BPBD Riau Terus Pantau Banjir di Pelalawan
Musibah banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Riau terus dilakukan pemantauan oleh BPBD Provinsi Riau.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Musibah banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Riau terus dilakukan pemantauan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Riau.
Saat ini yang menjadi fokus BPBD Riau adalah banjir di Kabupaten Pelalawan.
Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, Senin (23/11/2020) mengatakan, banjir di Kabupaten Pelalawan dilaporkan terdapat dua lokasi.
Yakni di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Air Hitam.
Ketinggian air di wilayah ini mulai menggenangi pemukiman warga dan membuat sejumlah ruas jalan utama di dasa tersebut juga ikut terendam.
Sehingga aktifitas masyarakat mulai terganggu.
Baca juga: Sempat Menangis Kesakitan, Bocah Meninggal Pasca Disengat Ubur-ubur Saat Berenang di Belakang Rumah
Baca juga: Siapa Sosok Chaplin di Artikel Rudi S Kamri yang Disebut Danai Kepulangan Habib Rizieq Shihab?
Baca juga: Dapat Uang Hampir Rp 10 Juta di Saluran Irigasi, Warga Desa Ini Ungkap Alasan Belum Membelanjakannya
Menurut Edwar, banjir tersebut bukan disebabkan dari meluapnya air dari sungai Kampar yang merupakan hulu dari berbagai sungai di daerah itu.
Melainkan memang meluapnya Sungai Tesso Nilo dan Air Hitam.
“Memang di dua desa di Pelalawan itu baru mulai, tapi sudah ditangani. Semuanya sudah mendapat pemantauan dari kita” katanya.
Meski begitu, pihaknya kembali kepada seluruh warga yang tinggal dibantaran sungai Kampar agar tetap meningkatkan kewaspadaan.
Sebab jika sewaktu-waktu pintu waduk PLTA Koto Panjang dibuka, maka ancaman banjir akan kembali terjadi.
“Maka bisa saja air yang mengisi sungai Kampar bermuara ke sungai-sungai di Pelalawan,” kata Edwar.
Baca juga: Kucing dari Rohil Riau Viral Videonya di TikTok, Mengapa Pakai Pampers? Terungkap Alasannya
Baca juga: Trauma Dibakar Ayah, Bocah Tunawicara Lebih Banyak Diam, Adik Bantu Peragakan Kasus Penganiayaan
Baca juga: Alkohol Habis, 9 Orang yang Pesta Miras Ganti Minum Hand Sanitizer, Akibatnya 7 di Antaranya Tewas
Dia menambahkan, sejauh ini upaya penanganan banjir di dua desa tersebut masih bisa ditangani oleh BPBD setempat, dengan tetap berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Riau.
Edwar menambahkan, hingga kini upaya koordinasi itu masih terus berjalan untuk memastikan kondisi ketinggian air, dan sejauh mana potensi banjir akan menggenangi rumah-rumah warga.
“Di dua desa di Pelalawan itu, kami sudah menurunkan tim untuk penanganan,” katanya.
Curah Hujan Tinggi di Riau, Dua Desa Di Pangkalan Kerinci Direndam Banjir
Intensitas hujan di Riau yang tinggi sejak beberapa hari terakhir membuat sejumlah daerah mulai direndam banjir.
Salah satunya di Kabupaten Pelalawan dan sekitarnya .
Di daerah ini banjir muncul di Kecamatan Pangkalan Kerinci sejak Kamis (19/11/2020) lalu.
Sedikitnya dua desa terdampak banjir di Kecamatan Pangkalan Kerinci akibat luapan Sungai Kampar dan anak sungai lainnnya, yakni Desa Kuala Terusan dan Desa Rantau baru.
Genangan air diperkirakan mulai muncul pada Kamis (19/11/2020) dan terus naik hingga Jumat (20/11/2020).
"Akses jalan ke Desa Rantau Baru sudah terputus akibat banjir. Anggota sudah melakukan pemantauan ke lokasi," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Abu Bakar FE, kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (20/11/2020).
Abu Bakar menuturkan, banjir di Pelalawan diakibatkan intensitas hujan yang tinggi dan hampir setiap hari turun mengguyur ibukota Pelalawan ini.
Akibatnya volume air sungai yang ada di sekitar meningkat drastis hingga meluber ke daerah yang ada di bantaran kali.
Proses pendataan masyarakat terdampak banjir masih dilakukan aparat desa dan perangkat setempat.
Camat Pangkalan Kerinci, Dodi Asma Saputra membenarkan, dua desa yang berada di tepi Sungai Kampar itu mulai diterjang banjir.
Beberapa fasilitas umum di dua desa telah dikepung air hingga warga sulit beraktivitas seperti akses jalan desa, bangunan sekolah, hingga rumah ibadah.
Untuk Desa Rantau Baru, kendaraan tidak bisa lagi melintasi jalan dan warga menggunakan kapal kayu atau perahu untuk melintas.
Sedangkan di Desa Kuala Terusan air mulai menguasai jalan dengan ketinggian hingga 70 centimeter.
"Kami masih menunggu data dari kades, terkait jumlah warga yang terdampak dan upaya penanganannya," beber Camat Dodi.
Dua desa tersebut memang menjadi langganan banjir setiap memasuki musim hujan tiap tahunnya.
Lantaran posisinya berada di bantaran sungai-sungai yang rentan meluap ketika hujan deras turun.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono/Johannes Wowor Tanjung)