Satpol PP Pekanbaru Tak Jadi Tertibkan Baliho Habib Riziq Shihab, Ternyata Sudah Dicopot Duluan

Namun saat tim di lapangan, ternyata baliho bergambar Habib Rizieq Shihab tersebut sudah dicopot lebih dulu.

Penulis: Fernando | Editor: Ariestia
Istimewa
Tim Satpol PP Kota Pekanbaru menertibkan sejumlah baliho, Kamis (26/11/2020). Mereka ikut menertibkan baliho Habib Rizieq Shihab. Namun saat tim di lapangan baliho tersebut dicopot secara sukarela oleh pihak yang memasang. 

"Itu (penertiban spanduk) sudah dua bulan lalu dilakukan TNI, Polri, dan Satpol PP. Awalnya yang turunkan Satpol PP, tapi Front Pembela Islam (FPI) minta dinaikkan lagi.

Mereka siapa? Kalau pemerintah itu jelas organisasinya. Kok bisa takut sama mereka?" kata Dudung.

FPI Tuntut Keadilan

Kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar meminta keadilan bagi penurunan paksa baliho terkait Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.

Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (22/11/2020).

Diketahui sejumlah baliho bermuatan gambar Rizieq dan ajakan "revolusi akhlak" di berbagai daerah di Jakarta diturunkan oleh anggota TNI.

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengakui penurunan baliho tersebut atas perintahnya.

Menanggapi hal itu, Aziz menilai ada ketidakadilan dalam menindak ormas FPI.

Ia berpendapat ada isu politik yang terlibat dalam penurunan baliho-baliho terkait FPI tersebut.

"Kita menyikapi sebagaimana sudah kita sampaikan sebelumnya, bahwa ini adalah bagian dari kebijakan politik negara terhadap kami," kata Aziz Yanuar.

Menurut dia, kebijakan tersebut terkesan tidak adil.

"Kemudian yang kedua kita minta kebijakan politik negara ini harus bersikap adil," tegasnya.

Diketahui hal yang dikecam Pangdam Jaya adalah ajakan "revolusi akhlak" yang digaungkan Rizieq Shihab.

Ajakan itu dinilai dapat menimbulkan perpecahan di antara umat beragama.

Selain itu, "revolusi akhlak" mirip dengan seruan "revolusi mental" yang menjadi satu dari isi kampanye Presiden Joko Widodo ( Jokowi).

Aziz menegaskan seharusnya baliho yang mengajak "revolusi mental" dan baliho berisi kampanye pilkada seharusnya diturunkan karena tidak sesuai aturan pemasangan.

"Artinya baliho revolusi mental juga diturunkan.

Baliho-baliho pilkada juga diturunkan," komentar Aziz.

"Sama-sama juga, mereka (baliho) kalau jatuh menimpa pengemudi atau pengendara motor 'kan berbahaya," ungkitnya.

Diketahui Pangdam Jaya juga menyorot pemasangan baliho FPI tidak sesuai peraturan daerah (perda) setempat yang berlaku.

Aziz lalu meminta keadilan dalam hal itu.

"Artinya kalau memang ini bagian dari kebijakan politik negara, mari kita bersikap adil," tegas Aziz Yanuar.

"Sederhana aja kok, kami juga yakin rakyat Indonesia semuanya ingin yang namanya keadilan. Makanya kami minta keadilan," tandasnya.

(*)

Baca juga: 4 Bocah Lelaki di Riau Dijebak Lewat Game Online, Direkam Saat Dicabuli, Video Dijual ke Luar Negeri

Baca juga: Sudah Kremasi Tiba-tiba Pasien Covid-19 yang Dinyatakan Meninggal Pulang ke Rumah, Keluarga Geger

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Bersedia Tes Swab Covid-19, Bima Arya: Tapi akan Konsultasi Dulu

Baca juga: Viral Kisah Mantan Suka Minta Nggak Wajar, Cowok yang Suka Minta-minta Kek Gini Enaknya Diapain?

Baca juga: Tak Ikut Terjaring OTT, Dua Tersangka Ini Menyerahkan Diri Terkait Kasus Edhy Prabowo

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved