PBB Kerahkan Kekuatan Menangkan Paslon Jagoan pada Pilkada Bengkalis 2020, UAS Juga Punya Jagoan
Ketua DPW PBB Riau Muhammad Syaltut mengatakan, untuk Kabupaten Bengkalis, pihaknya mengerahkan semua kekuatan di daerah untuk membantu
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Ketika UAS mengajak memilih paslon yang peduli pada program-program keislaman dan keummatan, apakah itu memecah belah ummat?" ujar Hendriyanto.
Menurut Hendriyanto, Pernyataan: "Sikap politik UAS akan memecah belah ummat" adalah opini menyesatkan.
"Sebelum memberikan penilaian, sebaiknya ngaji dulu, pastikan kuota internet cukup dan dengarkan tausiah-tausiah UAS secara utuh.
Terutama saat tabligh akbar terkait isu-isu keumatan supaya tidak gagal paham saat memberi tanggapan atas sikap UAS dalam membangun kesadaran umat," ujar Hendriyanto.
Sebelumnya, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjadi juru kampanye bagi tiga pasangan calon di Pilkada Rohul Dumai dan Siak.
Namun pandangan pengamat politik Universitas Riau Tito Handoko turunnya UAS disayangkan, karena dianggap UAS milik semua umat.
"Sebenarnya sayang aja bawa UAS ke politik praktis karena tidak ada satu calon pun yang maju dengan beda keyakinan, yang bertarung itu se akidah," ujar Tito Handoko kepada tribunpekanbaru.com Rabu (25/11/2020).
Riau itu lanjut Tito Handoko, mayoritas muslim dan tidak satu pun calon beda keyakinan.
Kondisi ini bahkan ditakutkan bisa menimbulkan pecah belah umat di Riau.
"Kenapa tidak kampanye kepada semua paslon.
UAS milik umat bukan sekelompok orang saja.
Kita ingin mengembalikan UAS kepada sosok milik umat bukan kelompok orang dalam kontestasi di Pilkada," ujar Tito Handoko.
Tito Handoko juga menambahkan, kehadiran UAS sebagai Jurkam di saat kondisi Covid ini juga tidak akan signifikan.
Sebab, kampanye saat ini juga terbatas karena paling banyak warga mengumpul 50 orang.
"Tidak juga efektif, karena dia muncul sudah diakhir-akhir juga ini, kecuali ia muncul dari awal dulu," jelasnya.
Sehingga pendapat Tito Handoko alangkah eloknya UAS tidak ikut mengkampanyekan calon tertentu di Pilkada.
"Alangkah baiknya UAS tidak ikut ke ranah itu, cukup menjadi payung bagi semua calon yang bertarung di Pilkada," ujar Tito.
Apalagi lanjut Tito, Paslon yang didukung UAS nantinya kalah di Pilkada maka akan berpengaruh terhadap kredibilitas ustadz kondang yang sudah berlevel nasional itu.
"Daya tarik UAS akan menjadi persoalan kalau misalnya calon yang didukung kalah apa tidak akan menjatuhkan kredibilitas UAS," jelas Tito Handoko.
Sebagaimana diketahui UAS turun menjadi jurkam untuk tiga paslon dari sembilan Pilkada di Riau.
(Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)