Video Berita
Video: Sosok Ali Kalora Pimpinan Mujahiddin Indonesia Timur yang Diduga Membunuh Satu Keluarga
Berikut adalah sosok Ali Kalora yang disebut-sebut sebagai pimpinan MIT. Ali Kalora disebut menjadi pimpinan MIT menggantikan Santoso.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Kasus pembunuhan empat warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020) menggegerkan publik.
Adapun korban merupakan satu keluarga, terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan menantunya yang tewas dalam kondisi mengenaskan.
Selain korban jiwa, sejumlah bangunan juga dibakar oleh pelaku. Menurut polisi, pelaku pembunuhan diduga merupakan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Berikut adalah sosok Ali Kalora yang disebut-sebut sebagai pimpinan MIT. Ali Kalora disebut menjadi pimpinan MIT menggantikan Santoso.
Ali Kalora dan kelompoknya diduga bersembunyi di hutan yang berada di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Pimpinan sebelumnya yang bernama Santoso tewas pada (18/7/2016) dan sempat digantikan oleh seseorang bernama Basri.
Baca juga: Satu Desa di Riau Terancam Hilang Digerus Abrasi, Masyarakat Berharap Solusi Bupati
Baca juga: Viral Video Istri Sambangi Suami yang Lagi Ngamar dengan Pelakor, Istri: Jangan Sampai Tersebar
Kemudian pada 2016, Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala dan setelah ditangkap Ali Kalora dijadikan target utama dari Operasi Tinombala.
Ali Kalora lahir di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso. Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel.
"Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.
Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Setelah kematian Daeng Koro—salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro.
Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.
Dikutip dari Tribunnews.com, Senin (30/11/2020), peneliti di bidang terorisme intelijen Universitas Indonesia, Ridwan Habib mengatakan, Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso.
Sebab Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Tengah saat itu, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.
Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi "Santoso baru" karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior.
Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.
Ali Kalora dikenal sebagai sosok yang kejam dan sadis. Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat masih menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus mengungkap sadisnya perbuatan yang dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kalora kepada masyarakat di Poso.
Ia mengungkap, kelompok Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat di Poso.
Menurut Cantiasa mereka akan melakukan hal tersebut kepada masyarakat untuk mendapatkan logistik dan makanan.
"Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana.
Dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis. Semua modusnya itu dengan potong leher," kata Cantiasa.
Cantiasa juga mengungkapkan pembunuhan Agus Balumna, petani di Desa Sangginora yang dilakukan MIT pada Agustus 2020.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal memastikan pelaku pembunuhan terhadap Agus Balumba adalah kelompok bersenjata itu juga merampas sejumlah barang milik korban seperti jam tangan dan ponsel.
Ada tujuh hingga 10 orang yang terlibat dalam pembunuhan itu dan seluruhnya masuk dalam DPO.(*)