Pilkada Serentak 2020 di Riau

Jagoan Ustadz Abdul Somad atau UAS pada Pilkada Serentak 2020 di Riau Unggul di Dumai dan Inhu

2 Paslon Kepala Daerah jagoan UAS yang unggul sementara adalah Paslon Kepala Daerah di Dumai dan di Indragiri Hulu

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Instagram/@ustadzabdulsomad_official/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
Jagoan Ustadz Abdul Somad atau UAS pada Pilkada Serentak 2020 di Riau Unggul di Dumai dan Inhu. Foto: Ustadz Abdul Somad atau UAS 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - 2 Paslon Kepala Daerah jagoan Ustadz Abdul Somad atau UAS pada Pilkada Serentak 2020 di Riau sementara unggul pantauan di situs https://pilkada2020.kpu.go.id/.

Sementara 2 Paslon Kepala Daerah lagi perolehan suaranya masih di bawah Paslon Kepala Daerah lainnya.

2 Paslon Kepala Daerah jagoan UAS yang unggul sementara adalah Paslon Kepala Daerah di Dumai dan di Indragiri Hulu.

Paslon Kepala Daerah atau calon walikota dan wakil walikota Dumai yang dijagokan UAS adalah Paisal-Amris.

Sementara ini, perolehan suara Paisal-Amris 45 persen.

Sedangkan calon bupati dan calon wakil bupati di Inhu jagoan UAS adalah Rizal Zamzami-Yoghi Susilo.

Perolehan suara jagoan UAS ini sementara ini 29 persen, terbanyak dari empat paslon lainnya, termasuk istri bupati Inhu Rezita Meylani Yopi dan Junaidi yang meraih suara 28 persen.

Sedangkan calon bupati dan calon wakil bupati jagoan UAS di Rohul adalah Hafith Syukri dan Erizal.

Perolehan suara paslon nomor urut 3 ini baru 35 persen, hanya beda tipis dengan dua paslon lainnya yang baru meraih suara 24 persen

dan 39 persen.

Sementara itu, calon bupati dan calon wakil bupati jagoan UAS di Pelalawan adalah anak bupati yakni Adi Sukemi dan Muhammad Rais.

Saat ini, perolehan suara Adi Sukemi dan Muhammad Rais baru 18 persen.

Sedangkan tiga paslon lainnya 38 persen, 27 persen dan 16 persen.

Perolehan suara ini, baru bersifat sementara, karena baru sedikit suara yang masuk.

Sedangkan perolehan suara akhir untuk penentuan pemenang Pilkada adalah penghitungan di KPU masing-masing daerah.

4 Paslon Kepala Daerah Jagoan Ustadz Abdul Somad atau UAS pada Pilkada Serentak 2020 di Riau

Ustadz Abdul Somad (UAS) sudah menyatakan dukungannya langsung kepada empat pasangan calon yang ikut bertarung di sembilan Pilkada di Riau.

UAS bahkan turun gunung langsung mengkampanyekan calon tersebut.

Empat paslon yang didukung Ustadz Abdul Somad yakni Hafith Syukri-Erizal di Rohul, Paisal - Amris di Dumai, Adi Sukemi - Muhammad Rais di Pelalawan dan Rizal Zamzami - Yogi Susilo di Inhu.

Dukungan ini bahkan didatangi UAS langsung ke daerah masing-masing di Kabupaten dan Kota untuk mengajak pemilih mencoblos pasangan yang didukungnya.

Menanggapi kondisi ini, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Aidil Haris menilai, turunnya Ustadz Abdul Somad (UAS) mendukung dan mengkampanyekan jagoannya di Pilkada 9 daerah Riau akan berpengaruh pada hasil Pilkada di masing-masing daerah yang didukung UAS.

UAS telah menyatakan dirinya mendukung penuh Paslon di Pilkada Riau itu.

"Pastinya akan berpengaruh besar. Pesan - pesan dari UAS memberikan pengaruh strategis.

Jadi, di daerah -daerah dengan Paslon yang didukung UAS, bagi 'fans UAS' akan memberikan pertimbangan lebih menentukan sikap.

Ketokohan UAS mempengaruhi pemilih,"ujar Aidil Haris.

Ketika UAS yang sudah turun tangan langsung tersebut, pasti akan mendongkrak perolehan suara dari pemilih.

Namun berapa besar dongkrakan tersebut, kata Aidil tentunya tidak akan tahu persis.

Lebih lanjut, Aidil mengatakan bahwa UAS termasuk dalam kategori opinion leader yang opininya sangat berpengaruh untuk pemilih.

"Saya rasa calon - calon yang diusung UAS ini sudah diatas angin. Namun tetap saja mereka harus bekerja keras,"ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, upaya - upaya dari para paslon tersebut untuk menggaet suara diakhir-akhir masa kampanye memang sangat menarik untuk disimak, terlebih seperti dukungan UAS.

Ustaz Abdul Somad Jadi Jurkam

Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi juru kampanye bagi tiga pasangan calon di Pilkada Rohul Dumai dan Siak.

Namun pandangan pengamat politik Universitas Riau Tito Handoko turunnya UAS disayangkan, karena dianggap UAS milik semua umat.

"Sebenarnya sayang aja bawa UAS ke politik praktis karena tidak ada satu calon pun yang maju dengan beda keyakinan, yang bertarung itu se akidah," ujar Tito Handoko kepada tribunpekanbaru.com Rabu (25/11/2020).

Riau itu lanjut Tito Handoko, mayoritas muslim dan tidak satupun calon beda keyakinan, kondisi ini bahkan ditakutkan bisa menimbulkan pecah belah umat di Riau.

"Kenapa tidak kampanye kepada semua paslon. UAS milik umat bukan sekelompok orang saja. Kita ingin mengembalikan UAS kepada sosok milik umat bukan kelompok orang dalam kontestasi di Pilkada,"ujar Tito Handoko.

Tito Handoko juga menambahkan, kehadiran UAS sebagai jurkam disaat kondisi covid ini juga tidak akan signifikan karena kampanye saat ini juga terbatas karena paling banyak warga mengumpul 50 orang.

"Tidak juga efektif, karena dia muncul sudah diakhir-akhir juga ini, kecuali ia muncul dari awal dulu,"jelasnya.

Sehingga pendapat Tito Handoko alangkah eloknya UAS tidak ikut mengkampanyekan calon tertentu di Pilkada.

"Alangkah baiknya UAS tidak ikut ke ranah itu, cukup menjadi payung bagi semua calon yang bertarung di Pilkada,"ujar Tito.

Apalagi lanjut Tito, paslon yang didukung UAS nantinya kalah di Pilkada maka akan berpengaruh terhadap kredibilitas ustadz kondang yang sudah berlevel nasional itu.

"Daya tarik UAS akan menjadi persoalan kalau misalnya calon yang didukung kalah apa tidak akan menjatuhkan kredibilitas UAS,"jelas Tito Handoko.

Sebagaimana diketahui UAS turun menjadi jurkam untuk tiga paslon dari sembilan Pilkada di Riau.

Pengamat Politik Sayangkan Ustaz Abdul Somad Ikut Jurkam di Pilkada Riau, Ini Klarifikasi dari UAS

Ustaz Abdul Somad (UAS) ikut menjadi juru kampanye untuk sejumlah pasangan calon Pilkada di Riau, mendapatkan tangapan dari pengamat politik.

Mereka menganggap Ustadz Abdul Somad adalah milik semua umat dan tidak perlu ikut mempolarisasi umat di saat Pilkada.

Namun UAS melalui sahabatnya Hendriyanto memberikan klarifikasi terkait pandangan sejumlah pengamat politik tersebut.

Menurut sang sahabat, tidak benar UAS ikut mengajak memilih akan memecah umat.

"Pengamat yang benar-benar mengamati tausiyah UAS secara seksama dan mengerti akan dapat menyimpulkan bahwa konsen tausiyah UAS pada 3 poin: Perbaikan pendidikan, Perbaikan ekonomi dan Perbaikan politik," ujar Hendriyanto dalam klarifikasi UAS.

Kemudian poin klarifikasi kedua disampaikan, ketika UAS mengajak anak-anak jamaah masuk ke Islamic Boarding School, ke sekolah Islam terpadu, dan lain-lain, apakah itu sikap memecah belah ummat?

"Ketika UAS mengajak beli air santri, belanja ke warung tetangga, dan lainnya, apakah itu memecah belah ummat?

Ketika UAS mengajak memilih paslon yang peduli pada program-program keislaman dan keummatan, apakah itu memecah belah ummat?" ujar Hendriyanto.

Menurut Hendriyanto, Pernyataan: "Sikap politik UAS akan memecah belah ummat" adalah opini menyesatkan.

"Sebelum memberikan penilaian, sebaiknya ngaji dulu, pastikan kuota internet cukup dan dengarkan tausiah-tausiah UAS secara utuh.

Terutama saat tabligh akbar terkait isu-isu keumatan supaya tidak gagal paham saat memberi tanggapan atas sikap UAS dalam membangun kesadaran umat," ujar Hendriyanto.

Sebelumnya, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjadi juru kampanye bagi tiga pasangan calon di Pilkada Rohul Dumai dan Siak.

Namun pandangan pengamat politik Universitas Riau Tito Handoko turunnya UAS disayangkan, karena dianggap UAS milik semua umat.

"Sebenarnya sayang aja bawa UAS ke politik praktis karena tidak ada satu calon pun yang maju dengan beda keyakinan, yang bertarung itu se akidah," ujar Tito Handoko kepada tribunpekanbaru.com Rabu (25/11/2020).

Riau itu lanjut Tito Handoko, mayoritas muslim dan tidak satu pun calon beda keyakinan.

Kondisi ini bahkan ditakutkan bisa menimbulkan pecah belah umat di Riau.

"Kenapa tidak kampanye kepada semua paslon.

UAS milik umat bukan sekelompok orang saja.

Kita ingin mengembalikan UAS kepada sosok milik umat bukan kelompok orang dalam kontestasi di Pilkada," ujar Tito Handoko.

Tito Handoko juga menambahkan, kehadiran UAS sebagai Jurkam di saat kondisi Covid ini juga tidak akan signifikan.

Sebab, kampanye saat ini juga terbatas karena paling banyak warga mengumpul 50 orang.

"Tidak juga efektif, karena dia muncul sudah diakhir-akhir juga ini, kecuali ia muncul dari awal dulu," jelasnya.

Sehingga pendapat Tito Handoko alangkah eloknya UAS tidak ikut mengkampanyekan calon tertentu di Pilkada.

"Alangkah baiknya UAS tidak ikut ke ranah itu, cukup menjadi payung bagi semua calon yang bertarung di Pilkada," ujar Tito.

Apalagi lanjut Tito, Paslon yang didukung UAS nantinya kalah di Pilkada maka akan berpengaruh terhadap kredibilitas ustadz kondang yang sudah berlevel nasional itu.

"Daya tarik UAS akan menjadi persoalan kalau misalnya calon yang didukung kalah apa tidak akan menjatuhkan kredibilitas UAS," jelas Tito Handoko.

Sebagaimana diketahui UAS turun menjadi jurkam untuk tiga paslon dari sembilan Pilkada di Riau.

(Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved