Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tak Dapat Izin, Demi Mengamankan Aksi 1812 Simpatisan Rizieq di Istana Negara, Polisi Gandeng TNI

Polda Metro Jaya memastikan tidak mengeluarkan izin aksi bertajuk 1812 yang akan digelar simpatisan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq

TRIBUNNEWS / JEPRIMA
Ilustrasi - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan anak Habib Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020). 

Simpatisan Habib Rizieq Shihab akan menggelar aksi besok, Jumat (18/12/2020) di Istana Negara.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Massa simpatisan Habib Rizieq Shihab yang mengatasnamakan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI akan menggelar aksi bertajuk 1812 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat (18/12/2020) besok.

Aksi itu untuk menuntut pengungkapan kasus penembakan terhadap enam laskar khusus FPI oleh polisi.

Dalam aksi yang mereka namakan Aksi 1812 itu, mereka juga ingin menuntut pembebasan pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab yang ditahan polisi.

Polda Metro Jaya memastikan tidak mengeluarkan izin aksi bertajuk 1812 yang akan digelar simpatisan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat (18/12/2020).

"Ya untuk ( aksi 1812) itu tidak mengeluarkan izin (keramaian)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).

Yusri menegaskan, bukan tidak mungkin polisi akan melakukan upaya pencegahan jika aksi tersebut tetap digelar.

Sebab, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih membayangi wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kami sampaikan, kalau ada kerumunan massa, kami sampaikan tidak boleh ada kerumunan. Operasi kemanusiaan yang akan kami lakukan," ucapnya.

Polda Metro Jaya saat ini telah menyiagakan personel untuk mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa itu.

Namun, Yusri tak menyebutkan jumlah personel karena masih dikoordinasikan.

"Tetap ada (pengamanan). Nanti akan kami sampaikan, kami akan rapat dulu," kata Yusri.

Polisi Gandeng TNI

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengaku sudah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan dan antisipasi terkait rencana aksi demo di depan Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat (18/12/2020).

"Aksi 1812 kan baru rencana. Kalaupun ada aksi, kami akan melaksanakan Operasi Kemanusiaan bersama TNI. Di mana keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya pada Kamis (17/12/2020) 

Operasi tersebut dijelaskan Fadil meliputi pencegahan kerumunan.

"Dasarnya untuk operasi kemanusiaan yang akan kami lakukan sudah jelas. Ada Undang-undang Kekarantinaan Kesehataan, UU Wabah Penyakit Menular, ada Perda, Pergub, Instruksi Gubernur. Itu akan kita laksanakan dalam bentuk operasi kemanusiaan," ujar Fadil.

Bersama sejumlah pihak terkait, lanjutnya, pihaknya akan terus melaksanakan 3T, yakni testing, tracing dan treatment.

"Sehingga kerumunan bisa dikendalikan. Klaster Petamburan dan Tebet sudah membuktikan bahwa kerumunan sangat berbahaya dan mengancam keselamatan masyarakat. Dan kami tidak mau ini terjadi lagi di Jakarta," katanya.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, untuk mengantipasi dan mencegah tetap munculnya kerumunan para pengunjuk rasa, Polda Metro Jaya bersama TNI akan menggelar Operasi Kemanusiaan. 

"Kami akan lakukan operasi kemanusiaan. Mulai dari mana? Preventif kita mulai dari wilayah dan daerah, akan kita cegah kerumunan," tegas Yusri.

"Kalau ada kerumunan kita sampaikan tidak boleh, karena kami lakukan operasi kemanusian," tambahnya.

Diketahui, massa simpatisan Rizieq Shihab yang mengatasnamakan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI akan menggelar aksi bertajuk 1812 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat besok.

Aksi itu untuk menuntut pengungkapan kasus penembakan terhadap enam laskar khusus FPI oleh polisi.

"Insya Allah pada hari Jumat pukul 13.00 WIB, di depan Istana Negara, akan ada aksi dari ANAK NKRI," ujar Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif dalam video yang diunggah melalui akun YouTube Front TV, Kamis.

FPI Slamet mengatakan, demo yang dilakukan itu untuk menuntut keadilan dan mengungkap di balik penembak terhadap enam orang laskar FPI.

 "Siapa pun eksekutor dan aktor intelektual dari pembunuhan enam suhada harus diungkap sampai tuntas dan terbuka untuk rakyat Indonesia. Oleh karena itu, teruslah berjuang demi keadilan," kata dia.

Sebelumnya, enam dari 10 simpatisan Rizieq tewas ditembak karena diduga menyerang polisi di Jalan Tol Jakarta-Karawang, tepatnya Kilometer 50, pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Penyerangan itu terjadi saat polisi sedang menyelidiki beredarnya informasi melalui aplikasi pesan singkat mengenai adanya pengerahan massa untuk mengawal pemeriksaan Rizieq.

 Saat itu, Rizieq dijadwalkan diperiksa sebagai saksi terkait kasus pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Namun, polisi yang menyelidiki hal itu malah diserang simpatisan Rizieq.

Polisi menyebutkan bahwa mobil simpatisan Rizieq lebih dahulu memepet dan menyerang dengan senjata tajam dan pistol.

Akibat kejadian itu, enam dari 10 orang tewas ditembak polisi.

Empat lainnya melarikan diri.

Polisi mendapatkan barang bukti berupa pedang, celurit, dan senjata api beserta sejumlah pelurunya.

Namun, FPI membantah hal tersebut.

FPI menyatakan bahwa laskarnya tidak menyerang polisi dan tidak membawa senjata.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Cegah FPI, PA 212 dan GNPF Ulama Gelar Demo di Istana Negara, Polisi Bakal Gelar Operasi Kemanusiaan, Kompas.com dengan judul "Polisi Tak Izinkan Aksi 1812 yang Bakal Digelar Simpatisan Rizieq Besok" dan serambinews.com dengan judul Aksi 1812 Simpatisan Habib Rizieq di Istana Negara Tak Dapat Izin, Polisi Gandeng TNI Gelar Operasi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved