Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Klaim Jokowi Tak Dihargai di Partai Lama, PSI Sebut Hanya Dimanfaatkan

Sepanjang kiprah politiknya itu, Jokowi hanya dimanfaatkan oleh PDI-P demi kepentingan partai politik berlambang banteng tersebut.

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
PEDE LOLOS PARLEMEN - Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali usai memberikan arahan dalam Pra Rakerwil DPW PSI seluruh Jawa Barat di Gedung Kesenian, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (16/11/2025). Ahmad Ali berkelakar kalau dirinya banyak tahu tentang partai sehingga percaya diri bisa bikin PSI lolos nantinya 

Ringkasan Berita:
  • Namun, Ali menilai, sepanjang kiprah politiknya itu, Jokowi hanya dimanfaatkan oleh PDI-P demi kepentingan partai politik berlambang banteng tersebut.
  • PSI tidak boleh hanya memanfaatkan Jokowi sebagai patron politik, tetapi juga membela ketika ayah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep itu diserang.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ketua Harian PSI, Ahmad Ali, menyampaikan pandangannya bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kurang mendapatkan apresiasi dari partai yang pernah menaungi perjalanan politiknya, yakni PDI Perjuangan.

Ia mengingatkan bahwa kiprah Jokowi di dunia politik berawal ketika masyarakat Solo memilihnya sebagai wali kota pada 2005.

Dukungan publik yang terus ia jaga itulah, menurut Ali, yang kemudian membawa Jokowi menapaki jenjang politik lebih tinggi hingga akhirnya memimpin Indonesia sebagai presiden.

"Beliau didorong masyarakat untuk menjadi wali kota. Ketika dia menjadi wali kota, dia berkarya untuk masyarakat. Dia menjaga kepercayaan masyarakat," kata Ali dalam Rakorwil PSI Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (21/11/2025).

"Terus kemudian masyarakat Indonesia melihat, 'oh ada orang kampung yang jadi wali kota di sana'. Dipaksa menjadi gubernur. Beliau kemudian di partainya, yang dulu diklaim sebagai partainya, tapi tidak pernah dihargai di sana," ujar dia melanjutkan.

Namun, Ali menilai, sepanjang kiprah politiknya itu, Jokowi hanya dimanfaatkan oleh PDI-P demi kepentingan partai politik berlambang banteng tersebut.

Baca juga: FAKTA-FAKTA Pesawat Mendarat Darurat di Sawah di Karawang: Pilot Kisahkan Kronologi Menegangkan

Baca juga: Ibu Hamil Meninggal Bersama Janinnya, Diduga Ditolak oleh 4 Rumah Sakit

Padahal, menurut dia, Jokowi dapat menjadi gubernur hingga presiden karena kehendak rakyat yang memaksanya untuk maju memperebutkan jabatan tersebut.

"Hanya dimanfaatkan di tempat di partainya, digunakan jabatannya untuk kepentingan partainya.

Dipaksa untuk mendorong dia, siapa yang memaksa? Rakyat Indonesia yang memaksa partainya tersebut untuk kemudian mencalonkan dia menjadi gubernur. Kemudian mencalonkan dia menjadi presiden," kata Ali.

Ali lalu menyinggung nasib Jokowi yang mendapat berbagai tuduhan setelah lengser dari kursi presiden.

Ali tidak heran apabila Jokowi memikirkan masa depan anak-anaknya bila berkaca pada apa yang Jokowi alami selama berada di PDI-P.

"Apakah salah kalau kemudian beliau juga memikirkan putra-putranya?

Apakah kemudian akan menitipkan kader-kadernya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, kader-kadernya, di partai (lamanya)? Yang sedangkan beliau sendiri, ketika menjabat jadi presiden, tidak pernah dihargai. Dikuyuh-kuyuh di sana," kata dia.

Ali pun meminta kepada para kader PSI untuk tidak tinggal diam ketika Jokowi dihina dan difitnah.

Dia mengatakan, PSI tidak boleh hanya memanfaatkan Jokowi sebagai patron politik, tetapi juga membela ketika ayah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep itu diserang.

"Jangan hanya mau memanfaatkan Pak Jokowi sebagai patron politik kita, tapi kemudian ketika orang menghina dia, menghajar dia, terus kita semua diam. Orang bilang Ketua Harian itu terlalu kasar. Masa bodoh. Kalau sudah menyangkut patron politik kita, kita menyangkut Pak Jokowi, saya tidak peduli," kata Ali.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved