Tak Sengaja Lihat Manajernya Mandi, Berujung Petaka Bagi Wanita Ini
Seorang wanita di Hangzhou, Provinsi Zhejiang China timur ini harus didenda Rp 4,3 juta, lebih dari setengah gaji bulanannya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Apes, petugas kebersihan ini tak sengaja masuk mondar-mandir ke kamar mandi bosnya.
Parahnya ia keluar masuk kamar mandi saat sang manajer sedang mandi.
Seorang wanita di Hangzhou, Provinsi Zhejiang China timur ini harus didenda Rp 4,3 juta, lebih dari setengah gaji bulanannya.
Wanita bermarga Zhang itu dihukum karena tidak sengaja berjalan masuk ke kamar mandi saat manajer prianya sedang mandi.
Melansir Global Time pada Selasa (1/12/2020), hal itu memicu perdebatan di antara netizen tentang apakah hukuman itu terlalu berat untuk Zhang.
Zhang bekerja di sebuah perusahaan manajemen properti di Hangzhou dan suatu hari tanpa sengaja ia berjalan masuk ke kamar mandi manajer prianya, ketika ia sedang mandi.
Ia masuk ke kamar mandi manajer prianya untuk mengambil beberapa peralatan pembersih.
Setelah menerima pengaduan yang diajukan oleh sang manajer, perusahaan tersebut mendenda Zhang sebesar 2.000 yuan (Rp 4,3 juta), lebih dari setengah gaji bulanannya sebesar 3.400 yuan (Rp 7,4 juta).
"Itu sepenuhnya adalah ketidaksengajaan. Pintu kamar mandi terbuka, dan saya tidak mendengar suara apa pun," ujar Zhang yang menolak untuk membayar denda yang dia yakini berlebihan.
"Ketika saya melihat ada seseorang di dalam, saya mengambil ember saya dan segera pergi," lanjutnya.
Perusahaan mengatakan hukuman diberikan sesuai dengan peraturan evaluasi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, tetapi Zhang mengatakan bahwa dia tidak mengetahui aturan tersebut.
Zhang akhirnya setuju untuk membayar 1.200 yuan atas insiden tersebut.
Topik tersebut telah memicu kontroversi di kalangan netizen China.
Beberapa percaya bahwa memasuki kamar mandi lawan jenis tanpa mengetuk harus dihukum keras, sementara yang lain mengatakan denda itu terlalu berat.
Namun, yang lainnya lagi bertanya apakah perusahaan akan membuat keputusan seperti itu, jika pria yang jadi korbannya bukanlah pemimpin senior.