Istri Tetap Temani Gubri Syamsuar Meski Sudah Negatif Covid-19, Begini Penjelasan pihak RSUD
Nuzelly mengungkapkan, hingga saat ini tim dokter terus melakukan pemantuan terhadap kesehatan Gubri Syamsuar.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar hingga Minggu (20/12/2020) bersama sang istri Hj Misnarni masih dirawat di RSUD Arifin Ahmad.
Meski pihak RSUD menyebut kondisi Gubri Syamsuar stabil dan terus membaik, namun tim dokter yang menangani Gubri Syamsuar belum mengizinkan orang nomor satu di Riau ini untuk pulang ke rumah nya.
"Pak Gubernur kondisinya stabil, tidak ada masalah, kesehatanya juga terus membaik, tapi belum diizinkan pulang ke rumah oleh tim dokter," kata Dirut RSUD Arifin Ahmad, dr Nuzelly Khusnedi, Minggu (20/12/2020).
Nuzelly mengungkapkan, hingga saat ini tim dokter terus melakukan pemantuan terhadap kesehatan Gubri Syamsuar.
Setiap hari tim dokter juga mengadakan rapat untuk mengevaluasi perkembangan kesehatan dari Gubri Syamsuar .
"Jadi semuanya diputuskan dalam rapat bersama tim dokter, apa yang menjadi rekomendasi dari tim dokter itulah yang dijalankan," ujarnya.
Sementara untuk kondisi istri Gubri Syamsuar , Hj Misnarni yang sudah dinyatakan negatif Covid-19 memang sejauh ini masih di rumah sakit.
Sebab Gubri Syamsuar masih membutuhkan teman dan suport dari sang istri selama menjalani isolasi di rumah sampai nanti benar-benar sembuh dan diizinkan pulang kerumah.
Baca juga: Lolos Pemeriksaan di Bandara, Pria Ini Tewas Dalam Pesawat dengan Gelaja Covid-19, Penumpang Panik
Baca juga: Kapan Vaksin Covid-19 Distribusikan ke Riau? Ini Penjelasan Jubir Satgas Covoid-19 Riau
Baca juga: Satgas COVID-19: Pandemi Covid-19 Momentum Revisi UU Kekarantinaan Kesehatan
Saat disinggung terkait potensi tertularnya kembali sang istri yang sudah dinyatakan negatif Covid-19, yang memilih tetap menemami suaminya yang masih positif Covid-19, Nuzelly menegaskan bahwa keputusan tersebut sudah mendapatkan rekomendasi dari tim dokter.
Sehingga ada standar yang sudah ditetapkan dan dianggap aman bagi Hj Misnarni selama menemani Gubri Syamsuar di rumah sakit.
"Ibu (Hj Misnarni) masih menemani pak gubernur, kita kasih ruang tersendiri, tidak dalam satu ruangan, tetap kita jaga dengan standar yang ada dan prekomendasi dari tim dokter," kata Nuzelly.
Vaksin Covid-19 Belum Tahu Kapan Distribusikan ke Riau
Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi belum bisa memastikan kapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau mulai dilaksanakan. Sebab hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan kabar kapan vaksin Covid-19 akan dikirim ke Riau.
"Sampai hari ini belum ada info dari pusat kapan mau didistribusikan ke Riau, kita tunggu saja," kata Yovi, Minggu (20/12/2020).
Namun informasi awal yang pihaknya terima, awal tahun 2021, vaksin buatan China, Sinovac dijadwalkan sudah mulai didistribusikan ke seluruh daerah di Provinsi Riau.
"Vaksin Sinovac diperkirakan paling cepat mungkin akhir Desember ini sudah tiba dan awal Januari 2021 sudah distribusikan ke fasilitas layanan kesehatan," kata Yovu.
Meski vaksin itu telah tiba di Indonesia, namun untuk pendistribusiannya ke daerah-daerah belum dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
"Jadi memang belum didistribusikan," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Rabu mengatakan, sebelum disalurkan ke daerah, vaksin tersebut terlebih dahulu akan dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian. Sehingga tidak langsung diberikan kepada masyarakat.
"Vaksin itukan perlu dilakukan pemeriksaan dan uji dulu, sesuai dengan standarisasi, dan ada registrasi dari Balai POM juga. Termasuk mengecek kehalalan vaksinnya, dan tidak bisa langsung dipakai," kata Mimi.
Lebih lanjut dijelaskan nya, setelah vaksin tersebut melewati hasil standarisasi dan layak dipakai, barulah pemerintah memberikan vaksin tersebut kepada masyarakat. Namun tidak semuanya juga yang mendapatkan vaksin tersebut, karena keterbatasan.
"Nantinya vaksin tersebut akan diberikan secara bertahap kepada masyarakat, terutama bagi tenaga kesehatan, tenaga pendidik, dan yang berhubungan langsung dengan publik, TNI, Polri, setelah itu barulah masyarakat," sebutnya.
Mimi menegaskan walaupun vaksin sudah ada dan bisa dipakai pada tahun 2021, bukan berarti masyarakat bisa mengabaikan protokol kesehatan.
Jadi Protokol kesehatan tetap harus dijalankan, dan jangan karena ada vaksin masyarakat mengabaikan protokol kesehatan begitu saja.
"Karena covid-19 belum hilang, dan virus ini masih bisa menular kepada siapa saja. Maka dari itu, tetap terapkan 4 M, yakni menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Dan kalau semua sudah aman dan tidak ada lagi covid-19 nya, baru kita bisa kembali seperti semula,"kata Mimi.
Mimi mengungkapkan, pemerintah pusat memberi kuota vaksin 4 juta lebih kepada Provinsi Riau untuk kekebalan tubuh mencegah Covid-19.
"Riau mendapat kuota sekitar 4 juta. Kuota itu disesuaikan dengan jumlah penduduk dan kriteria masyarakat yang sudah ditentukan," katanya.
Mimi menjelaskan, kreteria yang dimaksud diantaranya adalah berdasarkan umur yang mendapat vaksin yakni umur 18-59 tahun. Kemudian tenaga kesehatan, tenaga pendidik, publik servis, tokoh agama, ulama dan sebagainya.
"Ini diprioritaskan untuk orang yang belum pernah terkonfirmasi Covid-19. Sedangkan orang yang sudah pernah positif tidak diberi vaksin, karena pasien itu sudah terbentuk antibodi di dalam tubuhnya," ujarnya.
Sedangkan teknis penyaluran, tambah Mimi, ketika vaksin datang dari pusut, pihaknya akan mendistribusikan ke kabupaten/kota, kemudian pelaksanaan vaksin di puskesmas.
"Nanti masyarakat bisa melakukan vaksinasinya di masing-masing Puskemas terdekat," kata Mimi.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)