Baru Tiga Hari Menjabat Menag Gus Yaqut Dapat Peringatan Dari MUI Soal Afirmasi Syiah Dan Ahmadiyah
"Menurut saya harus diusahakan dan diupayakan tentang kesatuan sikap dan pandangan dari umat Islam terhadap Syiah.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Baru tiga hari menjabat, Menag Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mendapat peringatan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Peringatan MUI itu merupakan buntut dari kebijakan panglima Banser tersebut yang akan mengafirmasi hak beragama warga Ahmadiyah dan Syiah di Indonesia.
Yaqut Cholil Qoumas dilantik Presiden Jokowi pada Rabu (23/12/2020) pagi di Istana Negara, Jakarta.
Baru saja dilantik jadi Menag, Gus Yaqut mengeluarkan wacana untuk merangkul syiah dan Ahmadiyah.
Menurut MUI, kebijakan Gus Yaqut tersebut bisa menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta Menteri Agama untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan soal rencana afirmasi terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah.
Anwar beralasan masalah ini sangat sensitif karena terkait dengan unsur teologis dalam agama Islam.
"Sehubungan dengan adanya rencana dari Menteri Agama yang baru untuk mengafirmasi Syiah dan Ahmadiyah ya. Saya mengimbau menteri agama untuk berhati-hati. Karena masalah ini adalah masalah yang sangat sensitif karena dia bersifat teologis," ucap Anwar kepada Tribunnews.com, Jumat (25/12/2020).
Anwar menyarankan sebelum ada dialog soal masalah ini, sebaiknya diupayakan persamaan pandangan umat Islam Indonesia terhadap Syiah dan Ahmadiyah.
Menurut Anwar, sejauh ini belum antara Sunni dan Syiah di Indonesia.
"Menurut saya harus diusahakan dan diupayakan tentang kesatuan sikap dan pandangan dari umat Islam terhadap Syiah.
Bagaimana Ahlussunnah Wal Jamaah atau kelompok sunni Indonesia memandang Syiah. Itulah nanti akan dibawa ke dalam dialog antara Syuni-Syi'i yang direncanakan oleh Menteri Agama," kata Anwar.
Dirinya mengatakan jika belum ada kesamaan kesepahaman, wacana membuka dialog soal Syiah dan Ahmadiyah justru akan menimbulkan ketegangan.
Menurut Anwar, Kementerian Agama perlu untuk berdialog terlebih dahulu dengan ormas Islam dan para ulama.
"Menurut saya sebaiknya Menteri Agama mengundang terlebih dahulu tokoh-tokoh ormas-ormas Islam, ulama-ulama kharismatik di negeri ini, untuk menyatukan sikap dan pandangan umat Islam Indonesia terhadap Syiah dan Ahmadiyah," tutur Anwar.
Langkah-langkah ini, menurut Anwar, perlu dilakukan untuk menghindari benturan di masyarakat.