Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dokter di Amerika Dilaporkan Alergi Hebat Setelah Disuntik Vaksin Corona Moderna, Ini Reaksinya

Laporan reaksi alergi itu adalah reaksi parah pertama yang dikaitkan dengan vaksin Moderna

Editor: Sesri
NORBERTO DUARTE / AFP
Seorang pekerja medis memberikan vaksin flu pada seorang wanita di Asuncion, pada 9 Juni 2020, di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19. 

AstraZeneca mengatakan tidak akan menjual vaksinnya untuk mendapatkan keuntungan sehingga vaksin dapet tersedia untuk semua negara, tidak peduli ukuran ekonominya.

Moderna, sebuah perusahaan komersial, memiliki kepentingan untuk menghasilkan keuntungan.

Sementara para peneliti Pfizer memastikan vaksinnya akan dibuat nirlaba selama pandemi terus berlanjut.

Dr Zoltan Kis, rekan peneliti di Future Vaccine Manufacturing Hub, Imperial College London, mengatakan jumlah mRNA vaksin Moderna yang lebih tinggi per dosis (100 mikrogram) dibandingkan Pfizer (30 mikrogram).

Karena itu, Pfizer dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih tinggi dan dengan biaya yang lebih rendah.

Dia menambahkan, masalah pengangkutan Pfizer dapat menjadi kekurangan, yang harus disimpan dalam suhu yang lebih jauh lebih rendah daripada Moderna.

"Oleh karena itu, setelah disetujui oleh regulator, vaksin COVID-19 Moderna dapat didistribusikan secara substansial lebih mudah dan dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan vaksin BioNTech/Pfizer," katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Disuntik Vaksin Corona Moderna, Dokter di Amerika Alergi Hebat, Pusing dan Jantung Berdebar Kencang, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved