Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bikin Trauma, Asosiasi Pariwisata Surati Pemkab, DPRD dan Polres Kampar,Tenggelamnya Kapal Banawa

Pada peristiwa tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara tersebut, satu orang anggota ASPPI Riau meninggal dunia dan lainnya menjadi korban

Penulis: Ikhwanul Rubby | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa/dishub.kamparkab.go.id
Kapal Banawa Nusantara 58 yang tenggelam di Danau PLTA Koto Panjang, Kampar . 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Riau menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Kampar.

Mereka menilai pemerintah daerah seakan tidak peduli dengan kejadian tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara di Danau PLTA Koto Panjang pertengahan Desember 2020 lalu.

Karena peristiwa tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara tersebut, satu orang anggota ASPPI Riau meninggal dunia dan lainnya menjadi korban.

Perwakilan pengurus ASPPI Riau,Wendi sangat menyayangkan adanya peristiwa kapal tenggelam di acara pariwisata yang diadakan Pemerintah Kabupaten Kampar.

Baca juga: UPDATE Kasus Sekda Riau, Jaksa Masih Telaah Permohonan Penangguhan Penahanan Yan Prana Jaya

Baca juga: GISEL Trending di Twitter, Ngaku Pemeran Video 19 Detik, Resmi Tersangka Terancam 12 Tahun Penjara

Baca juga: Beraksi Dini Hari, Bando Reklame di Jalan Soekarno-Hatta Dibongkar Satpol PP Kota Pekanbaru

Ia mengatakan, semenjak terjadinya peristiwa kapal tenggelam tersebut belum ada perhatian diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar kepada para korban.

Banyak dari anggota ASPPI yang ikut trauma atas terjadinya peristiwa naas tersebut.

Menurutnya belum ada perhatian nyata terhadap para anggota ASPPI Riau dan pihak lainnya yang turut serta menjadi korban.

Wendi menuturkan terkait sikap Pemerintah Kabupaten Kampar ini ASPPI akan menyurati Pemkab Kampar dan juga dilampirkan DPRD dan juga Polres Kampar.

"Kita hanya meminta pertanggungjawaban dari pihak penyelenggara terkait terjadinya kecelakaan tersebut," katanya.

Peristiwa tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara diduga disebabkan adanya unsur kelalaian dan human error.

Sementara itu, terkait peristiwa Kapal Banawa Nusantara ini Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kampar, Yusri bersama sejumlah Kepala OPD bersilaturahmi ke rumah keluarga korban yang meninggal dunia.

Rombongan mendatangi rumah Salman Alfarisi di Kabupaten Rokan Hulu, Senin (28/12/2020).

Pada kesempatan ini Sekda Kampar, Yusri menyerahkan bantuan uang duka kepada keluarga korban.

Harus Jadi Pembelajaran Pariwisata Kampar

Dalam tragedi tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara di Danau PLTA Koto Panjang, Ketua Komisi II DPRD Kampar, Zumrotun juga menjadi salah satu rombongan korban di dalamnya.

Syukur yang bersangkutan selamat dalam peristiwa tenggelamnya kapal hibah Kementrian Perhubungan.

Politisi Partai Gerindra ini menyayangkan adanya terjadi peristiwa naas tersebut.

Zumrotun berpendapat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar harusnya melakukan persiapan matang, terutama terkait keselamatan orang yang turut serta dalam menyelenggarakan event pariwisata.

"Kita tidak menyalahkan siapa-siapa terkait kecelakaan ini. Namun harusnya pihak penyelenggara melakukan persiapan matang dalam mengadakan event," katanya.

Zumrotun menuturkan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar harusnya pihak pariwisata yang kegiatannya bukan abal-abal mestinya melakukan persiapan matang.

Apalagi kapal tersebut perdana digunakan, selayaknya ada kesiagaan tim penyelamat dan juga harusnya ada persiapan dan langkah antisipasi terhadap risiko-risiko yang kemungkinan terjadi.

Menurutnya saat menaiki kapal tiada aba-aba atau protokol keselamatan disampaikan oleh pengelola.

Zumrotun yang sudah menaiki kapal berpendapat bahwa Kapal Banawa Nusantara yang naas tidak layak untuk digunakan di danau.

Semestinya kapal didaerah danau memiliki konstruksi badan kapal yang lebih terbuka sehingga penumpang bisa melepaskan diri lebih mudah dari kapal.

Sehingga tidak terjadi ada penumpang yang terjebak dalam kapal.

Ia menuturkan kejadian tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara harus menjadi pembelajaran bagi dunia pariwisata di Kampar.

"Ini jadi pembelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya persiapan dalam hal keselamatan," ungkapnya.

Ia turut berbelasungkawa atas terjadinya tragedi ini dan juga keluarga korban tenggelamnya Kapal Banawa Nusantara, Salman Alfarisi yang ditinggalkan.

Zumrotun menghimbau Pemerintah Kabupaten Kampar memberi perhatian kepada keluarga korban.

Sempat Terjebak di Dek Kapal

Saat berbincang melalui telepon, Zumrotun sempat bercerita bahwa dirinya berada di dalam ruangan dek kapal bersama korban Kapal Banawa Nusantara, Salman Alfarisi.

Ia menuturkan sesaat sebelum kejadian, ketika kapal oleng, dirinya bersama penumpang lain yang berada didalam kapal sebanyak kurang lebih tujuh orang sempat terhempas didalam ruangan tersebut.

"Korban Salman Alfarisi saat itu sempat tersungkur kearah saya," katanya.

Menurutnya air masuk dengan cepat kedalam ruangan bersamaan minyak kapal yang tumpah.

Zumrotun menuturkan karena air masuk ke kapal dengan cepat membuat kondisi ruangan gelap dan kesulitan mengambil nafas.

Beruntung dirinya berhasil menemukan pintu keluar dan berenang menyelam melaui pintu tersebut.

( Tribunpekanbaru.com / Ikhwanul Rubby )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved