Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

WHO BERI WARNING Bagi Penerima Vaksin Covid-19, Harus Tetap Waspada, Apa Isi Peringatannya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, semua orang yang telah menerima vaksin Corona harus tetap waspada dan mengikuti protokol pencegahan

Editor: Nurul Qomariah
Gambar oleh fernando zhiminaicela dari Pixabay
Ilustrasi vaksin Covid-19. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JENEWA - Tahun 2020 lalu merupakan masa gelap bagi dunia sejak terjadinya pandemi Virus Corona.

Bahkan hingga kini kondisi pandemi belum juga berakhir.

Meski demikian, warga dunia tetap optimistis dapat melewati fase gelap yang diakibatkan Covid-19 ini.

Munculnya vaksin Virus Corona memberikan harapan baru dalam upaya melawan pandemi yang telah melanda dunia sejak awal tahun 2020.

Meskipun demikian, WHO memperingatkan, orang yang sudah menerima vaksin untuk tetap waspada.

Baca juga: Perbaikan Jalan Rusak di Kota Pekanbaru Riau Telan Anggaran Rp 11 Miliar Sepanjang Tahun 2020

Baca juga: MUT TIANGAN, Budaya Menongkah Kerang Suku Duanu di Inhil Riau, Tradisi Sejak Berabad-abad Lampau

Baca juga: HOROR,Bak Adegan Film,Lansia Disambar Buaya di Teras Rumah,Tangan Kakek Idrus Diterkam Predator Buas

Program vaksinasi Virus Corona telah berjalan di sejumlah negara.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, semua orang yang telah menerima vaksin harus tetap waspada dan mengikuti protokol pencegahan.

Kepala ilmuwan WHO dr. Soumya Swaminathan mengatakan dalam konferensi pers virtual, belum ada bukti bahwa orang yang telah divaksinasi dapat bepergian ke negara yang rawan tanpa risiko penyebaran penyakit.

"Saya tidak yakin kita telah memiliki bukti dari vaksin manapun akan mampu mencegah infeksi dan mampu menularkannya kembali," ungkap Swaminathan kepada Sydney Morning Herald.

Atas dasar itu, Swaminathan meminta semua orang yang telah menerima vaksin Covid-19 masih harus mematuhi protokol pencegahan, walaupun telah mendapat perlindungan dari dalam.

"Kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama sampai ada tingkat kekebalan kelompok tertentu," katanya.

Senada dengan Swaminathan, Direktur Program Darurat Kesehatan WHO dr. Mike Ryan juga memperingatkan, Virus Corona akan tetap ada.

Dr. Ryan menyampaikan, Virus Corona baru akan tetap menjadi ancaman. Tapi, ancaman akan cukup mereda jika semua orang telah menerima vaksin.

"Skenario yang mungkin terjadi adalah virus akan menjadi virus endemik lainnya, virus akan tetap menjadi ancaman tetapi tingkat ancaman yang sangat rendah dalam konteks program vaksinasi global yang efektif," kata Ryan.

Pejabat tinggi WHO tersebut juga menjelaskan, vaksin bukan jaminan untuk memberantas suatu penyakit menular, meskipun telah terbukti memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi.

Untuk saat ini, WHO berharap semua negara fokus untuk fokus pada penyelamatan nyawa, mengontrol epidemi ini dengan baik, sehingga kehidupan masyarakat dapat kembali normal.

Apa Efek Samping Vaksin Sinovac?

Vaksin Covid-19 Sinovac yang tengah diuji klinis di Bandung selama lima bulan terakhir telah menunjukkan efek samping yang dirasakan para relawan.

Ketua Tim Peneliti Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil mengatakan, selama lima bulan, vaksin Covid-19 dari Sinovac telah melibatkan 1.620 relawan berusia 18-59 tahun yang menjadi subyek.

Menurutnya, skema emergency yang memiliki interval 14 hari antara dua dosis menjadi pilihan untuk diuji. Skema yang sama juga dilakukan di Brasil dan Turki.

"Penyuntikan dosis sudah selesai pada tanggal 6 November dan pengambilan 14 hari pasca suntikan sudah selesai pada 20 November 2020," ujar Kusnandi di Bio Farma, Bandung, Rabu (30/12/2020).

"Semua subyek dipantau efek samping yang dirasakan pasca-suntikan," lanjut dia.

Kusnandi mengatakan, sejauh ini efek samping yang timbul terbanyak dirasakan para relawan adalah reaksi lokal berupa nyeri pada tempat suntikan dengan intensitas mayoritas ringan.

Kemudian, reaksi sistemik terbanyak yang dirasakan lainnya adalah pegal pada otot dengan mayoritas ringan.

"Bulan ini sudah sampai pada pengambilan darah tiga bulan pasca suntikan kedua. Pemeriksaan antibodi dengan metode netralisasi dilakukan di Balitbangkes dengan metode Elisa (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) di Bio Farma," kata dia.

Kusnandi mengatakan, laporan interim hingga tiga bulan pascasuntikan kedua akan disampaikan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada awal Januari 2021.

Lebih jauh ia melaporkan, terdapat 1.817 orang relawan yang diperiksa terkait vaksin Covid-19 tersebut.

Selanjutnya ada 1.372 yang dilakukan swab, 1.620 yang diambil suntikan pertama, dan 1.603 orang yang melakukan suntikan kedua.

"Sekarang kita tinggal mengikuti kejadian-kejadian efek samping," ucap dia.

( Sumber: Kontan.co.id )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved