Anak Durhaka? Terungkap Kelakuan Ibu Kandung yang Dilaporkan Agesti Ayu ke Polisi, Ngamar, Selingkuh
Saya Agesti Ayu Wulandari, mungkin di luar sana, para netizen dan rekan-rekan sekarang lagi ramai dengan berita anak durhaka yang telah melaporkan ibu
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM - Mahasiswi cantik Agesti Ayu Wulandari (19) menjadi perbincangan dan disebut sebagai anak durhaka karena tega memenjarakan ibu kandungnya.
Namun, setiap yang tampak oleh mata bukanlah kenyataan sebenarnya, karena banyak hal yang tidak tampak oleh mata bisa jadi itulah kebenaran, sehingga jangan cepat mengambil kesimpulan atas apa yang dilakukan Agesti terhadap ibu kandung nya.
Bak kata pepatah, tak ada asap kalau tak ada api, tak mungkin terjadi sesuatu jika tidak ada penyebabnya, sehingga perlu ditelusuri dulu sebabnya, jangan sampai kesimpulan yang cepat membuat penderitaan kepada orang lain, apalagi disebut anak durhaka.
Atas kondisi itu, akhirnya Agesti Ayu Wulandari (19) memberikan penjelasannya terkait pemberitaan dirinya yang melaporkan ibu kandung nya Sumiyatun (36) ke kepolisian hingga disebut sebagai anak durhaka.
Melalui video berdurasi 2,5 menit yang dikirimkan kepada Tribunjateng.com, Minggu, (10/01/2021) mahasiswa semester satu di kampus Jakarta ini menyampaikan alasannya mengapa melanjutkan proses hukum ibunya dan tidak akan mencabut laporannya.
Berikut penjelasan Ayu sebagaimana yang ia sampaikan dalam videonya:
"Saya Agesti Ayu Wulandari, mungkin di luar sana, para netizen dan rekan-rekan sekarang lagi ramai dengan berita anak durhaka yang telah melaporkan ibu kandungnya sehingga terancam penjara.
Perlu saya jelaskan mungkinkah seorang anak memenjarakan seorang ibu, jika ibunya tidak keterlaluan?
Ini pertanyaan dasar.
Mohon dijawab di hati.
Khususnya kepada orangtua saya, yaitu ibu saya.
Mudah-mudahan ibu saya yang melahirkan saya bisa intropeksi.
Dan jangan malu meminta maaf karena menyebarkan berita bohong dan berita dusta.
Sekali lagi, bagaimanapun, walaupun saya mencari keadilan, mencari penegakan hukum, saya tetap menganggap ibu saya adalah ibu saya.
Ibu saya yang telah melahirkan saya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/agesti-ayu-wulandari-19-angkat-bicara.jpg)