Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dibully tapi Kini Berprestasi, INILAH SOSOK Gui Yuna: Semangat Juang yang Patut Ditiru

Gui Yuna menitikkan air mata ketika bercerita bagaimana dia kehilangan kaki kanannya, saat kecelakaan di jalan raya pada usia 7 tahun.

(AFP PHOTO/NOEL CELIS)
Foto tertanggal 11 Desember 2020 menampilkan Gui Yuna, wanita binaraga berkaki satu asal China, berjalan di atas arena kompetisi International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020. Mantan atlet lompat jauh Paralimpiade Athena 2004 itu baru melakoni debut di kompetisi ini dan langsung juara. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gui Yuna. Perempuan dengan semangat hidup dan juang yang tinggi.

Dia adalah atlit berprestasi.

Ditengah keterbatasannya, Gui Yuna mampu membuat dunia terpukau.

Saat menceritakan kisah awal Dia kehilangan kaki kanannya, Gui Yuna menitikkan air mata.

Kecelakaan itu terjadi di jalan raya pada usia 7 tahun.

Tak hanya itu, ketika di sekolah dia juga menjadi korban perundungan (bullying) teman-temannya yang kerap menendang tongkatnya agar dia jatuh.

Namun masa-masa itu telah berlalu, dan Gui Yuna sekarang bangkit menjadi salah satu tokoh inspiratif di China, mungkin juga dunia.

Wanita berusia 35 tahun tersebut kini adalah juara binaraga dan mantan atlet Paralimpiade.

Gui pernah berkompetisi di Paralimpiade Athena 2004, dan pada Oktober 2020 melakoni debut di kompetisi binaraga tetapi bisa langsung juara.

Baca juga: BREAKING NEWS: Artis Senior Farida Pasha, Pemeran Mak Lampir Meninggal Dunia

Baca juga: Daftar Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Yang Terindentifikasi Hingga Sabtu

Baca juga: Bak Cerita Legenda, China Bangun Rumah Sakit Hanya Dalam Waktu 5 Hari Saja

Foto-foto dirinya berjalan di atas arena sambil membawa tongkat penyangga pun banyak ditampilkan media-media China, dan di media sosial banyak orang mem-follow-nya.

Dengan tekad baja dan sikap positifnya, Gui Yuna dianggap tokoh inspiratif dari negara yang sering memandang sebelah mata penyandang disabilitas.

"Mungkin saya memenangi juara pertama bukan karena profesionalisme atau otot saya, tetapi karena kepercayaan diri dan keberanian berdiri di atas arena, dan memperlihatkan diri saya ke semua orang," ucap Gui dikutip dari AFP, Kamis (7/1/2021).

Gui Yuna juga sering membagikan unggahan latihannya di gym Shanghai, ke TikTok-nya yang di-follow 200.000 orang.

"Kucing berkaki tiga"

Gui hampir tidak ingat kejadian saat ditabrak truk sepulang sekolah, yang membuat kaki kanannya harus diamputasi.

Tapi dia tidak lupa momen-momen kelam ketika teman-teman sekolah menyiksanya dengan menendang tongkatnya atau menggeser kursinya saat hendak duduk.

Foto tertanggal 11 Desember 2020 menunjukkan Gui Yuna, wanita binaraga berkaki satu asal China, sedang beristirahat di belakang arena kompetisi International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020. Gui yang merupakan mantan atlet lompat jauh di Paralimpiade Athena 2004, baru menjalani debut di kompetisi binaraga dan langsung menang pada Oktober 2020.
Foto tertanggal 11 Desember 2020 menunjukkan Gui Yuna, wanita binaraga berkaki satu asal China, sedang beristirahat di belakang arena kompetisi International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020. Gui yang merupakan mantan atlet lompat jauh di Paralimpiade Athena 2004, baru menjalani debut di kompetisi binaraga dan langsung menang pada Oktober 2020. ((AFP PHOTO/NOEL CELIS))

Baca juga: Terjaring Razia di Tempat Karaoke, Oknum PNS Ini Disanksi Turun Pangkat Selama 3 Tahun

Baca juga: Ditawari Minyak Goreng hingga Telur, Ibu di Selatpanjang Ini Malah Kena Tipu 1 Juta Lebih

Baca juga: Akui Heran Menerima Kiwil Meski Kerap Diduakan, Rohimah: Saya Kayanya Sudah Terlalu Nurut

"Mereka menyebutku kucing pincang atau 'kucing berkaki tiga'," kata Gui dengan air mata yang tetap menetes meski sudah hampir 30 tahun berlalu.

"Kadang ada kata-kata kasar dan kadang kekerasan fisik."

"Pertama kali mereka menjatuhkanku, aku menangis, tetapi lama kelamaan aku terbiasa dan berpikir: Kamu bisa menindasku sesuka hati, tetapi aku tidak apa-apa karena punya keberanian," lanjutnya.

Gui Yuna berasal dari kota Nanning. Ia dibesarkan oleh ibunya karena ayahnya meninggal sebelum dia lahir.

Gui mulai menggeluti cabang olahraga paralimpik pada 2001, dan tiga tahun kemudian mewakili China di Paralimpiade 2004.

Dirinya finis di urutan 7 dalam kategori lompat jauh, serta ikut berkompetisi di lompat tinggi, memanah, dan ambil bagian dalam estafet obor Olimpiade Musim Panas dan Paralimpiade Beijing 2008.

"Bersyukur atas kesulitan ini"

Setelah pensiun sebagai atlet pada 2017, Gui Yuna tetap mengalami diskriminasi di dunia kerja. Dia ditolak dengan alasan tidak cocok dengan citra perusahaan.

Foto tertanggal 11 Desember 2020, menunjukkan Zhu Liping (kiri) sebagai pelatih membantu persiapan Gui Yuna (kanan), wanita binaraga berkaki satu asal China, yang sedang berkompetisi di International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020. Gui adalah mantan atlet lompat jauh Paralimpiade Athena 2004, dan baru menjalani debut kompetisi binaraga tapi langsung juara.
Foto tertanggal 11 Desember 2020, menunjukkan Zhu Liping (kiri) sebagai pelatih membantu persiapan Gui Yuna (kanan), wanita binaraga berkaki satu asal China, yang sedang berkompetisi di International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020. Gui adalah mantan atlet lompat jauh Paralimpiade Athena 2004, dan baru menjalani debut kompetisi binaraga tapi langsung juara. ((AFP PHOTO/NOEL CELIS))

"(Mereka) menyiratkan saya akan merusak citra mereka," kenangnya.

"Saya melamar hampir ke 20 perusahaan dan semuanya berkata sama."

Sementara itu di dunia maya banyak orang memujinya saat terjun sebagai binaraga, dan mengalahkan para saingannya yang berbadan utuh di International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020.

Namun masih ada saja suara-suara sumbang yang menyarankannya untuk tetap di rumah.

Kadang-kadang ada juga orang di jalan yang bertanya kepada Gui apa yang terjadi dengan kaki kanannya, tapi sekarang Gui Yuna sudah terbiasa dengan hal itu.

"Banyak orang berpikir aku bernasib sial, tapi aku rasa tidak," kata Gui yang sekarang menjadi mitra perusahaan spesialis dekorasi rumah.

"Aku bersyukur atas kesulitan ini."

"Kenapa aku berkata demikian? Karena itu, aku tumbuh dewasa, itu membuatku lebih kuat dan menjadikanku seperti sekarang ini," tutup Gui Yuna.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/17/114244670/kisah-gui-yuna-wanita-juara-binaraga-berkaki-satu-dan-mantan-atlet?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved