206 Ulama Meninggal Dunia karena Terpapar Covid-19, MUI: Ini Musibah, Mencetak Ulama Itu Tidak Mudah
Sebanyak 206 ULAMA meninggal dunia karena terpapar Covid-19 selama wabah Covid-19 melanda Indonesia sejak akhir tahun 2019
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebanyak 206 ULAMA meninggal dunia karena terpapar Covid-19 selama wabah Covid-19 melanda Indonesia sejak akhir tahun 2019.
Atas kondisi itu, Majelis ULAMA Indonesia atau MUI menyatakan itu adalah musibah, karena mencetak ULAMA itu tidak mudah.
Ketua Komisi Dakwah Majelis ULAMA Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengungkapkan, sekitar 206 ULAMA meninggal terpapar Covid-19.
MUI menilai, meninggalnya ratusan ULAMA dalam setahun menjadi sebuah kehilangan besar bagi sebuah bangsa.
"Lebih dari 206 ULAMA meninggal karena Covid-19 dan bagi kita adalah sebuah musibah.
Mencetak ULAMA itu enggak mudah harus proses panjang.
Mengajinya benar, taat nya juga benar, menjalankan agama juga, punya jiwa juang yang tinggi jadi mencetak ULAMA itu butuh proses panjang," ujarnya dalam webinar Kemenhub RI "Mengapa Perlu Vaksinasi Covid-19", Selasa 26 Januari 2021.
"Makanya kesedihan bagi kita kalau ULAMA itu dipanggil oleh Allah SWT dan di antara penyebabnya karena Covid-19," ungkapnya.
Ia mengingatkan agar semua orang displin menjaga kesehatan diri dan keluarga, lantaran dampak Covid-19 nyata.
"Kita juga harus menyiapkan bagaimana ULAMA-ULAMA kita yang masih sehat terus dijaga.
Kita menjaga jiwa adalah bagian tujuan syariat kita tujuan kita beragama adalah memelihara jiwa, memelihara kehidupan," ungkap Nafis.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap pengasuh pesantren dan tokoh agama mendapatkan vaksinasi Covid-19 pada tahap kedua bersama pelayan publik.
Alasannya, kiai pesantren dan tokoh agama menjadi garda terdepan dalam tugas pembinaan keberagaman masyarakat.
Yaqut menuturkan, peran para tokoh agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu dalam pembinaan agama sangat besar.
“Kami berharap para kiai pesantren dan tokoh agama yang terus membina masyarakat, serta para santri bisa mendapat prioritas vaksinasi Covid-19,” terang Menag.