Seleb
AWAL TAHUN KELABU: Dunia Hiburan Diwarnai 3 Perceraian, Analisis Psikolog Soal Kawin-Cerai Seleb
Isu perceraian Rachel Vennya dengan Niko Al-Hakim memang sudah berembus saat ia mengunggah kutipan "Divorce is Okay" di akun Instagram-nya.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah, mengungkapkan alasan Rachel Vennya menggugat suaminya.
"Memang perceraian ini yang diajukan penggugat terdapat dicantumkan alamat dan alasan kenapa dia menggugat," kata Taslimah saat ditemui di PA Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2021).
Namun, Taslimah tidak bisa menyebutkan alasan tertulis dari gugatan perceraian Rachel Vennya dengan Niko Al-Hakim.
"Belum dapat kami informasikan mengenai alasannya karena ini masih proses ya, karena sidangnya pun baru sidang pertama dan masih melalui proses mediasi," jelasnya.
Gugatan cerai yang dilayangkan Rachel Vennya tampaknya telah diketahui sahabat Niko, Onad Leonardo.
Pengakuan itu diurai Onad saat menjadi bintang tamu di acara Rumpi Trans TV, Selasa (3/2/2021).
"Tadi ngeliat berita kayanya iya ya (Niko digugat cerai)," kata Onad dilansir TribunnewsBogor.com.
Tergabung dalam band yang sama yakni Lyon, Onad mengurai bagaimana kondisi Niko usai digugat cerai Rachel Vennya.
Ditanyai Feni Rose, Onad pun menyebut bahwa Niko kini dalam kondisi sehat.
"(Terakhir bertemu Niko) minggu lalu. Kondisinya dia sih fit, banyak minum vitamin, imun tubuh bagus," akui Onad.
Meski sehat, raut wajah Niko tak bisa disembunyikan.
Sebab diakui Onad, ia melihat adanya kekalutan di diri Niko usai digugat cerai Rachel Vennya.
"Dalam keadaan sedih, kalut ?" tanya Feni Rose.
"Kayaknya (Niko sedang) kalut.
Ya namanya orang pisah kan," akui Onad.
Isu perceraian Rachel Vennya dengan Niko Al-Hakim memang sudah berembus saat ia mengunggah kutipan "Divorce is Okay" di akun Instagram-nya.
Dalam video Boy William, Rachel Vennya juga menjelaskan bahwa saat ini ia sedang berada di dalam posisi terburuk untuk urusan rumah tangganya.
Kawin Cerai dari Dunia Hiburan
Melansir Kompas.com, Psikolog Personal Growth, Gracia Ivonika mengungkapkan, ada beragam faktor yang menjadi penyebab maraknya kawin cerai di kalangan selebriti.
Namun, penyebab ini juga perlu didalami kembali dari masing-masing pasangan dan keluarga yang bersangkutan.
Hal ini dikarenakan, tiap keluarga menjalani dinamika dan masalah yang berbeda-beda.
"Pasangan selebriti memang menghadapi adanya kondisi yang berbeda dibandingkan pasangan non-selebriti, yaitu kehidupan pribadi mereka kerap menjadi sorotan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan dan punya pengaruh tersendiri tentunya bagi kehidupan pasangan selebriti," ujar Gracia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).
Beragam aspek
Menurutnya, faktor pemicu pasangan memilih untuk bercerai perlu dilihat dari berbagai aspek.
Pertama, dari aspek masing-masing individu yakni seberapa masing-masing individu sudah siap dan matang secara usia dan psikologis untuk menjalani kehidupan pernikahan, juga isu-isu personal lainnya.
Selain itu, bagaimana suatu pasangan mampu untuk bekerja sama sebagai partner hidup, berkompromi menerima satu sama lain, dan menjalani komitmen dalam pernikahan.
Kedua, dilihat dari faktor-faktor kehidupan lain yang berpengaruh dalam pernikahan, seperti faktor ekonomi dan pekerjaan, faktor relasi dengan keluarga, dan faktor pengaruh keluarga besar, faktor agama dan budaya.
"Yang menjadi tantangan adalah muncul konflik-konflik dalam pernikahan," kata Gracia.
"Keutuhan rumah tangga akan tetap terjaga bila pasangan mampu secara terbuka mengkomunikasikannya bersama dengan tenang, tanpa saling menghakimi, melainkan saling mengutarakan dan mendengarkan perasaan/pendapat satu sama lain, kemudian mencari jalan tengah/kesepakatan bersama," lanjut dia.
Agar sebuah hubungan terhindar dari perceraian
Terkait tindakan untuk menghindarkan suatu hubungan dalam perceraian dapat dengan kesadaran setiap pasangan untuk sungguh paham akan tantangan-tantangan dalam dinamika kehidupan pernikahan dan melakukan persiapan yang matang, termasuk persiapan mental.
"Keduanya juga perlu untuk sungguh memahami bahwa menikah merupakan sebuah komitmen seumur hidup sebagai partner," kata dia.
Adapun tindakan ini dinilai penting untuk benar-benar menerima satu sama lain, termasuk aspek lainnya yang mempengaruhi diri masing-masing, seperti agama, nilai-nilai/pandangan, keluarga besar, dan harapan dalam pernikahan.
Dengan demikian, keduanya sudah saling memahami satu sama lain dan dapat membangun kesepakatan bersama.
Peran konseling pranikah
Sementara itu, Gracia mengungkapkan, salah satu hal yang penting untuk dilakukan pasangan sebelum memutuskan menikah yakni melakukan konseling pranikah.
Artinya, sebelum menyiapkan pernikahan, terlebih dulu pasangan sudah menyiapkan mental dan yakin akan keputusan tersebut.
"Dalam pernikahan, komunikasi menjadi aspek yang esensial untuk menjaga keharmonisan relasi dengan pasangan. Keterbukaan untuk menyampaikan dan mendengarkan menjadi kunci dari pentingnya komunikasi," kata dia.
Meluangkan waktu
Selain itu, agar suatu hubungan dapat jauh dari perceraian, suami-istri perlu membiasakan membiasakan untuk meluangkan waktu secara rutin melakukan deep talk bersama, misalnya dengan pillow talk.
"Manfaatkan waktu tersebut untuk selalu bisa memahami satu sama lain, mendiskusikan rencana ke depan, saling memberi dukungan atas masalah yang dihadapi," lanjut dia.
Dengan adanya waktu berkualitas bersama pasangan, dapat menjaga keeratan koneksi emosional dengan pasangan. Sekalipun sudah memiliki anak, waktu berkualitas berdua dengan pasangan sebaiknya dapat tetap terjalin.
Selanjutnya, tindakan lain yang dapat dilakukan dalam suatu hubungan agar terhindar dari perceraian yakni membangun kesepakatan untuk tetap bisa memberikan personal space untuk masing-masing.
Meski telah menikah, setiap orang juga memerlukan personal space.
Konflik
Namun, hal tersebut perlu dibicarakan terlebih dahulu dan disepakati bersama agar tidak memicu konflik. Diperlukan pengertian dan toleransi sebagai pasangan.
Sementara itu, dalam suatu hubungan tentunya dapat terjadi konflik, namun hal itu merupakan wajar terjadi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam setiap pasangan selalu punya kontrol atas bagaimana mereka menyikapi setiap konflik yang ada.
"Jika sungguh sudah mengenal pasangan, tentunya setiap pasangan paham akan kebutuhan masing-masing. Usahakan untuk selalu melakukan diskusi yang tenang dan terbuka dalam menyikapi konflik dalam pernikahan, agar kemudian dapat bersama menemukan jalan tengahnya," kata Gracia.
Ia juga menekankan bahwa dalam suatu hubungan pernikahan, penting untuk adanya komunikasi, termasuk untuk menyikapi konflik yang dihadapi.
"Dibandingkan secara impulsif langsung memutuskan untuk bercerai karena terpengaruh dorongan emosi, berikan waktu untuk pasangan dan diri masing-masing menelaah terlebih dahulu akan situasi konflik yang dihadapi," lanjut dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-perceraian-suami-istri_20150514_223759.jpg)