Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

INILAH KISAH Putri dari Arab yang Hidup Penuh Ketakutan: Putri Latifa Diburu & Disekap

Mantan utusan PBB untuk hak asasi manusia, Mary Robinson, sempat menggambarkan Latifa sebagai "perempuan muda yang bermasalah"

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
(DOK PRINCESS LATIFA via BBC INDONESIA)
Latifa merekam video pada 2018 dan disiarkan ketika ia gagal melarikan diri. 

Video inilah yang memicu keprihatinan banyak pihak yang kemudian menyerukan agar ia dibebaskan.

Uni Emirat Arab menghadapi tekanan besar untuk bertanggung jawab terhadap Latifa dan pertemuan dengan Robinson diselenggarakan setelah itu.

Pertemuan dengan Robinson

Robinson terbang ke Dubai pada Desember 2018 atas permintaan rekannya, Putri Haya, untuk makan siang bersama. Putri Latifa juga hadir.

Robinson mengatakan kepada Panorama ia dan Putri Haya diberitahu soal kondisi bipolar Latifa, penyakit yang tidak dia alami.

Ia mengatakan ia tidak bertanya kepada Latifa soal kondisinya karena ia tidak ingin "menambah trauma" nya.

Sembilan hari setelah makan siang itu, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab menerbitkan foto Robinson dengan Latifa, yang menurut mereka menunjukkan Latifa dalam kondisi sehat dan aman.

Robinson mengatakan, "Saya jelas diperdaya melalui foto yang diterbitkan itu. Mengejutkan... saya benar-benar kaget."

Pada 2019, ketegangan dalam keluarga penguasa Dubai terungkap di Pengadilan Tinggi Inggris setelah salah seorang istri syekh, Putri Haya, lari ke Inggris dengan dua anaknya dan meminta perlindungan agar tak disiksa oleh syeikh.

Putri Haya (kiri) tiba dengan kuasa hukumnya, Baroness Fiona Shackleton di Pengadilan Tinggi Inggris pada Februari 2020.
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Putri Haya (kiri) tiba dengan kuasa hukumnya, Baroness Fiona Shackleton di Pengadilan Tinggi Inggris pada Februari 2020.

Tahun lalu, Pengadilan Tinggi Inggris, mengeluarkan serangkaian temuan bahwa Syeikh Mohammed memerintahkan kembalinya Latifa secara paksa pada 2002 dan 2018, serta dibawa paksa dari Inggris kakaknya, Putri Shamsa pada tahun 2000, saat ia juga mencoba melarikan diri.

Pengadilan menyebutkan Syeikh Mohammed "tetap menerapkan ketetapan dengan menekan kebebasan dua perempuan muda ini."

Rekan-rekan Latifa berharap pengadilan pada bulan Maret tahun lalu yang menetapkan bahwa Syeikh Mohammed, "tidak jujur" dan memenangkan Putri Haya, dapat membantu kasus Latifa.

Terkait keputusan mengapa ia mau berkomentar sekarang, Jauhiainen hanya mengatakan "banyak waktu terbuang" sejak hilang kontak.

Ia mengatakan ia sering terpikir untuk mengeluarkan pesan video itu dan menambahkan, "Saya rasa ia ingin kami berjuang untuknya, dan tidak menyerah."

Pemerintah Dubai dan Uni Emirat Arab tidak membalas permintaan BBC untuk memberi komentar tentang kondisi Latifa saat ini.

 
Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved