Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terawan Buka-bukaan di DPR RI Mengenai Vaksin Nusantara, Saya Senang Riset

Terawan buka-bukaan di DPR RI mengenai vaksin Nusantara yang digawanginya. Pembahasan Vaksin Nusantara ini tiba-tiba hilang

Editor: Ilham Yafiz
Dokumentasi Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto 

Ia meminta agar Wamenkes menjelaskan apa maksud dari penghilangan Vaksin Nusantara dalam materi atau naskah kedua yang dikirimkan ke Komisi IX.

"Karena di materi pertama yang dikirimkan itu ada Vaksin Nusantara, tapi di materi kedua itu hilang sama sekali. Ini maksudnya apa ini seperti ini? Jadi biar undangan kami ini clear bahas Vaksin Nusantara, tapi kenapa kok direvisi atau diperbaiki, maksudnya apa," tanya dia.

"Semua kan masih diproses, Vaksin Merah Putih diproses, Vaksin Nusantara diproses. Agak bingung kami, tiba-tiba Kemenkes mengganti paparannya. Jangan dijelaskan teknis pak, karena semua memang masih proses," sambungnya.

Mendengar pertanyaan dan masukan dari Komisi IX, Dante menegaskan bahwa pihaknya akan mengubah naskah kedua dengan mengembalikannya ke naskah pertama. Selanjutnya, ketua sidang mempertanyakan kepada para anggota dewan apakah menyetujui agar Wamenkes menjelaskan paparannya menggunakan naskah pertama.

"Ya, perlu," ucap para anggota dewan dalam rapat tersebut.

Alasan Terawan Bikin Vaksin Sel Dendritik

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membeberkan alasan mengapa dirinya memprakarsai Vaksin Nusantara yang diklaim sebagai vaksin Covid-19 pertama di dunia yang menggunakan sel dendritik.

Menurut Terawan, sel dendritik itu telah dikembangkan olehnya sejak 2015 di RSPAD Gatot Subroto.

Kemudian, ada ide mengembangkan vaksin Covid-19 menggunakan sel dendritik, dan langsung disambut baik olehnya.

"Begitu ada ide untuk dendritik vaksin untuk Covid-19, gayung jadi bersambut, dan kemudian kami juga sudah mendapatkan uji binatangnya mengenai dendritik vaksin Covid-19 melalui pihak ketiga di Amerika, sehingga membuat mantap kami untuk ikut peran serta mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis dendritik," kata Terawan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).

Terawan meyakini, vaksin nusantara tersebut sangat aman karena bersifat individual.

Dia berharap, vaksin nusantara ini mampu menjadi solusi untuk menangani setidaknya para pasien Covid-19 yang memiliki komorbid berat maupun mengalami kendala jika menggunakan vaksin lainnya.

Lebih lanjut, Terawan menerangkan, saat ini vaksin nusantara dikembangkan oleh RSUP Kariadi Semarang bersama dengan Universitas Diponegoro.

"Saya memang senengannya saya untuk riset. Dan kebetulan saya ini bisa mendorong teman-teman dari Universitas Diponegoro untuk bisa mengembangkan ini. Dan saya bersyukur waktu itu Kementerian Kesehatan bisa men-support-nya," ujarnya.

Ke depan, Terawan berharap Vaksin Nusantara terus mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved