Ejek Rudal Patriot AS, Rusia Tawarkan S-400 Ke Saudi yang Kerap Diserang Rudal Houthi
Baberapa waktu lalu, Rudal Patriot tak mampu menahan rudal Houthi yang menghantam kilang minyak milik Saudi di Jeddah.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Rudal Patriot buatan Amerika Serikat yang dimiliki oleh Arab Saudi diejek oleh Rusia lantaran tidak maksimal dal menangkis serangan musuh.
Pada awal Maret 2021, Rudal Patriot tak mampu menahan rudal Houthi yang menghantam kilang minyak milik Saudi di Jeddah.
Arab Saudi diprediksi bakal menderita kerugian lebih besar lagi jika hanya mengandalkan rudal Ptriot.
Direktur Badan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC) Dmitry Shugayev mengatakan, Arab Saudi berpotensi membeli sistem rudal anti-pesawat S-400.
"Kalau ada permintaan seperti itu (dari Arab Saudi), akan kami pertimbangkan," katanya dalam siaran langsung stasiun televisi Rossiya-24 pada Jumat (15/3), seperti dikutip TASS.
"Kami mengetahui hal ini dengan sangat baik dari contoh Arab Saudi. Arab Saudi telah mengalami serangan yang semakin sering terhadap fasilitasnya, termasuk infrastruktur, dalam beberapa bulan terakhir," ujar dia.
"Baru-baru ini, sebuah pelabuhan ekspor minyak menjadi sasaran (serangan). Sistem Patriot beroperasi di negara itu tidak mengatasi tugas ini (pertahanan udara) dengan baik," sebutnya.
TASS menyebutkan, Arab Saudi saat ini mengoperasikan enam peluncur sistem rudal pertahanan udara Patriot.
"Kami memiliki produk terlaris. Ini, pertama-tama, S-400 yang terkenal, dan sistem Pantsyr, yang telah membuktikan efisiensinya dalam operasi," ungkap Shugayev.
S-400 Triumf, NATO menyebutnya dengan nama SA-21 Growler, adalah salah satu sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih Rusia yang mulai beroperasi pada 2007.
Sistem pertahanan udara tersebut dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk misil jarak menengah.
Tapi, S-400 Triumf juga dapat digunakan untuk tujuan dasar. Yakni, bisa menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 35 km.
Belakangan, serangan kelompok Houthi Yaman, yang mendapat dukungan Iran, terhadap target-target militer dan sipil di Arab Saudi semakin gencar. Houthi menggunakan rudal dan drone bersenjata untuk menyerang Kerajaan.
(*)
Sumber: Kontan
