Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sofa, Kasur hingga Lemari Hasil Jarahan dari Rumah Mewah Disimpan di Kamar Kos, Ini Otak Pencurian

Kamar kos menjadi tempat penyimpanan perabot hasil jarahan mulai dari sofa, kasur hingga lemari. Polisi ungkap otak pencurian rumah mewah

Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Sofa, Kasur hingga Lemari Hasil Jarahan dari Rumah Mewah Disimpan di Kamar Kos, Ini Otak Pencurian. Foto:Pencurian di rumah mewah kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, habis seluruh isinya termasuk kusen, lantai keramik 

"Biasanya datang, masuk ke dalam nyapu-nyapu, nabun (membakar sampah)," kata warga tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Ady Wibowo menjelaskan bahwa saat ini sudah ada tiga kuli yang membogkar rumah mewah tersebut yang diamankan.

Pihaknya memeriksa para kuli untuk mengetahui siapa yang menyuruh mereka membongkar rumah tersebut.

"Modusnya mendapat order bongkaran rumah kosong. Jadu kusen, ubin, keramik dibongkar. Tiga kuli sudah diamankan dan dua orang terduga yang menyuruh sedang dalam pencarian," kata Ady saat dikonfirmasi, Senin (22/3/2021).

Sementara itu, orang yang mempekerjakan para kuli untuk membongkar rumah mewah itu juga telah diperiksa.

Kapolsek Kebon Jeruk, Kompol Manurung menerangkan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/3/2021).

Adapun rumah mewah tersebut berada di kawasan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk.

"Korban adalah pemilik rumah ditempat kejadian, yang merupakan peninggalan orang tuanya, dan saat ini dalam keadaan kosong tanpa penghuni," kata Manurung kepada wartawan.

Manurung menerangkan, kasus ini terungkap saat kerabat korban melihat adanya aktivitas bongkar material di rumah mewah tersebut.

Dia kemudian bertanya kepada para pekerja yang sedang membongkar material di rumah itu.

Para kuli bangunan tersebut mengaku hanya disuruh oleh bosnya untuk membongkar material rumah tersebut.

Tiga kuli yang ada disana mengaku mendapat upah Rp 125.000 perhari atas tenaganya membongkar material rumah.

"Atas kejadian tersebut, saksi menghubungi security komplek, dan pihak Kepolisian," kata Manurung.

Dari ketiga kuli yang diamankan, polisi kemudian memeriksa bos mereka berinisial S alias Nondol.

S mengaku dirinya mengerahkan anak buahnya untuk membongkar perabotan di rumah tersebut karena ditawari oleh saudara H dan dia telah menyepakati pembelian material itu seharga Rp 15 juta

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved