KKB Makin Brutal, Setelah Tembak Guru, Bakar Helikopter Kini Bakar 12 Ruang Sekolah di Beoga

KKB pimpinan Sabinus Waker ini sudah dua kali melakukan pembakaran fasilitas sekolah dengan total ruangan yang dibakar mencapai 12 unit.

Editor: CandraDani
Dok Humas Polsek Beoga
Situasi di lingkungan SD Impres Beoga, SMPN 1 Beoga dan SMAN 1 Beoga yang berada dalam satu kawasan. Tampak sejumlah bangunan sudah hangus terbakar akibat ulah KKB, Papua, Senin (12/4/2021) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker melakukan aksi brutal di Kampung Julugoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, sejak Kamis (8/4/2021).

Mereka sudah dua kali melakukan pembakaran fasilitas sekolah dengan total ruangan yang dibakar mencapai 12 unit.

Pembakaran pertama dilakukan pada Kamis (8/4/2021) sore, saat itu mereka membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-974648810682144181-5112'); });

Lalu, pada Minggu (11/4/2021) malam, sembilan ruang di SMPN 1 Beoga ikut dibakar.

Baca juga: VIDEO: Cerita Istri Guru Korban Penembakan KKB, Saya Lihat Suamiku Jatuh

Baca juga: Trauma Penembakan 2 Guru oleh KKB, Warga Beoga Ramai-ramai Datangi Kantor Koramil dan Polsek

Baca juga: Selalu Bikin Ulah, Inilah KKB yang Melakukan Penembakan dan Membakar Helikopter di Bandara Ilaga

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait menuturkan, dari sisi ekonomi, pembakaran 12 ruang sekolah tersebut telah menyebabkan kerugian dalam jumlah besar.

"Untuk membangun satu ruang belajar mengajar di pegunungan itu membutuhkan biaya Rp 600 juta, itu ruangannya dibuat dari kayu, kalau 12 ruang yang dibakar berarti kerugiannya sudah Rp 7,2 miliar," ujar Christian, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (13/4/2021).

Sohilait mengaku bingung mengapa KKB melakukan aksi pembakaran tersebut.

Menurut dia, aksi tersebut bisa berakibat fatal karena anak-anak di Beoga, yang merupakan kawasan pedalaman, tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik.

"Di gunung yang jadi masalah utama bukan biaya, tetapi tingkat kesulitan untuk memobilisasi bahan bangunan jauh lebih sulit karena semuanya harus diangkut menggunakan pesawat terbang," kata dia.

Oleh karena itu, ia berharap aparat keamanan bisa segera menindak para pelaku pembunuhan dua orang guru dan juga pembakaran fasilitas sekolah di Beoga.

Baca juga: KKB di Papua Kian Brutal, Bakar Helikopter yang Terparkir di Bandara Lalu Tembaki Petugas

Baca juga: Jaga Anak Kita dengan Baik Pesan Yonathan Guru yang Ditembak KKB, Dewi Tak Kuasa Menahan Tangis

Baca juga: Usai Tembak 2 Guru, KKB Ternyata Sempat Duduki Lapangan Terbang Beoga, Papua, Lalu Minta Uang

Hal senada dinyatakan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri yang menganggap apa yang dilakukan KKB di Beoga telah mengancam masa depan anak-anak Papua.

"Bukan hanya di Beoga, kalau mereka melakukannya di daerah lain di Papua ini bisa membuat masa depan penerus kita suram, tetapi saya harap itu tidak terjadi," kata Fakhiri saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin.

Pada Kamis (8/4/2021) sekitar 09.30, KKB melakukan aksi penembakan di sebuah kios di Kampung Julugoma.

Akibatnya, Oktovianus Rayo, guru SD Impres Beoga, tewas karena ditembak.

Tidak hanya di situ, pada sore harinya KKB membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga.

Kemudian, pada Jumat (9/4/2021) sore, kelompok tersebut melakukan penembakan kepada Yonatan Randen, guru SMPN 1 Beoga, di bagian dada.

Korban yang sempat dibawa masyarakat ke Puskesmas Beoga akhirnya meninggal dunia.

Proses evakuasi jenazah baru bisa dilakukan hari ini karena KKB masih berada di Lapangan Terbang Beoga.

Kedua jenazah baru dapat dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021) setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.

Lalu, pada Minggu (11/4/2021) malam, KKB kembali berulah dengan membakar sembilan ruang SMPN 1 Beoga.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KKB Bakar 12 Ruang Sekolah di Beoga, Kerugian Capai Rp 7,2 Miliar",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved