Video Berita
VIDEO: Mengenal Masjid Syahabuddin, Peninggalan Sultan Syarif Kasim II yang Tak Lekang oleh Waktu
Masjid ini dibangun pada 1926 M pada masa Sultan Al Said Al Kasyim Abdul Jalil Saifuddin, (Sultan Syarif Kasim II),
Penulis: Mayonal Putra | Editor: David Tobing
TRIBUNPEKANBARU.coM, SIAK - Jika berkunjung ke Riau, tidak afdal bila belum singgah di Siak Sri Indrapura. Siak Sri Indrapura telah menjadi representasi sejarah kerajaan Melayu, karena masih banyak peninggalan kerajaan yang tersisa dan wajib dikunjungi.
Selain Istana Siak yang bernama Asserayah Alhasyimiyah, masjid kerajaan yang masih berdiri hingga sekarang juga wajib dikunjungi sebagai situs cagar budaya Siak.
Masjid Kerajaan itu bernama masjid Syahabuddin, berada sekitar 300 meter dari istana Siak arah ke pinggir sungai.
Selain mempunyai nilai sejarah yang tinggi dalam khazanah kerajaan Melayu, bangunan masjid ini juga sangat unik.
Bangunan masjid tampak mungil namun terkesan mewah sebagai masjid kerajaan pada masanya. Unik namun mempunyai sentuhan khas Melayu Riau.
Menurut keterangan Ketua Pengurus Masjid Syahabuddin, Husni Merza, masjid Syahabuddin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim.
Masjid itu dibangun pada 1882 silam, pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I.
“Bangunan masjid Syahabuddin kala itu sangat sederhana, bahan bangunannya juga terbuat dari kayu. Jadi masjid Syahabuddin yang ada sekarang itu dibangun pada masa Sultan Syarif Kasim II,” kata Husni Merza, Jumat (23/4/2021).
Pada pemerintahan Sultan Syarif Kasim II, yakni 1926 barulah masjid Syahabuddin dipindahkan ke tempat yang sekarang.
Masjid ini sudah dibangun permanen, terletak di Jalan Sultan Ismail, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak.
“Dari berbagai literatur, arsitektur bangunan masjid merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, Turki dan Melayu,” kata dia.
Masjid ini berdenah persegi silang, dengan luas bangunan hanya 399.6 m2. Pintu masuk berada di sisi Timur, Utara, dan Selatan bangunan. Bangunan utama ditopang tiang bulat silinder dari beton dengan formasi membentuk lingkaran. Pintu dan jendela bagian atas membentuk lengkung kubah. Lengkung kubah di atas pintu dan jendela pada bagian dalam berhiaskan kaligrafi ayat -ayat Alquran berbahan ekuningan.
Atap masjid berupa atap sirap yang pada bagian puncaknya berbentuk "kuncup teratai". Sementara mihrabnya berukuran tinggi 2,4 m, lebar 104 cm, dan panjang 210 cm.
Di dalam masjid terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu bermotif daun, sulur dan bunga.
“Masjid Syahabuddin ini adalah masjid kebanggaan kita masyarakat Siak, sampai saat ini masjid masih terpelihara dengan sangat baik, pengelolaannya saat ini sama dengan masjid pada umumnya yakni ada pengurus,” kata Husni Merza.