Bukti Ajal Tiba Tak Mengenal Tempat, Pria di Pekanbaru Ini Meninggal Dunia Dalam Kondisi Duduk
Apa yang terjadi ini menjadi bukti bahwa Ajal tiba tidak mengenal tempat, Pria di Pekanbaru meninggal dunia dalam posisi duduk di depan toilet SPBU
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
"Mayat korban lalu dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau," jelas Kapolsek Bukit Raya, AKP Arry Prasetyo.
Saat ditemukan, dirincikan Arry, korban posisinya duduk di kursi dan memakai baju kaos merah maroon kombinasi lengan hitam, serta memakai celana jeans panjang.
Setelah diperiksa, tidak ada tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.
"Korban diduga meninggal dunia karena sakit, karena ditemukan bungkusan plastik berwarna hitam yang berisikan obat-obatan, seperti obat maag dan lambung ) atas nama korban," urai Kapolsek.
Selain itu ditemukan pula bungkusan plastik bewarna merah yang berisikan perlengkapan parkir.
Mayat Tak Digauli, Ini Pengakuan Pelaku Lucuti Baju Jasad Wanita Paruh Baya Usai Dibunuh dengan Keji
Usai dibunuh dengan keji, mayat wanita paruh baya dilucuti bajunya oleh pelaku. Bukan untuk digauli, begini pengakuannya pada polisi.
Sungguh keji dan sangat tidak berperikemanusiaan apa yang telah dilakukan seorang pemuda di Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau ini.
Pemuda berinisial PS alias Rudi (21) melakukan penganiayaan berat yang menyebabkan seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial S (51) meninggal dunia.
Lebih keji, usai dibunuh, baju yang melekat pada jasad wanita paruh baya itu dilucuti, lalu digeletakkan begitu saja di pinggir jalan.
Pelaku menghabisi nyawa korban karena tersinggung, wanita berusia 51 tahun ini menurut pengakuan pelaku kerap berkata kasar padanya hingga pelaku berniat menghabisinya.
Tanpa merasa bersalah pelaku melenggang pergi usai meninggalkan mayat korban tanpa busana setelah puas membalaskan dendamnya menghabisi nyawa wanita paruh baya itu.
Niat untuk menghabisi nyawa korban muncul setelah pelaku merasa tersinggung dengan perkataan korban yang kerap memarahinya perihal brondolan sawit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pihak kepolisian Polsek Kempas, pelaku mengakui sakit hati terhadap korban.
Pelaku menyebut, ia selalu dimarahi korban setiap menjual berondolan sawit dengan kata-kata,’jangan yang busuk-busuk dijual’.